Copenhagen (AFP/ANTARA) â Denmark menyusun laporan
terkait apakah sunat yang dilakukan kepada laki-laki sesuai dengan
pedoman, kata perdana menteri negara tersebut pada Kamis.
Kontroversi seputar sunat laki-laki non-medis berkembang pada awal musim panas ini ketika media Denmark mengungkapkan bahwa Badan Kesehatan Nasional tidak memantau tempat praktik sunat.
âKami harus memastikan bahwa hal-hal terkait sunat itu ditangani secara tepat. Dan pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukannya. Kami akan menyelidiki apakah rekomendasi Badan Kesehatan Nasional sedang dipenuhi,â kata Perdana Menteri Helle Thorning-Schmidt kepada harian nasional Politiken Online.
Di bawah aturan dewan kesehatan, dokter harus hadir selama sunat laki-laki, yang secara luas dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Muslim di seluruh dunia.
Kepala Denmark Rabbi Bent Lexner menyatakan pada Kamis bahwa dokter selalu hadir selama sunat, yang mana dalam agama Yahudi sunat dilakukan selama upacara keagamaan oleh seorang rabi.
Juru bicara untuk Danish Society of the Islamic Faith menyatakan bahwa bantuan medis juga dilakukan dalam sunat yang dilakukan kepada anak laki-laki Muslim.
Sementara tidak ada pelarangan pada sunat laki-laki di Denmark, sunat perempuan â atau dikenal juga sebagai pemotongan alat kelamin perempuanâ dilarang dan keluarga tidak mengizinkan anak-anaknya di luar negeri untuk melakukan praktek tersebut di tempat lain.(kn/ml)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar