Monday, 11 July 2011 04:36
Seseorang
yang dipercaya mampu membayar hutngnya dengan cara tertentu maka ia
boleh bersedekah walaupun masih memiliki hutang. Sedangkan bagi orang
yang tidak memiliki penghasilan atau sesuatu yang kelak dapat digunakan
untuk melunasi hutnag-hutangnya, maka lebih baik dan lebih utama jika ia
melunasi hutangnya terlebih dahulu daripada bersedekah. Sebab, melunasi
hutang
adalah wajib, sedangkan sedekah adalah sunnah, maka sebaiknya ia tidak
melakukan yang sunnah dengan meninggalkan yang wajib.
Adapun
bagi orang yang yang memiliki keyakinan kuat kepada Allah, bahwa Allah
Maha memberikan rezeki dan akan melipatgandakan harta yang disedekahkan,
ia boleh bersedekah walau masih punya hutang. Hal tersebut dicontohkan
oleh Rasulullah Saw dan para sahabat. Sayyidina Umar bin Khattab RA
bahwa suatu hari seorang pria datang kepada Nabi Saw dan membantu beliau
untuk memberikan sesuatu kepadanya. Maka beliau Saw. berkata:
“Saat
ini aku tidak memiliki apa-apa. Akan tetapi, belilah barang kebutuhanmu
atas namaku, nanti akan kubayar ketika akan mendapatkan harta.”
Mendengar ucapan beliau Saw. maka Sayyidina Umar berkata:
“Duhai Rasulullah, Allah memaksakanmu untuk melakukan sesuatu ketika engkau tidak mampu”.
Rasulu
kurang senang mendengar ucapan Sayyidina Umar tersebut. Maka pada
saaati itu juga seorang sahabat Anshar berkata kepada beliau:
“Duhai Rasulullah, berdermalah dan jangan pernah merasa khawatir, Allah yang memiliki ‘Arsy tidak akan membuatmu kekurangan.”
Rasulullah pun tersenyum dan wajahnya nampak bahagia mendengar ucapan sahabat Anshar tadi. Beliau Saw kemudian berkata, “aku memang diperintahkan untuk berbuat seperti ini.” (HR. Tirmidzi dalam kitabnya asy-Syamâ’il).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar