Dipublikasikan pada 12 November 2011
Hits: 1506
Bacaan Khutbah pertama
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ .
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Sidang Jum’at rahimakumullah
Ingatlah, wahai kaum muslimin, sungguh
kemaksiatan selalu membayangi kita, kapan dan di mana saja kita berada.
Kemaksiatan adalah senjata syetan yang tersohor. Dia membisikkan bujuk
rayu dan tipuan kepada hati agar melakukan dosa .
Bagaimana hati manusia dapat terkena
bujuk rayu syetan? jawabannya, karena manusia tidak taat kepada Allah
Ta’aala. Sungguh, amal pekerjaan manusia tidak akan sempurna tanpa bekal
ketaqwaan. Dan tidaklah benar ketaqwaan tanpa dasar ilmu.
Perumpamaannya adalah seperti buah yang baik, aromanya enak dan rasanya
lezat. Aromanya adalah ilmu dan nasehat, sedangkan rasanya adalah amal
perbuatan.
Sungguh manusia tergantung pada hatinya,
sebab ia memberi komando kepada semua anggota tubuh, mulai akal pikiran
sampai kepada panca indera. Sehingga apabila hatinya baik maka baik
pula anggota badan yang lainnya, tetapi apabila jahat maka binasalah
semua anggota yang lainnya.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ فِي
الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا
فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ. (رواه البخاري
ومسلم
“Ingatlah dalam badan ada segumpal
daging, jika ia baik maka baiklah semua badannya, jika ia rusak, maka
rusaklah semua badannya. Ingatlah dia adalah hati.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Ketahuilah bahwa hati manusia dibagi tiga macam:
Pertama: hati yang
sehat/shahih, yaitu hati yang bersih dan terlepas dari selubung syahwat
dan kegelapan syubhat. Pemilik hati ini adalah orang-orang yang bertaqwa
kepada Allah Ta’aala. Ia senantiasa melakukan amal shalih dengan ikhlas
dan mematuhi aturan Allah dan Rasulnya.
FirmanNya:
“(Yaitu) di hari harta dan anak laki-laki tiada berguna, kecuali bagi orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’araa: 88-89)
“(Yaitu) di hari harta dan anak laki-laki tiada berguna, kecuali bagi orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’araa: 88-89)
Kedua: Hati yang mati,
yaitu lawan dari hati yang sehat. Pemilik hati ini adalah orang-orang
kafir. Mereka tidak mengimani Allah, tidak mengakui bahwa hanya kepada
Allah Ta’ala ibadahnya ditujukan, serta tidak mempercayai nama-nama dan
sifat Allah Ta’ala. Setiap tindakannya hanya menuruti hawa nafsu semata.
Hawa adalah pemimpin dan syahwat adalah prinsip. Mereka jauh dari
ketaatan kepada Allah Ta’ala. Sungguh merupakan tempat yang nyaman bagi
syetan untuk mengajak kepada kebinasaan.
Ketiga, Hati yang
sakit, Yaitu hati yang berada di antara hati yang sehat dan mati.
Pemiliknya adalah orang-orang munafik. Ia mengaku beriman, beramal
shalih, bertawakkal, namun lebih menyukai riya’,ujub, sombong, bila
berjanji tidak ditepati, bila berkata tidak bisa dipegang. Allah Ta’ala
berfirman:
“Di hati mereka ada penyakit, lalu
ditambah Allah penyakit-nya. Bagi mereka adzab yang pedih disebabkan
kedustaannya”. (QS. Al-Baqarah: 10).
Salah satu syarat untuk meraih badan
yang sehat adalah menjauhkan diri dari makanan yang dapat menyebabkan
sakit. Begitu pula dengan hati, bila ingin hati yang sehat maka
jauhkanlah hati dari faktor-faktor yang merusaknya. Antara lain fitnah
syahwat dan syubhat. Fitnah syahwat dapat berasal dari wanita, anak,dan
kekayaan harta. Allah Ta’ala berfirman:
“Dijadikan indah dalam pandangan manusia
kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,
anak-anak,harta yang banyak dari jenis emas,perak,kuda pilihan, binatang
ternak dan sawah ladang.” (QS. Ali Imran:14)
Sidang Jum’at rahimakumullah.
Sungguh fitnah wanita sangat berbahaya dan dahsyat. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً هِيَ أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ. (متفق عليه
“Tidak kutinggalkan sesudah matiku suatu
fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari fitnah wanita.”
(Muttafaq alaih)
Fitnah dari wanita sangat banyak sekali
ragamnya, antara lain dalam hal pakaian. Tak dapat dipungkiri bahwa jika
seorang wanita keluar dari rumahnya tanpa menjaga auratnya, maka syetan
akan menjadikan ia menarik pandangan mata lelaki. Tidak hanya satu
laki-laki yang tergoda tetapi puluhan, ratusan dan bahkan lebih. Hal
itulah yang menyebabkan jatuhnya akhlak kaum lelaki, sehingga sangat
jorok. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
صِنْفَانِ مِنْ
أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا؛ قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ
الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ
مُمِيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ
لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا، وَإِنَّ رِيْحَهَا
لَتُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا. (رواه مسلم
“Dua manusia dari ahli Neraka yang belum ku lihat di zamanku, yaitu kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor sapi. Mereka memukul manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berjalan berlenggak-lenggok kepala mereka seperti punuk unta yang condong., mereka tidak akan masuk Surga. Dan sesungguhnya bau Surga bisa tercium dari jarak yang sangat jauh” (HR.Muslim)
Wanita mempunyai sifat yang kurang
mulia, antara lain: mudah mengeluh, suka menuntut, suka membicarakan
orang lain(ghibah), kurang pandai berterimah kasih kepada suami. Seorang
istri yang kurang puas terhadap kondisi ekonomi dan sosial yang telah
diusahakan suaminya, sering kali tidak sabar dan mendesak suaminya untuk
berbuat kolusi, korupsi, berkhianat, dan tindakan maksiat lainnya.
Memang tidak semua wanita seperti itu, hanya wanita yang shalihahlah
yang tidak melakukan seperti itu. Merekalah perhiasan dunia yang
terbaik, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
اَلدُّنْياَ مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ. (رواه مسلم
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)
Maka bagi kita, haruslah berhati-hati
dengan fitnah wanita dan wajib untuk mendidik istri, anak dan
saudari-saudari kita agar menutup auratnya dan menjaga kehormatannya,
sehingga dapat menjadi wanita yang shalihah.
Anak dapat membutakan orang tua dari
kebenaran. Demi anak orang tua rela mengorbankan
keimanannya,kejujurannya. Bahkan kadang kala mampu menjerat orang tua
untuk bermalas-malasan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala, bakhil dalam
berinfaq, bershadaqah, maupun zakat. Kepentingan sang anak dijadikan
alasan atas kebakhilannya, kemalasan dalam beribadah kepada Allah
Ta’ala. Allah berfirman:
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah bagimu. Dan di sisi Allahlah pahala yang besar.” (QS. At-Thaghabun: 15)
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
اَلْوَلَدُ مَحْزَنَةٌ مَجْبَنَةٌ مَجْهَلَةٌ مُبْخَلَةٌ.
“Anak itu (dapat mendatangkan)
kesedihan, rasa takut, kebodohan dan kebakhilan.” (HR. Ath-Tabrani,
dishahihkan oleh Syekh Al-Albani)
Maka wajiblah bagi orang tua untuk bersabar dan istiqomah dalam menjaga anak sebagai amanat dari Allah Ta’aala.
Sidang Jum’at rahimakumullah.
Ketahuilah bahwa fitnah harta merupakan
awal kebobrokan akhlaq manusia. Korban dari fitnah ini senantiasa haus
dan lapar untuk menimbun harta. Ia membanting tulang siang malam untuk
harta, tidak ada waktu untuk yang lain. Bahkan ia rela melepas
kejujurannya, dan keimanannya untuk digadaikan demi harta. Kekayaan dan
harta membuat ia lupa kepada Allah Ta’ala. Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam bersabda:
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ. (حديث حسن رواه الترمذي
“Tiap umat mempunyai cobaan dan ujian
sendiri-sendiri dan fitnah cobaan umatku adalah kekayaan harta.” (HR.
Tirmidzi, sanadnya hasan disepakati oleh Adz-Dzahabi)
Sidang Jum’at rahimakumullah.
Selain fitnah syahwat, ada fitnah yang
lain yang tak kalah berbahayanya, yaitu fitnah syubhat. Apakah fitnah
syubhat itu?Yaitu fitnah atau ujian yang ditimbulkan dari sesuatu yang
status halal haramnya. Hal ini sering menimpa orang-orang yang telah
belajar dan menerima ilmu, tetapi tidak memahaminya dan tidak amanah .
Dengan ilmunya yang minim, ia merasa telah mengetahui dien Islam, lalu
memahaminya dengan seenaknya . Ia tidak tahu dimana kebenaran yang haq
itu berada?.
Pendapatnya salah tetapi ia tidak tahu
letak kesalahannya dan tidak mau menerima pendapat yang benar dari pihak
lain. Yang halal dikatakan haram, yang sunnah dikatakan bid’ah. Ia
menjadi fitnah bagi orang lain. Akibat dari fitnah syubhat adalah taqlid
buta atau mengikuti pendapat orang lain tanpa ilmu. Taklid yang tidak
diperbolehkan apabila mengikuti adat istiadat atau ajaran nenek moyang
yang bertentangan dengan ketentuan dari Allah Ta’ala, mengikuti pendapat
orang lain yang tidak mengetahui proporsionalitasnya (kebenarannya).
Tetapi diperbolehkan mengikuti pendapat orang yang diketahui telah
berusaha keras dan konsekwen dalam ketaatannya kepada Allah Ta’ala dan
RasulNya. Hanya ketentuan Allah dan RasulNya yang layak dijadikan dalil
dan hujah serta harus diikuti. Sungguh tidak ada pendapat manusia yang
layak untuk didikuti kecuali pendapat Rasulullah. Malik bin Anas berkata
:
لَيْسَ أَحَدٌ بَعْدَ النَّبِيِّ إِلاَّ يُؤْخَذُ مِنْ قَوْلِهِ وَيُتْرَكُ إِلاَّ النَّبِيَّ .
“Tidaklah seorangpun sepeninggal Nabi n
yang patut diikuti perkataannya dan ditinggalkan, kecuali perkataan
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ” (harus diikuti semuanya).
Maka marilah kita menimba ilmu dengan
bersungguh-sungguh dan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah dengan pemahaman para salafus shalih untuk selamat dari
bahaya fitnah Syubhat.
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ، أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ؛
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Saya mengajak para jama’ah dan diri saya
sendiri untuk bertaqwa dan memerangi syetan yang senantiasa menggoda
manusia dengan tipuan-tipuannya. Senjata yang bisa kita gunakan yaitu
pertama: Keyakinan yang shahih berdasar Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah
n. Inilah yang menghancurkan syubhat dan khayalan-khayalan kosong.
Kedua; Kesabaran, dengan inilah kita dapat memberangus syahwat dan hawa
nafsu. Allah berfirman:
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu
pimpinan yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka
bersabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami”. (QS. As-Sajdah: 24)
Demikian khotbah Jum’at ini
mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Ya Allah lindungilah kami dari
segala macam bahaya, dan kesukaran, serta berilah kemudahan untuk
mengatasi-nya.
إِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar