Dipublikasikan pada 23 June 2011
Hits: 1194
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ
مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً
وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ
كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛
فَإِنْ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ
اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ
بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Segala puji bagi Allah, Rabb dan
sesembahan sekalian alam, yang telah mencurahkan kenikmatan dan
karuniaNya yang tak terhingga dan tak pernah putus sepanjang zaman
kepada makhluk-Nya. Baik yang berupa kesehatan, kesempatan sehingga pada
kali ini kita dapat menunaikan kewajiban shalat Jum’at.
Semoga shalawat dan salam tercurahkan
kepada pemimpin dan uswah kita Nabi Muhammad, yang melalui
perjuangannyalah, cahaya Islam ini sampai kepada kita, sehingga kita
terbebas dari kejahiliyahan, dan kehinaan. Dan semoga shalawat serta
salam juga tercurahkan kepada keluarganya, para sahabat dan pengikutnya
hingga akhir zaman.
Pada kesempatan kali ini tak lupa saya
wasiatkan kepada diri saya pribadi dan kepada jama’ah semuanya, agar
kita selalu meningkatkan kwalitas iman dan taqwa kita, karena iman dan
taqwa adalah sebaik-baik bekal untuk menuju kehidupan di akhirat kelak.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat
menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi
setiap amal, menurut tuntunan Islam, tauhidlah yang akan menghantarkan
manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam
akhirat nanti. Dan amal yang tidak dilandasi dengan tauhid akan sia-sia,
tidak dikabulkan oleh Allah dan lebih dari itu, amal yang dilandasi
dengan syirik akan menyengsarakannya di dunia dan di akhirat.
Sebagaimana Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan
kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelum kamu, ‘jika kamu mempersekutukan
(Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk
orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja yang kamu
sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. (Az-Zumar: 65-66)
Hamba Allah yang beriman ...
Tauhid bukan sekedar mengenal dan
mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah, bukan sekedar
mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan)Nya dan wahdaniyah (keesaan)Nya dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan sifatNya.
Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah
Allah, bahkan mengakui keesaaan dan kemahakuasaan Allah dengan
permin-taannya kepada Allah melalui Asma dan sifat-Nya. Kaum Jahiliyah
Kuno yang dihadapi Rasulullah juga meyakini bahwa pencipta. Pengatur,
Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah. Sebagaimana Allah
berfirman:
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan
kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka
akan menjawab: “Allah.” (Luqman: 25).
Namun kepercayaan mereka dan keyakinan
mereka itu belumlah menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat
Muslim, yang beriman kepada Allah. Dari sini lalu timbullah pertanyaan:
“Apakah hakikat tauhid itu?”
Hamba Allah, yang beriman ...
Hakikat Tauhid, ialah pemurnian ibadah
kepada Allah, yaitu: menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni
dan konsekuen, dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala
laranganNya dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut
kepadaNya. Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah. Dan
sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid. Mulai Rasul
yang pertama, Nuh, hingga Rasul terakhir, yakni nabi Muhammad n.
Sebagaimana firman Allah:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.” (Adz-Dzariyat: 56).
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja)
dan jauhilah thaghut.” (An-Nahl: 36)
Sesungguhnya tauhid tercermin dalam
kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah. Maknanya, tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan
tidak ada ibadah yang benar kecuali ibadah yang sesuai dengan tuntunan
rasul yaitu As-Sunnah. Orang yang mengikrarkannya akan masuk Surga
selama tidak dirusak syirik atau kufur akbar.
Sebagaimana firman Allah:
“Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah
orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang
yang, mendapat petunjuk.” (Al-An’am: 82)
Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan,
“Ketika ayat ini turun, para sahabat merasa sedih dan berat. Mereka
berkata siapa di antara kita yang tidak berlaku dzalim kepada diri
sendiri lalu Rasul menjawab:
لَيْسَ ذَلِكَ، إِنَّمَا
هُوَ الشِّرْكُ، أَلَمْ تَسْمَعُوْا قَوْلَ لُقْمَانَ لاِبْنِهِ: {يَا
بُنَيَّ لاَ تُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ}. (متفق
عليه).
“Yang dimaksud bukan (kedzaliman)
itu, tetapi syirik. Tidak-kah kalian mendengar nasihat Luqman kepada
puteranya, ‘Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah.
Sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar suatu kedzaliman yang
besar.” (Luqman: 13) (Muttafaqun alaih).
Ayat ini memberi kabar gembira kepada
orang-orang yang beriman yang mengesakan Allah. Orang-orang yang tidak
mencampur-adukkan antara keimanan dengan syirik serta menjauhi segala
perbuatan syirik. Sungguh mereka akan mendapatkan keamanan yang sempurna
dari siksa Allah di akhirat. Mereka itulah yang mendapatkan petunjuk di
dunia.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah ...
Jika dia adalah seorang ahli tauhid yang murni dan bersih dari noda-noda syirik serta ikhlas mengucapkan “laa ilaaha illallah”
maka tauhid kepada Allah menjadi penyebab utama bagi kebahagiaan
dirinya, serta menjadi penyebab bagi penghapusan dosa-dosa dan
kejahatannya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam sabda Rasulullah yang
diriwayatkan ‘Ubadah bin Ash-Shamit:
مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةُ
حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّهَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ
الْعَمَلِ. (رواه البخاري ومسلم).
“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu
bagiNya, dan Muham-mad adalah hamba dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa
Isa adalah hamba Allah, utusanNya dan kalimat yang disampaikanNya
kepada Maryam serta ruh dari padaNya, dan (bersaksi pula bahwa) Surga
adalah benar adanya dan Nerakapun benar adanya maka Allah pasti akan
memasukkan ke dalam Surga, apapun amal yang diperbuatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Maksudnya, segenap persaksian yang
dilakukan oleh seorang Muslim sebagaimana yang terkandung dalam hadist
tadi berhak memasukkan dirinya ke Surga. Sekalipun dalam sebagian amal
perbuatannya terdapat dosa dan maksiat. Hal ini sebagaimana ditegaskan
di dalam hadist qudsi, Allah berfirman:
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ
لَوْ أَتَيْتني بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا، ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ
تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً. (حسن، رواه
الترمذي والضياء).
“Hai anak Adam, seandainya kamu
datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau
ketika menemuiKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu sedikitpun, niscaya
aku berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. At-Tirmidzi dan Adh-Dhiya’, hadist hasan).
Hadist tersebut menegaskan tentang
keutamaan tauhid. Tauhid merupakan faktor terpenting bagi kebahagiaan
seorang hamba. Tauhid merupakan sarana paling agung untuk melebur
dosa-dosa dan maksiat.
Hamba Allah yang beriman ...
Jika tauhid yang murni terealisasi dalam
hidup seseorang, baik secara pribadi maupun jama’ah, niscaya akan
menghasilkan buah yang sangat manis. Di antara buah manis yang didapat
adalah:
- Tauhid memerdekakan manusia dari segala per-budakan dan penghambaan kecuali kepada Alah. Memerdeka-kan fikiran dari berbagai khurofat dan angan-angan yang keliru. Memerdekakan hati dari tunduk, menyerah dan menghinakan diri kepada selain Allah Memerdekakan hidup dari kekuasaan Fir’aun, pendeta dan thaghut yang menuhankan diri atas hamba-hamba Allah.
- Tauhid membentuk kepribadian yang kokoh. Arah hidup-nya jelas, tidak menggantungkan diri kepada Allah. Kepada-Nya ia berdo’a dalam keadaan lapang atau sempit.
Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak. Suatu saat ia menyembah orang yang hidup, pada saat lain ia menyembah orang yang mati. Orang Mukmin menyembah satu Tuhan. Ia mengetahui apa yang membuatNya ridla dan murka. Ia akan melakukan apa yang membuatNya ridha, sehingga hati menjadi tentram. Adapun orang musyrik, ia menyembah tuhan-tuhan yang banyak. Tuhan ini menginginkan ke kanan, sedang tuhan yang lainnya menginginkan ke kiri. - Tauhid mengisi hati para ahlinya dengan keamanan dan ketenangan. Tidak merasa takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat celah-celah kekhawatiran terhadap rizki, jiwa dan keluarga. Ketakutan terhadap manusia, jin, kematian dan lainnya menjadi sirna. Seorang Mukmin hanya takut kepada Allah. Karena itu ia merasa aman ketika kebanyakan orang merasa ketakutan, ia merasa tenang ketika mereka kalut.
- Tauhid memberikan nilai Rohani kepada pemilik-nya. Karena jiwanya hanya penuh harap kepada Allah, percaya dan tawakal kepadaNya, ridha atas qadar (ketentuan) Nya, sabar atas musibah serta sama sekali tak mengharap sesuatu kepada makhluk. Ia hanya menghadap dan meminta kepadaNya. Bila datang musibah ia segera mengharap kepada Allah agar segera dibebaskan darinya. Ia tidak meminta kepada orang-orang mati. Syi’ar dan semboyannya adalah sabda Rasul:
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ. (رواه الترمذي وقال حسن صحيح).
Bila kamu meminta maka mintalah kepada Allah. Dan bila kamu memohon pertolongan maka mohonlah kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih)
Bila kamu meminta maka mintalah kepada Allah. Dan bila kamu memohon pertolongan maka mohonlah kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih)
- Tauhid merupakan dasar persaudaraan dan keadilan. Karena tauhid tidak membolehkan pengikutnya mengambil tuhan-tuhan selain Allah di antara sesama mereka. Sifat ketuhanan hanya milik Allah satu-satunya dan semua manusia wajib beribadah kepadaNya. Segenap manusia adalah hamba Allah dan yang paling mulia di antara mereka adalah Muhammad n kemudian orang yang paling bertaqwa.
Itulah buah manis dari Tauhid yang akan
membebaskan pelakunya dari kehinaan dan kesengsaraan dan Tauhidlah yang
akan mengembalikan kehormatan Islam dan Muslimin, mengembalikan harga
diri dan kemuliaan Islam dan Muslimin, dan menaikkan derajat dan
martabat Islam dan Muslimin di atas segala kehinaan yang selama ini
dialami oleh kaum Muslimin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيَّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah ...
Kembali pada khutbah yang kedua ini,
saya mengajak diri saya dan jama’ah untuk senantiasa meningkatkan iman
dan taqwa kepada Allah dengan sesungguhnya. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad, kepada para sahabatnya,
keluarganya dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Kemudian dari khutbah yang pertama tadi dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:
- Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukannya.
- Hakekat Tauhid, ialah pemurnian ibadah kepada Allah, yaitu: meghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekwen, dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepadaNya.
- Tauhid menyebabkan pemiliknya dihapuskan dari segala dosa.
- Tauhid yang terealisasi dalam hidup seseorang, akan menghasilkan buah yang sangat manis, yaitu:
- Tauhid memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan penghambaan.
- Tauhid membentuk kepribadian yang kokoh.
- Tauhid mengisi hati para ahlinya dengan keamanan dan ketenangan.
- Tauhid memberikan nilai ruhiyah kepada pemiliknya.
- Tauhid merupakan dasar persaudaraan dan persamaan.
Karena itu, marilah pada kesempatan kali
ini kita berdo’a kepada Allah, memohon ampunan atas segala dosa syirik
yang pernah kita lakukan dan kita memohon agar kita dijauhkan dari
segala perbuatan syirik dan pelaku-pelakunya. Kemudian pula kita memohon
kepada Allah agar kita dihindarkan dari kehinaan dan diangkat derajat
kita di dunia dan di Akhirat.
إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ
صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ.
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
اَللَّهُمَ أَعِزَّ
اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ،
وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ
عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ
صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.
اَللَّهُمَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ فِيْنَا وَلاَ يَرْحَمُنَا.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar