Senin, 30 Mei 2011

12 Rahasia Kejahatan Yahudi dalam Kitab Suci

12 Rahasia Kejahatan Yahudi dalam Kitab Suci


Salah satu kejahatanYahudi yang disebut Al-Quran adalah suka memutar lidah alias memalsukan
Oleh Henri Shalahuddin*

IDE mendirikan negara Yahudi dalam perkembangan gerakan Zionis, sebenarnya banyak dipengaruhi oleh Theodore Herzl. Dalam tulisannya, Der Jadenstaat (Negara Yahudi), dia mendorong organisasi Yahudi dunia untuk meminta persetujuan Turki Usmani sebagai penguasa di Palestina agar diizinkan membeli tanah di sana. Kaum Yahudi hanya diizinkan memasuki Palestina untuk melaksanakan ibadah, bukan sebagai komunitas yang punya ambisi politik (lihat: Palestine and The Arab-Israeli Conflict, 2000: 95). Keputusan ini memicu gerakan Zionis radikal. Bersamaan dengan semakin melemahnya pengaruh Turki Usmani, para imigran Zionis berdatangan setelah berhasil membeli tanah di Palestina utara. Imigrasi besar-besaran ini pun berubah menjadi penjajahan tatkala mereka berhasil menguasai ekonomi, sosial, dan politik di Palestina dengan dukungan Inggris (Israel, Land of Tradition and Conflict, 1993:27).

Berakhirnya Perang Dunia I, Inggris berhasil menguasai Palestina dengan mudah. Sherif Husein di Mekah yang dilobi untuk memberontak kekuasaan Turki juga meraih kesuksesan. (1948 and After: Israel and Palestine, 1990:149). Rakyat Palestina semakin terdesak dan menjadi sasaran pembantaian. (2000:173). Agresi Zionis terus berlanjut, 360 desa dan 14 kota yang didiami rakyat Palestina dihancurkan dan lebih 726.000 jiwa terpaksa mengungsi. Akhirnya pada Jumat, 14 Mei 1948, negara baru Israel dideklarasikan oleh Ben Gurion, bertepatan dengan 8 jam sebelum Inggris dijadwal meninggalkan Palestina. Untuk strategi mempertahankan keamanannya di masa berikutnya, Israel terus menempel AS hingga berhasil mendapat pinjaman 100 juta $US untuk mengembangkan senjata nuklir.

Elisabeth Diana Dewi dalam karya ilmiahnya, The Creation of The State of Israel menguraikan bahwa secara filosofi, negara Israel dibentuk berdasarkan tiga keyakinan yang tidak boleh dipertanyakan: (a) tanah Israel hanya diberikan untuk bangsa pilihan Tuhan sebagai bagian dari Janji-Nya kepada mereka. (b) pembentukan negara Israel modern adalah proses terbesar dari penyelamatan tanah bangsa Yahudi. (c) pembentukan negara bagi mereka adalah solusi atas sejarah penderitaan Yahudi yang berjuang dalam kondisi tercerai berai (diaspora). Maka, merebut kembali seluruh tanah yang dijanjikan dalam Bibel adalah setara dengan penderitaan mereka selama 3000 tahun. Oleh sebab itu, semua bangsa non-Yahudi yang hidup di tanah itu adalah perampas dan layak untuk dibinasakan.
Yahudi dalam Al-Quran
Fakta fenomenal saat ini yang menggambarkan arogansi, kecongkakan, dan penindasan Yahudi terhadap kaum muslimin adalah hikmah yang harus diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS.17:4). Dalam tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa maksud fil ardhi dalam ayat itu adalah bumi Syam yang meliputi Suriah, Palestina, Libanon, Yordan, dan sekitarnya.
Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Yahudi. Bahkan nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di antara makna bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap kaum beriman ialah orang Yahudi dan musyrik (QS. 5:82).
Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang memastikan kemenangan jika mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan sebenarnya Yahudi adalah bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia, dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24 menggambarkan bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama masih ada sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi Musa dan Tuhannya berperang sendiri.
Oleh karena itu Al-Quran menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi kerasnya hati kaum Yahudi. Sebab masih ada batu yang terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada juga yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati kaum Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan berita dusta dan makan dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).
Dua Belas Kejahatan Yahudi
Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelaskan 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah sebagai berikut:
1. Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau mandi bersama mereka. (QS. 33:69)
2. Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)
3. Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS. 2:55 dan 4:153)
4. Mengubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan mengatakan hithah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59
5. Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)
6. Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah. (QS. 2:79)
7. Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)
8. Mengubah Firman Allah. (QS.2:75)
9. Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92)
10. Mengatakan Tangan Allah terbelenggu. (QS.5:64)
11. Menuduh Allah itu fakir. (QS. 3:181)
12. Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka (QS.5:24)
Di samping itu, sosok Nabi yang seharusnya dijadikan suri tauladan, justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam Kejadian pasal 12:10-16 dan 20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina, menjijikkan dan rakus harta benda. Beliau dituduh menjual isterinya yang cantik demi meraih keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah menceritakan beliau sebagai Nabi pemberani yang menghancurkan patung –meskipun harus dilemparkan ke dalam api– dan menyeru ayah dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah memilukan juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau dikisahkan menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk.
Islam adalah musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam adalah satu-satunya agama yang kitab sucinya mengoreksi langsung kesalahan dua agama itu. Ibarat seorang adik, ia berani membongkar kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab itu, kedengkian mereka tidak akan padam dan masih eksis dalam kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian intelektual ini adalah klaim bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa kata Ibrani, seperti diungkapkan Adnin Armas dalam bukunya Metodologi Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim ini dicetuskan oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang rabi dan pendiri Yahudi Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam dari Yahudi?
Jauh sebelumnya, Imam Syafi’i telah menolak tudingan semisal itu dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Sebab semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh semua orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti oleh sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa Arab, bukan karena kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena kata-kata yang dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab, dikenal dan telah digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran.
Anehnya, virus Geiger kini berkembang subur di sebagian umat. Pengacauan studi Islam dan maraknya franchise-franchise hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian institusi pendidikan tinggi Islam sangat potensial melemahkan akidah dan ukhuwah. Fenomena ini perlu dipertimbangkan para tokoh umat, di samping fatwa tentang pemboikotan produk Israel dan Amerika yang sering digalakkan di tengah masyarakat.
*)Penulis adalah peneliti INSITS.

Kamis, 26 Mei 2011

Jumlah Mualaf Kian tak Terkendali, Kaum Ortodoks Rusia Ajak Umat Lain Bendung Syiar Islam

Jumlah Mualaf Kian tak Terkendali, Kaum Ortodoks Rusia Ajak Umat Lain Bendung Syiar Islam

Rabu, 13 April 11
MOSKOW - Di masa lalu, misionaris Protestan pernah sukses memurtadkan banyak warga di daerah tradisional Muslim di Federasi Rusia, dulu Uni Soviet. Seiring waktu, banyak anak keturunan mereka yang kemudian beralih menjadi Muslim, agama lama orang tuanya.
Hal ini, membuat gerah Gereja Ortodoks di negara itu. Mereka mengajak kelompok lain, antara lain Gereja Protestan, untuk membendung syiar Islam. Namun, gereja Protestan menyatakan penolakannya.
Hal ini terungkap dalam sebuah wawancara yang diterbitkan dalam edisi terbaru NG-Religii, majalah intern mereka. Dalam artikel itu disebutkan, Uskup Sergey Ryakhovsky, presiden Russian United Union of Evangelical Christians, menentang pendekatan semacam itu yang ia sebut sama seperti ia menentang "Perang Salib di salah satu manifestasi mereka."
Ryakhovsky mengatakan bahwa adalah prinsip mendasar dari gereja Protestan bahwa seorang individu bebas memilih agama apa yang akan dianutnya. "Perbedaan etnis atau agama harus dihormati, kami tidak ingin gereja kami menjadi terlibat dalam benturan dengan pengikut agama lain," katanya.
Pembunuhan baru-baru atas Uskup Artur Suleymanov di Kaukasus Utara, kata Ryakhovsky bukan perang Islam dengan Kristen, meski banyak yang menganggap demikian. "Di Kaukasus Rusia," katanya, "Jumlah imam yang dibunuh jauh lebih besar dari pendeta Kristen."
Ia menganjurkan umat Protestan di Rusia untuk hidup damai dengan tetangganya yang mengaku Islam atau mereka yang baru masuk Islam. "Kita diajarkan untuk menghormati semua orang, apapun budaya dan tradisi mereka."(rpblk)

Subhanallah, 99 Persen Daging Ayam di Denmark Kini Berstatus Halal


Subhanallah, 99 Persen Daging Ayam di Denmark Kini Berstatus Halal
Selasa, 03 Mei 11

COPENHAGEN - Hampir 99 persen daging ayam yang beredar di Denmark kini bersertifikat halal. Pasalnya, daging ayam asal negeri ini sebagian besar juga diekspor ke negeri Eropa lainnya dan menyasar konsumen Muslim.
"Mari kita berpikir dengan frame kepentingan finansial. Ini adalah tentang bagaimana kita menghasilkan devisa," kata Henrik Bunkenborg, pimpinan bagian pangan halal pada Danish Agriculture and Food Council (DAFC), pada Harian Sondagsavisen.
Di Denmark, dimana mayoritas warganya menganut agama Kristen dan ateis, soal halal-haram tak begitu dipentingkan. Sebanyak 97 persen penduduknya mengaku secara reguler mengonsumsi dagiung ayam, dan 67 persen dari mereka tak tahu jika ayam yang disembelih di negeri mereka dilakukan sesuai dengan kaidah Islam.
Bunkenborg menyatakan, adalah kewajiban industri untuk memenuhi ketentuan impor pangan. Apalagi, konsumen mereka menghendaki aturan yang ketat. "Beberapa menempelkan label halal, tapi mereka tak punya kewenangan untuk itu. Ini dilarang," ujarnya.
Penyembelihan hewan belakangan menuai perdebatan di Denmark. Pasalnya, kaidah penyembelihan hewan dalam Islam dinilai bertentangan dengan kemanusiaan. Sebanyak 32 persen warga Denmark menganggap penyembelihan adalah cara-cara tak manusiawi untuk mengambil nyawa hewan. mestinya, kata mereka, hewan-hewan itu dipingsankan dulu sebelum disembelih.
Namun, Danish Consumer Council (DCC) menyatakan, tak masalah dengan cara penyembelihan Islam. "Ini memang masih bisa diperdebatkan. Namun Animal Ethics Council telah menyatakan penyembelihan (secara Islam) diperbolehkan,” kata Camilla Udsen, juru bicara DCC.
Jaffar Mushib menyatakan, ada sejumlah aturan sesuai syariah sebelum hewan disembelih. Ia menyatakan, penyembelihan secara Islam ada cara tersendiri sehingga hewan tak dibuat menderita berkepanjangan sebelum menemui ajal. "Saya sangat menghargai kolaborasi ini," katanya.(rpblk).

Ketika Yusuf Mansur Mencari Tuhan Yang Hilang

Ketika Yusuf Mansur Mencari Tuhan Yang Hilang

“Ketika mereka melupakan apa-apa yang Kami peringatkan kepada mereka, justru Kami bukakan pintu segala kesempatan buat mereka. Maka kemudian ketika mereka merasa senang, merasa gembira, dengan keberhasilan, kesuksesan mereka, tiba-tiba Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, jadilah mereka terdiam berputus asa.” (Al An’am: 44)
Itulah ayat yang tercetak di sampul belakang buku Mencari Tuhan yang Hilang karya Ustadz muda Yusuf Mansyur. Dimana 35 kisah perjalanan spiritual  pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran Bula Santri, Cipondoh, Tangerang dan pimpinan pengajian Wisata Hati ini dalam menepis azab dan menuai rahmat di dalamnya, akan membuat Anda terhenyak, terharu, tercenung. Untuk kemudian merenung. Bahwa kita, bisa jadi termasuk salah satu hamba-Nya yang lalai.
Lalai bisa dimulai dari hal-hal kecil. Bisa dimulai dari menunda-nunda waktu beribadah, hanya karena sedang menjalani rapat atau wawancara kerja. Bisa juga berarti tak bersyukur atas semua nikmatNya yang telah diterima. Bisa pula berarti tak usai berkeluh kesah atas semua derita. Dan bisa pula, tak bercermin atas semua laku perbuatan yang buruk rupa.
Lalai-lalai kecil inipun menggunung. Membawa banyak dampak tak sedap yang disebut-sebut sebagai neraka dunia. Mulai dari putus kerja, sakit yang tak kunjung pulih, belitan hutang, sulit mendapatkan jodoh, ketidakharmonisan rumah tangga, dan setumpuk masalah lainnya.  Secuil neraka dunia inilah yang sempat dicecap oleh seorang Yusuf Mansyur.
***
19 Desember tiga puluh dua tahun yang lalu, Yusuf Mansyur terlahir dari pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrif’ah. Dibesarkan dalam keluarga Betawi yang berkecukupan, Yusuf tumbuh menjadi sosok yang cerdas, namun juga pembangkang. Lulusan terbaik Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di jurusan Informatika namun berhenti tengah jalan karena lebih suka balapan motor. ”Semua hal saya lakukan dengan pertimbangan yang konyol; ’bagaimana nanti saja’ atau ’yang penting selamat dulu’, arogan dan tanpa perhitungan. Tidak pernah saya berpikir apakah yang saya lakukan itu bertentangan dengan hati, melanggar hukum, moral atau tidak,” (hal 1).
Pada tahun 1996, Yusuf terjun di bisnis Informatika. Sayang bisnisnya malah menyebabkan ia terlilit utang berjumlah miliaran. Gara-gara utang itu pula, Ustadz Yusuf merasakan dinginnya hotel prodeo selama 2 bulan. Setelah bebas, Ustadz Yusuf kembali mencoba berbisnis tapi kembali gagal dan terlilit utang lagi. Cara hidup yang keliru membawa Ustadz Yusuf kembali masuk bui pada tahun 1998. ”Di hari kebebasan saya, 25 Juni 1999, abang saya berkata keras kepada saya bahwa sudah saatnya saya melakukan pertaubatan yang serius. Meski hanya sempat menjadi penghuni tahanan tingkat polisi sektor, di mata abang saya hal itu sudah sangat memprihatinkan. Cukup memalukan. Saya dilahirkan dalam keluarga kyai. Saya dibesarkan dengan pendidikan agama yang tidak kurang-kurangnya, plus pengawasan yang lumayan ketat. Tapi kok ya sempat ditahan. Dua kali lagi!
Nah, pada kali kedua inilah abang saya tidak bisa lagi mentolerir. Dia menganggap, bila kali ketiga kemudian terjadi, maka saat itulah riwayat saya akan berakhir.
Saya sempat ragu. Bagaimana mungkin saya bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat, berhenti dari kegiatan-kegiatan kejahatan, merekayasa sesuatu, mencari korban-korban baru, merampok mereka secara halus, sementara banyak hal yang masih harus saya selesaikan. Dan di benak saya hingga saat itu, bahwa tidak mungkin masalah saya selesai kecuali dengan melakukan kejahatan yang lebih besar lagi, yang mana saya hasilnya saya harap bisa menutup semua keburukan saya, untuk kemudian baru berhenti total.
Pikiran-pikiran seperti itulah yang juga terus mendorong saya berbuat keburukan dan aniaya. Tapi yang sesungguhnya terjadi, justru mengantar saya kepada keterpurukan yang luar biasa. Masalah saya semakin besar.” (hal 2-3).
Namun malam itu sekaligus menjadi malam yang istimewa bagi seorang Yusuf Mansyur. ”Malam itu, tanpa sengaja, saya membuka lembaran Al Quran. Mata saya tertumbuk pada ayat 1 sampai dengan ayat 6 surat At Taubah. Saya mengambil poin-poin penting. Ada kata-kata kunci yang membuat saya jadi tertunduk dan menangis sejadi-jadinya. Yaitu, kebebasan; pelepasan dari kemusyrikan yang tidak saya sadari; statement Allah bahwa bertaubat itu lebih baik; memenuhi perjanjian; dari sifat Allah, Ghafur dan Rahim.
Terus, ayat 3-nya, seolah juga tahu bahwa saya ragu untuk bertaubat gaya abang saya, dengan menyatakan: ’Apapun kejadiannya, berhenti total dari semua kejahatan dan perilaku buruk itu adalah lebih baik.’  Kemudian ayat 2-nya, memberi satu isyarat bahwa saya harus berjalan dulu selama 4 bulan (dalam proses pertaubatan).” (hal 4-5)
Seketika, pecahlah tangis Yusuf.
”Air mata saya mengalir deras. Di tengah kezaliman yang saya lakukan, di tengah kedurhakaan dan kemaksiatan yang saya perbuat, Ia, yang Maha Suci, masih sudi ’menengok’ ciptaanNya ini. Dia memberi motivasi, di tengah keputusasaan. Dia juga menemani saya di tengah kesendirian. Dan bahkan di kemudian hari, Dia pun menegur saya secara halus di tengah kelalaian dan kesalahan-kesalahan saya yang baru.” (hal 4)
Malam itu sekaligus menjadi malam yang istimewa bagi seorang Yusuf Mansyur. Karena ”malam itu, saya ’berbicara’ dengan Tuhan.” (hal 4).
***
”Dia tidak hilang dan tidak menghilang. Dia selalu menunggu, selalu mengulurkan tanganNya. Hati yang kotor inilah yang menghalangi melihatNya,” (hal 4)
Itulah rintihan lirih Yusuf dalam kesendiriannya, yang kemudian mengawali 35 perjalanan spiritualnya dalam buku ini. Dimana Yusuf memilih menggunakan nama Luqman Hakim. ”Tokoh Luqman Hakim dalam buku ini bukanlah Luqman Hakim yang diabadikan oleh Allah dalam ayat-ayat Al Quran, sosok tokoh yang saya ciptakan sendiri, sebagai media penuturan saya.” (hal 7)
Perjalanan Luqman Hakim pun dimulai.
***
Dalam dua bab pertama berjudul Tersadarkan (1) dan Tersadarkan (2), Yusuf menuliskan tentang sosok Luqman yang bermimpi didatangi oleh saudara misan dan bundanya yang menuding pertaubatan Luqman sebagai pertaubatan semua. Luqman juga bermimpi dikejar-kejar bak buronan. Yusuf juga menuliskan tentang pengalaman Luqman ketika dua kali dipenjara. ”Pada saat dipenjara yang pertama, Luqman masih mengandalkan tiga hal; kemampuan negosiasi, kekuatan uang, dan sedikit sentuhan kekuasaan dunia (mencari dukungan aparat yang lebih tinggi wewenang dan kekuasaannya.
Di penjaranya yang kedua, Luqman tidak bisa lagi mendapatkan sentuhan tiga hal di atas. Ia sudah tak punya apa-apa dan sudah tak bisa melakukan apa-apa. Bahkan keputusasaan hampir merenggut nyawanya.
Rupanya disinilah perbedaan terletak. Di saat ketidakberdayaannya, ia mendatangi Allah. Di saat kemustahilan membayangi, ia mendatangi Allah. Hasilnya, Luqman malah mendapatkan kebebasan lebih cepat dari yang pertama, yaitu hanya 14 hari masa tahanan. Menurut hitungan matematis dan rasio manusia, tidak mungkin Luqman dapat mengeluarkan dirinya dari kurungan sel. Kasusnya terlalu berat untuk diselesaikan. Apalagi ketiadaan pihak keluarga dan pihak-pihak yang dapat membantu. Bahkan kemungkinan ia akan dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan yang lebih berat lagi. Habislah riwayatnya! Itulah vonis orang atas dirinya.
Ternyata Allah berkehendak lain. Dia menghembuskan sifat Rahman dan RahimNya pada mereka yang berurusan dengan Luqman. Ada banyak keajaiban terjadi. Tanpa kekuatan uang, tanpa kekuatan diplomasi dan negosiasi, kasus Luqman tidak dilanjutkan. ” (hal 28-29)
Disinilah Luqman belajar untuk pasrah dan berbaik sangka pada Allah. Ia juga belajar untuk selalu melibatkan Allah dalam setiap kesulitannya. Saat sakit misalnya. Sebelum ke dokter, ia akan lapor dulu pada Allah—bahwa dirinya sakit dan butuh pertolonganNya. Baru kemudian, berikhtiar dalam upaya mencari kesembuhan. Dengan demikian, Allah pun akan senantiasa menemani perjalanan ikhtiar.
Upaya ikhtiar ini sendiri hendaknya dilakukan kala muhasabah di waktu malam dalam kondisi suci. Bila perlu, sujudlah. ”Luqman sendiri punya kebiasaan; ketika kegelisahan terasa, ketika kesusahan mendera, cepat ia mengambil wudlu dan menggelar sajadah, lalu shalat hajat dua rakaat. Kadang, ia lengkapi munajatnya dengan membaca surah Yasin,” (hal 31).
***
Selepas dari penjara, bermodalkan uang Rp 15 ribu, Yusuf berjualan es di terminal Kali Deres. Malang dikata, tak satupun jualannya laku. Agar esnya awet, ia terpaksa meminjam uang Rp 1500 untuk membeli es batu. Keesokan harinya, Yusuf memberikan lima bungkus es secara cuma-cuma pada pengemis. Subhanallah, setelah itu, semua esnya ludes.
Dari sanalah, suami dari Siti Maemunah ini belajar bahwa sedekah hendaknya dilakukan di awal. Seperti yang dituturkan tokoh Ustadz Basuni pada Luqman dalam buku ini. ”Di sinilah letak pengorbanan yang Allah tunggu. Memang saat mereka bilang nggak ada uang buat sedekah, memang benar demikian adanya. Tapi andai mereka sedikit mau berpikir, dan melihat ke diri mereka, pasti ada jalan untuk bersedekah. Misalkan, masih punya hp yang bagus dan bermerk. Bila ini yang terjadi, jual hpnya dan beli yang murahan. Selisih inilah yang kita keluarkan untuk sedekah. Intip-intip aset kita, ada gak yang bisa dikecilin untuk kemudian kita jadikan modal sedekah. Entah itu aset emas, TV, perabotan rumah tangga, alat elektronik. Cari sesuatu yang bisa membuat kita bersedekah di saat sulit,” (hal 224-225).
Adapun sedekah itu akan mengundang datangnya rezeki, menyembuhkan penyakit, menghilangkan kesulitan, menghalau musibah, dan memperpanjang umur (hal 226).   Berkat sedekah, bisnis Yusuf pun berkembang. Tak lagi berjualan dengan termos, tapi memakai gerobak, Ia juga mulai punya anak buah.
Subhanallah.
***
Hidup Yusuf berubah saat ia berkenalan dengan polisi yang memperkenalkannya dengan LSM. Selama kerja di LSM itulah, Ustadz Yusuf membuat buku ini. Tak dinyana, buku ini mendapat sambutan luar biasa. Yusuf sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari sini, undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Di banyak ceramahnya, ia selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi contoh-contoh kisah dalam kehidupan nyata. ”Contohnya saja tentang seorang perempuan berusia 37 tahun yang tidak kunjung dapat jodoh. Setelah balik dari berkonsultasi dengan kami dia langsung mampir ke masjid terdekat dan menanyakan apa yang bisa disumbangkan. Kebetulan masjid tersebut perlu donatur untuk lantai yang sedang di lelang. Permeternya 150 ribu. Si perempuan yang sudah 37 tahun belum punya jodoh itu bersedekah 600 ribu atau empat meter lantai. Subhanallah, dalam seminggu setelah itu, ada empat orang yang melamar dia,” papar Yusuf.
Karier Yusuf makin mengkilap setelah bertemu dengan Yusuf Ibrahim, Produser dari label PT Virgo Ramayana Record dengan meluncurkan kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power of Giving dan Keluarga. Konsep sedekah juga membawanya masuk dunia seni peran. Melalui acara Maha Kasih yang digarap Wisata Hati bersama SinemArt. Tak hanya itu, Yusuf juga menggarap sebuah film berjudul KUN FA YAKUUN yang dibintanginya bersama Zaskia Adya Mecca, Agus Kuncoro, dan Desy Ratnasari.
Yusuf juga menggagas Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA), sebuah program unggulan dan menjadi laboratorium sedekah bagi seluruh keluarga besar Wisatahati. Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak penghafal Alquran melalui pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul Quran Wisatahati. Meski tak sempat menuntaskan kuliah, Ustadz Yusuf bersama dua temannya mendirikan perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika.
Sementara itu, sosok Luqman Hakim tengah tersenyum lepas di halaman 343. ”Lepas sudah beban yang terbebani di pundaknya. Sebab, ia pasrahkan segenap permasalahannya kepada Allah Azza wa Jalla… Ia menekankan, Allah menjamin semua urusan akan diselesaikanNya asal ia mau memelihara dirinya, pasrah dan beribadah kepadaNya dengan baik,” (hal 343).
(Kutipan dalam tulisan ini dikutip dari buku Mencari Tuhan yang Hilang, 35 Kisah Perjalanan Spiritual Menepis Azab dan Menuai Rahmat, seri Refleksi Wisatahati. Penulis Yusuf Mansyur, Penerbit Dzikrul Hakim, Cetakan Ke-6, 346 halaman). Diambil dari situs edumuslim.com
=====================================

Demi Ibadah, Muslim Inggris Sulap Bar Jadi Mesjid

Demi Ibadah, Muslim Inggris Sulap Bar Jadi Mesjid
Senin, 09 Mei 11

LONDON– Sebuah bar bernama Whitley Tavern harus rela menjadi sebuah ruang sholat bagi umat Muslim dan aula pusat masyarakat Muslim Inggris.

The Whitley Muslim Education Trust sedang menggalang dana sebesar £ 620.000 untuk membeli bar Northumberland Avenue, yang dijual oleh Enterprise Inns menggunakan agen real estate berbasis Buckinghamshire, Duncan, Bailey, Kennedy.

Sejak kedai bir tersebut tutup pada Februari 2010 lalu, beberapa unjuk rasa telah dilakukan penduduk sekitar agar bar itu tetap sebagai bar.

Pada bulan Juni tahun lalu, perumahan Catalyst berencana menghancurkan bar yang kosong itu, dan menggantinya dengan 22 kamar 22 kamar dan dua rumah, namun tidak diberikan respon yang hangat dari penduduk setempat dan para konselor.

Trust yang sekarang sedang mencoba untuk menghidupkan dukungan dana untuk menciptakan sebuah ruang doa, pusat pendidikan, perpustakaan dan pusat pameran Islam. Anggota Trust Manzoor Hussain, dari Whitley Wood, berkata, "Kami ingin menjadikan bar tersebut sebagai pusat masyarakat Muslim."

"Saya kira ada kebutuhan besar akan pusat Islam bagi South Read yang memiliki 330 Muslim. Kita tahu ada dukungan untuk bangunan tersebut untuk tetap sebagai bar. Kami tahu bahwa bar merupakan salah satu tempat haram bagi umat Muslim, namun kami yakin citra tersebut dapat berubah jika Masjid ini berhasil didirikan."

"Kami telah mengajukan penawaran kepada agen real estat dan sekarang mencoba untuk mengumpulkan uang."

Trust telah mendistribusikan selebaran ke keluarga Muslim Whitley dengan harapan dapat mengumpulkan dana awal sebesar £ 100,000 untuk hipotek.

Rencana itu termasuk membuat aula untuk sholat harian, sholat Jumat, dan Sholat Ied.

Selain itu, tempat tersebut rencananya juga digunakan sebagai tempat untuk mengajarkan Al-Quran dan memberikan pelajaran bahasa Arab kepada penduduk setempat. Ia juga ingin menawarkan kelas TI pada tingkat yang berbeda dan mengadakan acara-acara masyarakat dan kebudayaan.

Brosur yang meminta orang untuk menyumbangkan £ 250 per rumah menuliskan, "Karena sekarang Whitley Tavern telah menjadi fokus dari masyarakat.

"Sementara beberapa anggota ingin melihat bar semacam itu sebagai tempat dengan anti-masalah sosial."

"Masyarakat Muslim menganggap bangunan ini tetap dapat dipakai masyarakat dan dimanfaatkan sebagai tempat untuk berjamaah."

Seorang warga Whitley, yang tidak ingin namanya disebutkan, berkata, "Setelah berbicara kepada beberapa orang termasuk orang-orang yang tinggal di kedua sisi properti tersebut, secara umum menyatakan perasaan bahwa para penduduk tidak menginginkan didirikannya sebuah Masjid. Orang-orang yang cukup takut tentang gagasan itu."

Sementara itu pembangunan Masjid Abu Bakar di Oxford Road mulai berjalan setelah sebelumnya dikritik karena kemajuannya yang lambat.

Menulis di website Masjid pada hari Minggu, 14 Juni lalu, Khairun Jazaku menuturkan, "Pemasangan bata sekarang sedang berjalan dan pekerjaan pembuatan ruang bawah tanah juga telah dimulai."

"Jendela, atap, dan kubah semua harus dilakukan bersama-sama dengan pemasangan bata dan ini bukan tugas kecil. Kita harus meningkatkan dana untuk memastikan bahwa tidak ada jeda dalam pekerjaan penting ini."

Menjadikan tempat umum sebagai Masjid merupakan hal yang lumrah terjadi di Eropa dan AS.

Seperti yang terjadi di wilayah Rock Hill, AS, dimana umat Muslim menjadikan sebuah pusat perbelanjaan sebagai tempat ibadah bersama. (smc/an)

Kiat Meraih Cinta Allah

Kiat Meraih Cinta Allah
Posted by Rahmat on May 20th, 2011

Palingkan hatimu pada apa saja yang kau cintai.
Tidaklah kecintaan itu
kecuali pada cinta pertamamu Yaitu Alloh jalla wa ‘ala.

Berapa banyak tempat tinggal di bumi
yang ditempatimu
Dan selamanya kerinduanmu hanya satu
tempat tinggalmu yang semula Yaitu Surga

Cinta kepada Allah swt berarti beriman kepada-Nya semata dengan tidak mempersekutukan diri-Nya dengan sesuatu apapun, meninggalkan segala bentuk penyimpangan dan pengingkaran terhadap sifat-sifat-Nya, mensifati-Nya dengan segala sifat kesempurnaan dan kebesaran-Nya, mensucikan-Nya dari segala kekurangan, mentaati-Nya dengan tidak bermaksiat kepada-Nya. Al Qarni berujar:

“Cinta Allah dapat diraih dengan menunaikan hak-hakNya dan demikian juga cinta manusia dapat diraih dengan menunaikan hak-haknya dan memperlakukan mereka secara adil dan baik. Mendapat cinta Allah adalah tujuan utama seorang hamba dalam hidupnya, maka wajib bagi seorang hamba untuk mengetahui hal-hal yang mendatangkan kecintaan Allah.” (Dr. ‘Aidh bin ‘Abdullah Al Qarni)

“Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (Hadits Riwayat Ath-Thabrani)

Wahai sahabat! Ada satu syarat penting untuk meraih cinta Allah, yakni kita harus mengikuti sunnah Rasulullah. Kita harus memahami dan mengikuti jejak langkah-langkah beliau meraih cinta abadinya, yakni Allah ‘azza wazalla. Sehingga Allah pun telah menjadikan beliau sebagai kekasih-Nya. Habibullah.

Oleh karena itu cinta kepada Allah berarti mesti cinta kepada Muhammad, Rasulullah. Allah yang Maha Kasih berfirman:

Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika benar kamu mencintai Allah SWT maka ikutilah aku. Niscaya Allah SWT mencintai kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (Ali ‘Imran: 31)

Berikut 10 (sepuluh) kiat meraih cinta dan ridha Allah, yang nikmatnya tentu saja tak terkira.

Membaca Al-Quran dengan tadabbur dan memahaminya dengan baik.
Mendekatkan diri pada Allah dengan solat sunat setelah mengutamakan solat wajib.
Selalu berzikir dalam segala keadaan dengan hati, lisan, dan perbuatan.
Mengutamakan kehendak Allah dalam segala keadaan.
Menanamkan dalam hati nama-nama dan sifat-sifat Allah dan memahami maknanya.
Bersyukur kepada Allah dalam setiap perkara yang telah ditentukan olehNya.
Sentiasa tawadduk (rendah diri) kepada Allah.
Selalu bangun malam untuk beribadah, bermunajat dan membaca kitab suciNya.
Banyakkan bergaul dengan orang-orang soleh juga mengambil hikmah dan ilmu dari mereka.
Jangan mendekati perkara-perkara yang menyebabkan kita lalai dari mengigati Allah s.w.t.

—————————————–

Ya Allah, Jika aku jatuh cinta
Cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya kepada-Mu
Agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu

Ya Ilahi, Jika aku jatuh hati
Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
Yang hatinya tertau pada-Mu
Agar tidak terjatuh aku ke dalam jurang cinta nafsu

Ya Rabbana, Jika aku jatuh hati
Jagalah hatiku padanya
Agar tidak berpaling
Daripada hati-Mu

Walikota Macon AS Masuk Islam

Walikota Macon AS Masuk Islam
Rabu, 11 Mei 11

AMERIKA - Ketika Jack Ellis menyatakan masuk Islam pada bulan Mei 2011, pemberitaannya menghiasi berbagai media massa AS dan sejumlah media massa internasional. Tak heran jika keputusannya masuk Islam menjadi buah bibir, karena pada saat itu Ellis masih menjabat sebagai walikota Macon, negara bagian Georgia, AS.

Ellis yang semula menganut agama Kristen, hijrah menjadi seorang Muslim setelah bertahun-tahun mempelajari al-Quran.

Ia mengucapkan dua kalimat syahadat dalam sebuah upacara kecil di Senegal, Afrika Barat. Setelah masuk Islam, Ellis mengurus status hukum perubahan namanya dari Jack Ellis menjadi Hakim Mansour Ellis. Ia tetap menggunakan nama keluarganya atas permintaan kedua puterinya.

Ellis pertama kali terpilih sebagai walikota Macon pada 14 Desemberr 1999 sampai tahun 2003. Ia kemudian terpilih kembali menjadi walikota Macon dan menjabat sampai bulan Desember tahun 2007. Ellis adalah warga kulit hitam pertama yang terpilih sebagai walikota Macon sepanjang 176 tahun sejarah kota itu.

"Saya kembali ke akar saya setelah bertahun-tahun melakukan perenungan," kata Ellis saat ditanya mengapa ia memilih pindah ke agama Islam.

Ia melanjutkan, "Mengapa seseorang menganut Kristen? Anda melakukannya karena Anda merasa melakukan hal yang benar ... Buat saya, hal itu bukan persoalan besar. Tapi orang banyak ingin tahu apa yang Anda yakini."

Ellis mengatakan, ia mempelajari al-Quran selama bertahun-tahun dan ia merasa menemukan tujuan hidupnya dalam Islam saat ia berkunjung ke Senegal, Afrika Barat. Menurut Ellis, nenek-nenek moyangnya sudah memeluk agama Islam sebelum mereka dibawa ke Amerika Utara sebagai budak.

Setelah menjadi seorang Muslim, ayah dari lima anak itu mulai membiasakan diri untuk menunaikan salat lima waktu dan secara rutin berkunjung ke Islamic Center di Bloomfield Road. Ellis mengaku bangga dengan kebebasan beragama di AS.

"Kami meyakini Rasulullah Muhammad saw sebagai Nabi terakhir, seperti kami meyakini Musa sebagai seorang Nabi," ujar Ellis.

Hakim Mansour Ellis lahir tanggal 6 Januari 1946 di Macon. Ia mengantongi gelar sarjana di bidang seni dari St. Leo College di Florida. Ellis pernah bertugas di dinas kemiliteran AS selama dua tahun dan ikut dikirim ke Perang Vietnam dalam Divisi ke-101 Angkatan Udara AS dengan pangkat Sersan. Atas jasa-jasanya di kemiliteran, Ellis mendapatkan sejumlah penghargaan antara lain tiga penghargaan Bronze Star dan penghargaan Purple Heart.

Ellis mengaku merasa jiwanya merasa tentram dan damai setelah masuk Islam. Ellis juga merasa tidak perlu menyembunyikan keislamannya dari publik yang telah memilihnya sebagai walikota Macon, walaupun keputusan memeluk Islam adalah keputusan yang sangat pribadi sifatnya,

"Ini adalah keputusan yang sangat personal, tapi saya juga memahami bahwa saya seorang publik figur. Sebagai walikota, saya pikir masyarakat berhak tahu apa yang saya yakin, dan sebagai orang yang beriman dan iman yang yakini sekarang adalan Islam," jelas Ellis.

Selama menjabat sebagai walikota Macon, Ellis dikenal sebagai sosok yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan kota itu. Ia menggunakan bantuan dari negara bagian dan Federal untuk membantu latihan kerja bagi anak-anak muda, membuat program pengarahan, penyuluhan, program usai sekolah dan program untuk mengurangi jumlah kriminalitas di kota itu.

"Saya tetap berbagi dengan keluarga besar saya, komunitas Macon yang mendukung saya ketika saya masih menjadi seorang Kristiani dan masih mempercayai saya hingga kini. Saya masih orang yang sama meski saya mengganti nama saya," tukas Ellis. (smc/an)

Rabu, 25 Mei 2011

Sekilas Sejarah NII (Negara Islam Indonesia)

Diposkan oleh islam mumtaz di 22:48 Sabtu, 07 Mei 2011 Label: Artikel, Info, Serba-Serbi
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo
Cuci Otak, itulah tudingan terhadap NII yang saat ini banyak diberitakan dimedia cetak maupun elektronik. namun banyak yang belum kita ketahui, apa sebenarnya NII atau Negara Islam Indonesia itu?

Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan nama Darul Islam atau DI) yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah gerakan politik yang diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 (12 Syawal 1368 H) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah,
Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru saja diproklamasikan kemerdekaannya pada 17 agustus 1945 M, dengan agama Islam sebagai dasar negara. Dalam proklamasinya bahwa "Hukum yang berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah Hukum Islam", lebih jelas lagi dalam undang-undangnya dinyatakan bahwa "Negara berdasarkan Islam" dan "Hukum yang tertinggi adalah Al Quran dan Hadits". Proklamasi


Negara Islam Indonesia dengan tegas menyatakan kewajiban negara untuk membuat undang-undang yang berlandaskan syari'at Islam, dan penolakan yang keras terhadap ideologi selain Alqur'an dan Hadits Shahih, yang mereka sebut dengan "hukum kafir", sesuai dalam Qur'aan Surah 5. Al-Maidah, ayat 50.

Bendera NII
Dalam perkembangannya, DI menyebar hingga di beberapa wilayah, terutama Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh. Setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi pada 1962, gerakan ini menjadi terpecah, namun tetap eksis secara diam-diam meskipun dianggap sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah Indonesia.
berikut beberapa pecahan NII :
1 Gerakan DI/TII Daud Beureueh
2 Gerakan DI/TII Ibnu Hadjar
3 Gerakan DI/TII Amir fatah
4 Gerakan DI/TII Kahar Muzakkar

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Indonesia

Beberapa Hadits Seputar Pendidikan Islam

Diposkan oleh islam mumtaz di 17:23 Selasa, 05 Oktober 2010 Label: pendidikan
Beberapa Hadits
Seputar Pendidikan Islam
Oleh; Abdurrohim

كلكم راع وكلكم مسؤول عن راعيته - الحديث
“Setiap kalian adalah Pengembala (Pemimpin), dan kalian juga akan mempertanggungjawabkan atas yang digembala (diperintah)”

Manusia sebagai makhluk sosial, tidak bisa terpisahkan dengan interaksi antar individu. Namun, dalam proses interkasi tersebut terkadang manusia dihadapkan dengan perasaan egois yang cendrung menyebabkannya untuk mementingkan diri sendiri.
Dalam kondisi seperti inilah, diperlukan sebuah kekuatan yang mampu mengontrol berbagai perbedaan kepentingan antar individu tersebut. Sehingga, diperlukan peran pemimpin yang bisa mnegayomi dan mengarahkan agar setiap individu bisa mencapai tujuan masing-masing tanpa merugikan yang lain. Dan pemimpin inilah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban kelak dikahirat.
Hadits diatas, memberikan pemahaman sederhana mengenai kewajiban pengembala, untuk menjaga dan bertanggung jawab atas gembalaannya. Namun, pemahaman tersebut bisa dikembangkan, dan memberikan pemahaman, Manusia juga harus bertanggungjawab atas dirinya sendiri (apa yang ia perbuat).
Lebih dari itu, seorang ketua, president, atau pemimpin juga harus bertanggungjawabkan atas apa yang ia perbuat terhadap yang dipimpin.
ا
وروينا عن الحسن عن سمرة, أن نبي الله صلى الله عليه وسلم قال : كل غلام رهينة بعقيقته, تذبح عنه يوم سابعه, و يحلق رأسه ويسمى
Rasulullah bersabda” setiap anak digadaikan dengan aqiqahnya, yang disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya, dicukur rambutnya, dan diberi nama”

Islam sangat memperhatikan mashlahah pada umatnya, baik mashlahah dunia, ataupun akhiratnya. Seperti yang disinggung Allah Swt “Dan tidaklah kami utus kamu (Muhammad) keculali sebagai rahmat bagi seluruh alam”.
Tidak terkecuali, dalam permasalah anak kecil, Rasulullah sebagai suri tauladan baik, menuntun umatnya, untuk mendidik anak dengan baik. Dan salah satu ajaran Rasulullah adalah ‘Aqiqah. Adalah binatang yang disembelihpada haro mencukur rambut bayi.
Walaupun ‘Aqiqah termasuk adat zaman jahiliyah, namun islam melegalkan, karna memang tradisi tersebut tidak bertentanngan dengan Syariat, namun Islam mengasimilasikan nilai Islam didalamnya. Karna mengandung filosofi yang tinggi, antara lain :
1. Aqiqah merupakan wujud rasa syukur
2. Aqiqah sebagai bentuk penghargaan awal terhadap bayi
3. Aqiqah pengenalan awal bagi bayi terhadap masyarakatnya.
Selain itu, dalam hadits diatas, terdapat tuntunan guna membari nama yang telah di ‘Aqiqah dengan nama yang baik.

عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه قال " قال رسول الله صلى الله عليه وسلم , كفى بالمرء إثما أن يضيع ممن يقوت
“Seseorang sudah dianggap berdosa, jika menyai-nyiakan orang yang sudah menjadi tanggungannya”

Secara jelas, hadits diats menjelaskan kewajiban untuk tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya, termasuk dalam “Nafkah” kepada keluarga. Namun, pemahaman ini dapat dikembangkan lagi, bahwa kewajiban tersebut tidak hanya sebatas ruang lingkup keluarga saja, namun lebih dari itu, dapat pula dipahami sebagai seorang pemimpin diwajibkan untuk melaksanakan segala hal yang menjadi kewajibannya atas rakyatnya.
Seperti yang disebutkan syekh mutawalli Ali dalam bukunya al-arba’un al-Tarbawiyyah, ia menjelaskan bahwa, tidak selayaknya bagi seorang mendidik anaknya, untuk terlalu membatasi ruang gerak anaknya, apalagi dalam hal makanan. Justru ia seharusnya harus memberikan jaminan terhadap anaknya, dalam hal makanan ataupun pakaian. Sehingga akan berdampak dosa bagi yang tidak melaksanakan kewajiban tersebut.

حدثنا عبد الله بن سعيد حدثنا بن عمران الجعفري عن هشام بن عروة عن أبيه عن عائشة قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم تخيروا لنطفكم وانكحوا الأكفاء وانكحوا اليهم”
“Pilihlah (calon istri) untuk benihmu (air mani), dan menikahlah dengan wanita yang sebanding, dan nikahilah mereka”

Islam sangat memperhatikan masalah Generasi Islam (keturunan), dengan cara memebrikan arahan kepada kita untuk selektif untuk memilih istri yang akan menjadi ibu dari generasi tersebut. Secara jelas Rasulullah bersabda seperti dalam hadits di atas sebagai bentuk kepedulian Rasulullah atas umatnya.
Hadits ini juga memberikah pemahaman, bahwa, ketika kita ingin memiliki keturunan yang baik, salah satu usahanya, adalah dengan cara memilih calon ibu yang baik pula.
Selain itu, dalam beberapa ayat al-Quran Allah menjelaskan tentang pernikahan, antara lain:
1. Pernikahan untuk ketentraman : (ar-Rum : 21)
2. Pernikahan untuk mendapatkan dan melestarikan keturunan : ( am-Nahl : 72)

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما من مولود إلا يولد علة الفطرة , فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه كما تنتج البهيمة جمعاء ثل تحسون فيها من جدعاء؟ ثم يقول أبو هريرة رضي الله عنه : ( فطرة الله التي فطر الناس عليها لا تبديل لخلق الله ذلك الدين القيم ) ( الروم : 30 ) متقق عليه.
“Tidaklah dari anak yang hendak dilahirkan, kecuali dilahirkan atas fitrah (kesucian/ agama/ keyakinan yang lurus), kemudian kedua oramg tuanya, menjadikannya orang yahudi, nashrani, atau orang majusi”

Allah SWT menciptakan menusia telah dibekali potensi pada setiap individu, dengan potensi itulah seseorang dapat menjalankan kehidupan dengan penuh ketaatan dan penghambaan kepadaNya.
Dalam hadits diatas, Rasulullah memebrikan informasi tentang potensi yang ditetapkan kepada manusia, berupa fitrah.dalam sebuah ayat al-Quran al-Rum : 30, Allah menjelaskan bahwa fitrah yang dimaksud adalah “al-dinu al-Qayyim” agama yang lurus.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, manusia dalam penciptaannya telah dibekali untuk beragama, atau dalam istilah lain dikenal dengan Homo Religion atau Homo Dividian.
Ada beberapa makna lain dari fitrah yang sebenarnya memiliki kesamaan, antara lain :
1. Fitrah yang berarti “suci”
2. Fitrah yang berarti “Islam”
3. Fitrah berarti mengakui “ke-Esaan Allah”
4. Fitrah berarti “kemurnian”
5. Fitrah berarti “Kondisi penciptaan yang cendrung menerima kebenaran”
6. Fitrah berarti ”Potensi yang diberikan kepada manusia, guna sebagai alat untuk mengabdi dan ma’rifatullah”
Akan tetapi, potens tersebut juga dapat dipengaruhi oleh factor dari luar baik berupa pendidikan ataupun lingkungan, seperti dalam hadits diatas.

عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :”مروا أولأدكم بالصلاة وهم أبناء سبع سنين , واضربواهم عليه أبناء عشر , وفرقوا بينهم في المضاجع"
“Perintahkanlah anak-anakmu untuk melaksanakan shalat pada umur tujuh tahun, dan pukullah mereka, karena meninggalkannya, pada usia sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur mereka”

Dalam agama, tidak ada yang paling urgen daripada penyembahan sebagai bentuk penghambaan, maka dari itu, dalam hadits diatas Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk mendidika anak guna mendirikan kewajiban yang menjadi pembeda antara orang muslim dan bukan tersebut.
Dalam hadits tersebut, disebautkan beberapa cara guna mendidik anak untuk melaksanakan shalat dengan cara lemah lembut, dan mencukupkan memerintah ketika anak itu masih usia tujuh tahun, dan memukulnya (dengan tidak keras) ketika anak tersebut telah berusia 10 tahun. Pengajaran rasulullah ini, sebebarnya tida sesederhana pemahaman hadits ini, akan tetapi, dapat dikembangkan dengan cara mengenali anak tersebut dengan shalat pada saat ia kecil, dengan cara sering membawanya ketika shalat.
1. Mengajari shalat kepada anak kecil sejak dini.
2. Mengajari shalat yang baik dan benar
3. Terdapat refleksi yang dihasilkan shalat terhadap kebaikan dan mashlahah kehidupan sehari-sehari.

عن ابن عباس رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : لو أن أحدكم إذا أراد أن يأتي أهله قال : باسم الله , اللهم جنبنا الشيطان . وجنب الشيطان ما رزقتنا , فإنه إن يقدر ببنهما والد لم يضره الشيطان أبدا"
“sesungguhnya, barang siapa yang hendak menggauli istrinya, maka hendaknya berdoa terlebih dahulu, “dengan menyebut nama Allah, semoga Allah menjauhkan kami dari Syetan, dan menghindarkan syetan dari rizki kami, maka sesungguhnya jika dikaruniai keturunan, niscaya syetan tidak akan membahayakannya”

Pernikahan bukan hanya memiliki fungsi sebagai media menyalurkan kebutuhan biologis saja, namun lebih dari itu, pernikahan adalah juga sebagai usaha menciptakan generasi yang baik, sebagai ibadah, dan guna mendapatkan ketenangan jiwa dan kasih saying. Oleh karena itu, Syariat menuntun umatnya memberikan tatacara dalam pernikahan. Diantaranya tatacara untuk menggauli istri sebagai bentuk kewajiban sebagai suami.
Diantara ajaran syariat, adalah apa yang diajarkan Rasulullah dalam hadits diatas, bahwa ketika seorang suami hendak menggauli istrinya, hendaklah memebaca doa terlebih dahulu. Adapun beberapa menfaat doa yang didapat antara lain :
1. Allah menjaga pasangan suami isteri yang berhubungan dari syetan, sampai mereka mandi jinabah.
2. Allah akan menganugerahkan rezeki (anak) yang baik
3. Allah akan memberikan kelebihan dan kebahagiaan
4. Allah akan memberikan hidayah kepada anak keturunannya dan tidak akan menghinakannya.

عن أبي موسى رضي الله عنه قال : ولد لي غلام فأتيت به النبي صلى الله عليه وسلم , فسماه إبراهيم , فحنكه بتمرة ودعا له بالبركة, ودفعه الي , وكان أكبر ولد أبي موسى
“ketika putraku lahir, aku membawanya kepada Rasulullah saw, kemudian beliau memberi nama “Ibrahim”, kemudian beliau mentahnik “(memamah atau mengunyah makanan yang manis, dan mengoles-ngoleskan di dalam mulut anak yang baru lahir”, mendoakannya dengan keberkahan, kemudian beliau mengembalikannya kepadaku, Ibrahim adalah putra sulung Abu Musa al-‘Asy’ari

Buah hati, adalah anugerah yang sangat besar yang di amanahkan Allah kepada orang tua, Rasulullah memberi pengajaran kepada calon orang tua, agar anak yang diamanahkan Allah bisa menjadi oarng yang baik.
Dalam hadits diatas, Rasulullah mengajarkan kepada kita beberapa hal berkaitan anak yang baru lahir. Antara lain, member nama anak dengan nama yang baik. Karena secara psikologi, nama memiliki pengaruh terhadap kepribadian anak.
Selain itu, allah juga mengajarkan “al-Tahnik” (memamah atau mengunyah makanan yang manis, dan mengoles-ngoleskan di dalam mulut anak yang baru lahir), dengan menggunakan menggunakan buah kurma.
Ada beberapa faidah yang dapat diambil dari hadits diatas, antara lain :
1. Mengikuti ajaran sunnah / sunnah Rasulullah, yang didalamnya pasti terdapat kebaikan dan keberkahan.
2. Memamah dengan kurma, karena kurma merupakan buah yang memiliki khasiat yang sangat baik bagi seorang bayi.
3. “Mentahnikkan” kepada orang shalih, dengan berharap kepada Allah diberi keberkahan kepada bayi tersebut.

حدثنا حسين وعفان قالا حدثنا خلف بن خليفة حدثني حفص بن عمر عن أنس بن مالك قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يأمر بالباءة وينهى عن التبتل نهيا شديدا ويقول تزوجوا الودود الولود إني مكاثر الأنبياء يوم القيامة
Rasulullah memerintahkan untuk memberi mahar, dan sangat melarang hidup ber-Bujang, beliau bersabda” nikahilah para wanita yang walud ( sangat penyayang) dan wadud ( subur), karena aku akan membanggakan jumlah kalian kelak diakhirat”

Inti hadits Rasulullah saw diatas, hampir sama dengan hadits yang telah lalu, yaitu, agar calon suami pintar-pintar memilih istri yang akan mendampinginya dalam mengarungi bahtera keluarga.
Dalam hadits diatas, ada beberapa pelajaran yang dapat diambil, antara lain :
1. Rasulullah tidak menyukai orang yang lebih memilih hidup “Berbujang” dengan tanpa alasan yang dapat diterima.
2. Anjuran Rasulullah, untuk memilih caln istri yang “Walud” (Subur), artinya istri tersebut berpotensi untuk bisa mendapatkan keturunan yang banyak. Karena Rasulullah kelak dihari kiamat akan berbangga-bangga dengan banyaknya umat.
3. Anjuran Rasulullah, untuk memilih caln istri yang “Wadud” (Penuh kasih sayang).

Selasa, 24 Mei 2011

Cinta Sejati

Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘, dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.
Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, saya ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?
Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.
Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber: www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).
Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.
Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya? Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya mencintai pasangan anda?
Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah luntur.
Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.
Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.
Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?
Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:
Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.
Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.
Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.
Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”
Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:
يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.
“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)
Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1)
Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.
Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?
Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره
“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:
كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ
Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).
Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:
حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.
Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102
“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)
Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?
Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.
Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?
Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه
“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dan pada hadits lain beliau bersabda:
إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.
“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.
الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67
“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)
Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)
Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.
Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.
Saudaraku! setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku…
Wallahu a’alam bisshowab, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan.
***
Ustadz Muhammad Arifin Badri, M.A.
Dipublikasi ulang dari www.pengusahamuslim.com
Footnote:
1) Saudaraku, setelah membaca kisah cinta sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar ini, saya harap anda tidak berkomentar atau berkata-kata buruk tentang sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar. Karena dia adalah salah seorang sahabat nabi, sehingga memiliki kehormatan yang harus anda jaga. Adapun kesalahan dan kekhilafan yang terjadi, maka itu adalah hal yang biasa, karena dia juga manusia biasa, bisa salah dan bisa khilaf. Amal kebajikan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu banyak sehingga akan menutupi kekhilafannya. Jangan sampai anda merasa bahwa diri anda lebih baik dari seseorang apalagi sampai menyebabkan anda mencemoohnya karena kekhilafan yang ia lakukan. Disebutkan pada salah satu atsar (ucapan seorang ulama’ terdahulu):
مَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِذَنْبٍ مَنْ عَابَهُ بِهِ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَعْمَلَهُ
“Barang siapa mencela saudaranya karena suatu dosa yang ia lakukan, tidaklah ia mati hingga terjerumus ke dalam dosa yang sama.”

Siapakah Teman dan Musuh Iblis ?

Siapakah Teman dan Musuh Iblis ?

Diposkan oleh afdil
Siapakah Teman dan Musuh Iblis ? - Diceritakan dari wahb bin munabbih bahwasanya ia berkata, “Allah Ta’ala memerintahkan iblis mendatangi Nabi Muhammad saw. Dan menjawab apa yang beliau tanyakan, kemudian iblis itu datang menyerupai orang tua yang bertongkat, lalu terjadilah dialog berikut ini :


Nabi saw : Siapakah kamu ?
Iblis : Saya adalah iblis
Nabi saw : Kenapa kamu datang ?
Iblis : Allah memerintahkan saya untuk datang kepadamu dan menjawab apa yang ingin kau tanyakan kepadaku
Nabi saw : Wahai makhluk terkutuk, ada berapa kelompok musuh-musuhmu dari umatku ?
Iblis : Ada lima belas (15) kelompok,
1. Engkau (Muhammad saw)
2. Pemimpin yang adil
3. orang kaya yang rendah hati
4. pedagang yang jujur
5. orang pandai (alim) yang tenang pembawaannya
6. orang mukmin yang suka memberi nasihat
7. orang mukmin yang murah hati
8. orang yang bertaubat yang tetap pada taubatnya
9. orang ang benar menjaga diri dari yang haram
10. orang mukmin yang selalu berada dalam keadaan suci
11. orang mukmin yang banyak sedekahnya
12. orang mukmin yang berbaik budi kepada sesama manusia
13. orang mukmin yang banyak bermamfaat bagi sesama manusia
14. orang yang pandai Al-Qur’an dan selalu membacanya
15. orang yang biasa mengerjakan shalat diwaktu malam sewaktu orang lain sedang tidur
Nabi saw : Siapakah temanmu dari umatku ?
Iblis : Ada sepuluh (10) kelompok ,
1. Penguasa yang zalim
2. Orang kaya yang sombong
3. Pedagang yang curang
4. Orang yang meminum minuman keras
5. Orang yang suka menebar fitnah
6. Orang yang berbuat zina
7. Orang yang memakan harta anak yatim
8. Orang yang meremehkan shalat
9. Orang yang tidak mengeluarkan zakat
10. Orang yang panjang angan-angan
Mereka itulah teman-teman dan saudaraku

Jumat, 20 Mei 2011

Mengembalikan Keindahan Islam dengan Berjamaah di Masjid

Kaum muslimin jamaah sholat jumat yang berbahagia

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan menjadikan setiap amal bernilai ibadah di sisi Allah. Kemudian dengan sekuat tenaga untuk meninggalkan larangan Allah. Menjadikan ketakwaan adalah sesuatu yang selalu dipersiapkan untuk menghadapi kematian.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam".

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah

Dari ketinggian nilai syariat islam adalah disyariatkannya berbagai macam ibadah yang dikerjakan secara bersama-sama dan berjamaah. Seperti halnya juga dianjurkan untuk melakukan musyawarah dalam memecahkan permasalahan keluarga, masyarakat dan negara. Maka akan banyak manfaat yang dapat diraih. Kemudian akan nampaklah keagungan dan kemuliaan nilai syariat islam. Sebagai perwujudan yang luas dari perintah Allah:

يا أيُّهَا الذين آمنُوا اركعُوا واسْجُدُوا واعْبُدُوا ربَّكم وافعَلوا الخيْر لعلَّكم تُفلِحُون وجَاهدوا في الله حقَّ جهادِهِ

"Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya".

Ketika seorang mukmin berdiri sholat dan bermunajat kepada Allah, tidaklah ibadah yang sedang ia laksanakan itu terlepas begitu saja dari saudaranya sesama orang beriman, akan tetapi ada hubungan yang erat antara dia dengan saudaranya. Hal ini dapat dilihat ketika seorang sedang sholat, maka ketika ia membaca ayat:

إيَّاك نعبُدُ وإيَّاك نسْتعِين اهْدِنَا الصراطَ المُسْتقيمَ صِراطَ الذينَ أنْعمْتَ عليهم غيْرِ المَغضُوبِ عليهم ولا الضَّالِّين

"Kepadamulah kami menyembah dan kepada-Mu lah kami mohon pertolongan. Tunjukan kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang engkau beri nikmat, dan bukanlah jalan orang-orang yang engkau murkai dan orang-orang yang sesat".

Ada doa yang ia ucapkan bukan hanya untuk dirinya, melainkan ia bermohon dengan ungkapan kata "kami" yang menunjukkan kebersamaan untuk sauadara seiman.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah

Sesungguhnya sholat berjamaah adalah untuk menghapus sikap individu di dalam jiwa, dan menghancurkan sifat-sipat perpecahan. Maka di antara hikmah pentingnya melakukan sholat berjamaah adalah mempererat persaudaraan yang sudah terjalin.

Masjid merupakan tempat menghimpun masyarakat dalam sholat lima . Mereka duduk saling berdekatan, wajah saling bertatapan, tangan saling berjabatan, lisan saling menyapa dan hati saling berpautan. Saling bertemu dalam satu tujuan dan harapan.

Persatuan mana yang paling indah dan lebih dalam dari kesatuan orang yang sholat berjamaah. Sholat di belakang satu imam, sama-sama bermunajat kepada Tuhan yang satu, membaca kitab suci yang satu, dan menghadap ke qiblat yang satu "Ka'bah yang mulia" Mereka melakukan amal yang satu, rukuk dan sujud kepada Allah.

Kesatuan ini adalah merupakan wujud dari ruh islam yang bersumber dari firman Allah: إنّما المؤمنون إخوة "Sesungguhnya hanya orang beriman lah yang bersaudara".

Pemandangan mana yang lebih indah dari pemandangan di masjid Rosulullah di Madinah ketika Rosullullah masih hidup sampai masa sekarang ini. Masjid nabawi telah menghimpun berbagai macam jenis manusia yang berbeda-beda, antara hitam dan putih, asia dan afrika semua terhimpun dalam sholat berjamaah. Pada masa Rosulullah ada Shuhaib dari Romawi, ada salman dari negeri Persia, ada bilal dari negeri Habasyah. Kabilah-kabilah arab yang berbeda-beda seperti kabilah qohtan yaitu kaum anshor dan kabilah adnan seperti kaum muhajirin disatukan bersama.

Kaum Muslimin Jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah.

Hikmah kedua dari sholat berjamaah adalah terciptanya persamaan. Persamaan mana yang lebih jelas dari persamaan yang dapat dilihat dari shof sholat berjamaah. Pejabat di samping rakyat, orang kaya di samping si miskin, seorang guru di samping murid, direktur di sebalah bawahannya, pedagang di samping saudagar. Namun semua sama di hadapan Allah. Siapa yang datang terlebih dahulu ia lebih berhak untuk mengisi shof pertama sholat, apapun statusnya.

Sesungguhnya sholat berjamaah di masjid memiliki banyak kemuliaan dan keutamaan yang disampaikan oleh Rosulullah SAW. Pada zaman Rosulullah dan salafusholeh sholat berjamaah merupakan suatu hal yang menjadi ciri has mereka. Namun ketika zaman semakin jauh, maka yang terjadi semakin memudarlah kebiasaan itu.

Sebuah keutamaan yang pernah digambarkan oleh Rosulullah saw adalah bahwa orang yang hatinya terpaut selalu dengan masjid akan mendapat naungan di bawah naungan Alah pada hari akherat kelak. Imam Bukhori dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadist yang berbunyi:

عن أبي هريرة قال عن النبي : " سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله : الإمام العادل ، وشاب نشأ في عبادة ربه ، ورجل قلبه معلَّق في المساجد

"Tujuh golongan yang akan mendapat naungan di bawah naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, di antaranya: Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah dan orang yang hatinya terpaut dengan masjid"

Imam Nawawi menjelaskan maksud dari orang yang hatinya terpaut dengan masjid adalah orang yang sangat cinta dengan masjid dan selalu berupaya untuk sholat di dalamnya.

Keutamaan lain yang disampaikan oleh Rosulullah adalah keutamaan berjalan menuju masjid untuk melaksanaakan sholat berjamaah. Karena perjalanaan ini akan ditulis setiap langkahnya adalah kebaikan sebagai mana hadist dari Rosulullah:

. فعن جابر بن عبدالله رضي الله عنهما قال : أراد بنوسَلمة أن يتحوّلوا إلى قرب المسجد ، فبلغ ذلك النبي فقال : " يا بني سلمة ! دياركم تكتب آثاركم

"Dari Jabir bin Abdullah Ra ia berkata, Bani salamah ingin pindah ke dekat masjid, maka sampailah berita itu kepada Rosulullah saw, kemudian Rosulullah bersabda: Wahai bani salamah, tempat tinggal kalian menulis setiap langkah kalian".

Ditulisnya kebaikan setiap langkah ini bukan hanya dalm perjalanan pergi menuju masjid saja akan tetapi perjalanan pulangpun ditulis kebaikan yang serupa, sebagaimana hadist lain yang diceritakan oleh sahabat rosulullah, Ubai bin Ka'ab:

عن أبي بن كعب في قصة رجل من الأنصار الذي كان لا تخطئه الصلاة مع الجماعة ، ولا كان يرغب في أن يكون بيته بجوار المسجد ، أنه قال للنبي : " ما يسرّني أن منزلي إلى جنب المسجد ، إني أريد أن يكتب لي ممشاي إلى المسجد ورجوعي إذا رجعت إلى أهلي " . فقال رسول الله : " جمع الله لك ذلك كله"

Dari Ubai bin Ka'ab menceritakan seorang dari Anshor yang tidak pernah ketinggalan sholat berjamaah, dan tidak ingin rumahnya berada di samping masjid. Ia berkata kepada nabi: "Tidaklah membahagiakan ku jika rumahku berada di samping masjid, aku menginginkan agar ditulis untuk kebaikan perjalananku menuju masjid dan pulangku ke keluargaku." Maka nabi SAW bersabada: "Semoga Allah mengumpulkan semua itu untukmu.

Itulah gambaran dari semangatnya para sahabat dalam meraih prestasi kebaikan di sisi Allah.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah

Keutamaan berjalan menuju masjid yang lain adalah dihapuskan dosa dan diangkat derat di sisi Allah. Rosulullah bersabda:

أبوهريرة أن رسول الله قال : " ألا أدلكم على ما يمحوا الله به الخطايا ويرفع به الدرجات؟". قالوا : " بلى ، يا رسـول الله " . قال : إسباغ الوضوء على المكاره، وكثـرة الخطا إلى المسـاجد ، وانتظار الصلاة بعد الصلاة ، فذلكم الرباط".

Dari Abu Hurairoh ra. Sesungguhnya Rosulullah bersabda: “Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapus kesalahan dan meninggikan derajat”, mereka menjawab: “Mau ya Rasulullah?”. “Berwudhu pada saat yang tidak menyenangkan (saat dingin dan sakit) dan memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, itulah jihad, itulah jihad “ (HR.Muslim).

Imam Adu Dawud dalam kitab Aunul Ma'bud menyebutkan bahwa melaksanakan sholat secara berjamaah sebanding dengan pahala haji. Sebagaiamana hadist dari Rosulullah:

عن أبي أمامة قال : قال رسول الله : " من خرج من بيته متطهراً إلى صلاة مكتوبة فأجره كأجر الحاج المحرم " . وقال زين العرب في شرح قوله: " كأجر الحاج المحرم " أي كامل أجره

Dari Abu Umamah ra, Rosulullah saw bersabda: "Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan sholat wajib maka bagi nyaganjaran seperti ganjaran orang yang berihram untuk haji".

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah

Pergi menuju masjid untuk sholat berjamaah dan pulang kembali ke rumah, ternyata dihitung sepert dalam kondisi sholat. Hal ini sampaikan Imam Ibnu Khuzaimah dalam kitab shohihnya, ia meriwayatkan dari Abu Hurairoh ra, Nabi SAW bersabda:

فقد روى الإمام ابن خزيمة في صحيحه عن أبي هريرة قال : قال أبو القاسم : " إذا توضأ أحدكم في بيته ، ثم أتى المسجد ، كان في صلاة حتى يرجع ( رقم الحديث 439 ، 1/226 ـ 227 ) . وصححه الألباني انظر صحيح الترغيب والترهيب 1/190 – 191 )

"Apabila salah seorang dari kalian berwudhu dirumahnya kemudian datang ke masjid, maka ia dalam kondisi sholat sampai ia pulang kembali ke rumahnya. (Dishohihkan oleh Imam Al-Bani)

Nabi SAW memberi kabar gembira kepada orang-orang yang pada waktu keadaaan yang gelap menuju masjid maka ia akan mendapatkan cara yang sempurna pada hari kiamat kelak. Sebagaimana sabdanya:

عن سهل بن سعد الساعدي قال: قال رسول الله : " لِيبْشر المشاؤون في الظلم إلى المساجد بنور تام يوم القيامة

Dari Sahal bin Sa'ad As-Saidi, Rosulullah bersabda: "Sungguh mendapat kabar gembira bagi orang yang melangkah ke Masjid pada waktu gelap dengan Cahaya pada hari kiamat. (HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Imam Al-bani)

Pemberian sifat cahaya ini pada hari kiamat menurut imam At-Thibi adalah pemberian cahaya pada wajah orang beriman, sebagai mana firman Allah:

نورهم يسعى بين أيديهم وبأيمانهم يقولون ربنا أتمم لنا نورنا

Artinya: "Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami. (QS. At-Tahrim : 8)

Nabi saw pun pernah menyatakan bahwa orang-orang suka sholat berjamaah adalah ia merupakan tamu Allah.

عن سلمان عن النبي قال: " من توضأ في بيته فأحسن الوضوء ثم أتى المسجد فهو زائر الله ، وحق على المزور أن يكرم الزائر " رواه الطبراني في الكبير وأحد إسناديه رجاله رجال الصحيح

Dari Salman, Rosulullah bersabda: "Barang siapa yang berwudhu dari rumahnya dengan wudhu yang sempurna, kemudian datang masjid, amak ia adalah tamu Allah, dan merupakan Hak bagi yang dikunjungi untuk memuliakan tamu yang datang." (HR. Thobroni)

Kemuliaan yang tinggi ini menunjukkan bahwa raja langit dan bumi memuliakan seorang tersebut karena ia mendatangi rumah-Nya di bumi.

Keutamaan sholat berjamaah sangatlah banyak, sehingga sangat banyak pula hadist yang disampaikan oleh Rosulullah, bahkan Rosulullah juga mengatakan bahwa Allah takjub kepada sholat yang dilakukan secara berjamaah. Alangkah indahnya melakukan sebuah amalan yang itu membuat bangga Pencipta langit dan bumi.

عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال : سـمعت رسول الله يقول : " إنّ الله ليعجب من الصلاة في الجميع". ما أسعد من عمل عملاً يعجب منه خالقه رب السموات والأرض سبحانه وتعالى (سلسلة الأحاديث الصحيحة للشيخ الألباني ، رقم الحديث 1652 ، 4/210

Dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata: Aku mendengar Rosulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT sangat takjub dengan sholat yang dilakukan dengan berjamaah" (Dishohihkan oleh Al-bani dalam Kitab Silsilah Shohihahnya)

Bahkan ganjarannya dilipat gandakan begitu jauh dengan sholat yang dilakukan sendirian dengan perbandingan 25 derajat.

فعن أبي سعيد الخدري أنه سمع النبي يقول : " صلاة الجماعة تفضل صلاة الفذ بخمس وعشرين درجة " (صحيح البخاري ، كتاب الأذان ، باب فضل صلاة الجماعة ، رقم الحديث 646 ، 2 / 131)

Dari Abu Said Al-Khudri ra, ia mendengar Rosulullah bersabda: "Sholat berjamaah lebih utama dari sholat sendirian dengan dua puluh lima derajat." (HR. Bukhori)

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah.

Saking pentingnya sholat berjamaah ini, Rosulullah sangat sering menganjurkan dan memperhatikan sahabat-sahabatnya bahkan dirinya sendiri untuk melaksanakannya dengan berjamaah. Baik itu dalam keadaan perang, ataupun dalam kondisi beliau yang sedang sakit.

Diceritakan oleh Abdullah bin Utbah bahwa ia datang kepada Aisyah lalu berkata: "Wahai Aisyah, ceritakanlah kepadaku tentang sakit Rosulullah? Aisyah menjawab: "Baiklah" lalu ia bercerita: "Sakit Rosulullah semakin parah" Kemudian Nabi bertanya: "Apakah manusia sudah sholat?" Kami menjawab: "Belum wahai nabi, mereka menungguhmu" Kemudian Nabi minta diambil satu mangkuk air, beliau mandi dan berwudhu, kemudian nabi bersiap berangkat, tiba-tiba ia jatuh pingsan, ketika sadar, nabi bertanya lagi, apakah manusia sudah sholat? Kami menjawab, belum ya Rosulullah. Nabi meminta diambilkan air lagi, kemudian kami membawakan air, nabi lalu berwudhu, ketika ingin berangkat, nabi pingsan lagi. Setelah sadar nabi kembali bertanya: "Apakah orang-orang sudah sholat?". "Kami menjawab: "Belum wahai Rosulullah, mereka masih duduk di masjid menunggumu." Kemudian Nabi meminta kembali diambilkan air, kemudian nabi berwudhu, ketika ingin berangkat, nabi jatuh pingsan lagi. Ketika telah sadar nabi kembali bertanya: "Apakah orang-orang di Masjid sudah sholat?". "Kami menjawab: "Belum wahai Baginda, mereka masih duduk di masjid untuk menunggumu sholat mengimami mereka."

Kemudian nabi mengirim seseorang untuk menyuruh Abu Bakar mengimami sholat isya itu, lalu sholatlah Abu bakar mengimami.

Dalam kondisi yang sakit yang sangat parah itu,Rosulullah tetap berupaya untuk sholat di masjid sampai beliau pingsan tiga kali. Begitu juga halnya dengan para sahabat dan tabi'in. Imam Zahabi berkata bahwa Sahabat Rosulullah Adi bin Hatim berkata: "Tidaklah masuk waktu sholat sejak aku masuk islam kecuali aku sudah dalam keadaan berwudhu". Said bin Musayyib seorang tabiin selalu menghadiri sholat berjamaah selama tiga puluh tahun, ia berkata: "Tidaklah aku mendengar azan, kecuali aku sudah berada di masjid." Imam Ibnu Saad berkata: "Aku tidak pernah ketinggalan sholat berjamaah selama empat puluh tahun".

Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah

Islam memberikan keringan untuk tidak menghadiri sholat berjamaah dikarenakan sebab-sebab tertentu seperti sakit, atau kondisi susah dan hujan untuk mendatanginya. Namun bukan berarti para sahabat radhiallhhu anhum tidak mendatanginya. Namun dalam kondisi yang sakit tetap mendatangi masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah.

Diceritakan oleh imam Ibnu Abi Syaibah bahwa Rabi' bin Khaitsam dalam keadaan sakit, ia dipapah oleh dua orang untuk sholat berjamaah di masjid. Lalu disampaikan kepadanya, bukankah ia diberikan kemudahan untuk tidak mendatangi sholat berjamaah. Ia menjawab: "Ya, benar, tapi aku mendengar suara muazin yang berkumandang: "Hayya 'alas sholah, hayya 'alas sholah", ia melanjutkan : "Maka siapa yang mendengarnya hendaklah ia mendatanginya walau dengan merangkak".

Bahkan Imam Ibnu Mubarok meriwayatkan bahwa Abu Abdur Rahman As-Salmi meminta orang-orang untuk membawanya ke masjid dalam keadaan berdebu, hujan dan sakit.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah

Begitu kisah-kisah para sahabat Rosulullah dan generasi setelahnya, yang tidak pernah mencari uzur dan alasan untuk tidak melaksanakan panggilan Allah, dan anjuran dari Rosulullah. Hal ini diperkuat lagi dengan kisah para pemimpin umat islam terdahulu, yang menjadi teladan umat, di tengah kesibukan mereka mengurus negara mereka tak pernah melupakan untuk mendatangi sholat secara berjamaah, bahkan mereka adalah orang-orang yang mengingatkan masyarakatnya untuk mendatangi sholat berjamaah, sebagaimana halnya yang dilakukan oleh Umar bin Khattab, suatu ketika ia tidak mendapati beberapa orang menghadiri sholat berjamaah, maka ia menyuruh beberapa orang untuk mencari orang tersebut. Begitu juga yang dilakukan oleh Ali bin Abi Tholib, tatkala ia keluar dari rumahnya untuk sholat berjamaah, ia berteriak-teriak: "Sholat! Sholat!"

Kebiasaan islam yang baik ini masih tetap ada dan dilestarikan oleh pemimpin umat islam saat ini, di antaranya diceritakan oleh salah seorang juru bicara Hamas di Palestina bahwa Perdana Mentri Palestina Ismail Haniyah, ia begitu dicintai oleh rakyatnya, dan begitu dekat dengan rakyatnya, ia selalu mengimami sholat lima waktu di masjid, menjadi imam dan khotib pada waktu sholat jumat dan sholat ied. Ia berdiskusi dan mendengar pengaduan masyarakatnya setelah sholat berjamaah.

Kaum Muslimin Sidang Sholat Jumat yang dimuliakan Allah.

Di antara sebab-sebab yang membantu untuk menjaga sholat berjamaah adalah yang pertama: Berlaku jujur dengan Allah, adanya keinginan yang kuat dan jujur untuk melaksanakan sholat berjamaah. Allah berfirman:

فلو صَدَقُوا الله لكان خيراً لهم

"Kalau sekiranya mereka jujur itu adalah kebaikan buat mereka".

Sebab kedua adalah doa dan memohon kepada Allah untuk dimudahkan dalam melakukan ketaatan kepadanya dengan berupaya melakukan sholat secara berjamaah. Rosulullah pernah berpesan kepada Muadz bin Jabal untuk membaca setelah setiap sholat sebuah doa:

اللهم أعني على ذكرك ، وشكرك ، وحسن عبادتك

"Ya Allah bantulah aku untuk berzikir dan bersyukur padamu dan beribadah dengan baik kepadamu."

Semoga Allah SWT. Menjadikan kita hamba-Nya yang selalu dibukakan hati kita untuk selalu mendekat kepada-Nya dan menteladani Rosulullah, sahabatnya dan para tabi'in dalam semangat mereka beribada kepada Allah. Amiin ya robbal 'alamin.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بهدي سيد المرسلين. أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم ولجميع المسلمين، فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم

Oleh: H. Zulhamdi M. Saad, Lc

Mewujudkan Keberkahan Dalam Bermasyarakat

Hadirin Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah

Dari mimbar khutbah jumat ini khatib mengajak kepada diri khatib dan jamaah sekalian untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Peningkatan iman yang terus dilakukan dengan peningkatan amal sholeh. Karena derajat kemuliaan seorang hamba di sisi Allah hanyalah dinilai dengan ketakwaannya. Allah berfirman:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Sesungguhnya orang yang paling bertakwa di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa”.

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah

Masyarakat yang berkah adalah masyarakat yang jauh dari dosa-dosa dan maksiat. Sebaliknya masyarakat yang penuh dengan dosa-dosa dan kemaksiatan adalah masyarakat yang rentan. Ibarat tubuh penuh dengan penyakit dan kotoran yang menjijikkan. Maka ia tidak produktif dan bahkan tidak bisa diharapkan darinya kebaikan.

Keberkahan suatu masyarakat itu mempunyai syarat khusus yang telah dipatok oleh Al-Quran sehingga dengan mewujudkannya akan terwujudlah masyarakat yang mendapatkan keberkahan, sebagaimana firman Allah:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ .

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (Al-A’rof: 96)

Ustadz Sayyid Qutb mengomentari ayat ini sebagaimana yang ditulisnya dalam tafsir zhilal, beliau mengatakan: “Berkah-berkah yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang beriman dan bertakwa secara tegas dan meyakinkan itu, bermacam-macam jenis dan ragamnya. Juga tidak diperinci dan tidak ditentukan batas-batanya oleh nash ayat itu. Isyarat yang diberikan nash Al-Quran itu menggambarkan limpahan yang turun dari semua tempat, bersumber dari semua lokasi, tanpa batas, tanpa perincian, dan tanpa penjelasan. Maka ia adalah berkah dengan segala macam warnanya, dengan segala gambaran dan bentuknya. Keberkahan yang dijanjikan kepada orang beriman dan bertakwa ialah bahwa keberberkahan itu kadang-kadang menyertai sesuatu yang jumlahnya sedikit, tetapi memberikan manfaat yang banyak serta diiringi dengan kebaikan, keamanan, kerelaan, dan kelapangan hati. Berapa banyak bangsa yang kaya dan kuat, tetapi hidup dalam penderitaan, tidak ada rasa aman, penuh goncangan dan krisis, bahkan menunggu kehancuran.”

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah

Ketika kehidupan berjalan secara sinergis antara unsur-unsur pendorong dan pengekangnya, dengan bekerja di bumi sambil memandang ke langit, terbebas dari hawa nafsu, menghambakan diri dan tunduk kepada Allah. Berjalan dengan baik menuju ke arah yang diredoin oleh Allah, maka sudah tentu kehidupan model ini akan diliputi dengan keberkahan, dipenuhi dengan kebaikan dan dinaungi dengan kebahagian.

Berkah yang diperoleh bersama iman dan takwa adalah berkah yang meliputi segala sesuatu. Berkah yang terdapat di dalam jiwa, dalam perasaan, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Juga berkah yang mengembangkan kehidupan dan meninggikan mutunya dalam setiap waktu. Jadi bukan semata-mata melimpahnya kekayaan namun dibarengi dengan penderitaan, kesengsaraan, kerusakan bahkan kegersangan jiwa.

Tuntutan keberkahan yang dapat diambil dari tuntunan ayat di atas adalah: merealisasikan keimanan dalam keseharian, meningkatkan ketaqwaan dalam setiap amalan. Maka sebaliknya, hal-hal yang akan menghilangkan keberkahan itu adalah karena mendustakan ajaran dan ayat-ayat Allah, kemudian terperosoknya seseorang bahkan masyarakat ke dalam kubangan kemaksiatan.

Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam salah satu bukunya “Al jawaabul Kaafii liman Sa’ala ‘anid Dawaaisy Syaafii” menyebutkan beberapa bahaya dan pengaruh dosa terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat yang akan membawa pada hilangnya keberkahan. Di antaranya pengaruh buruk dosa dan kemaksiatan itu adalah:

Pertama: Dosa memperlemah kesadaran akan keagungan Allah dalam hati.

Seorang yang penuh dengan dosa-dosa tidak akan lagi bersungguh-sungguh mengagungkan Allah. Kaki akan terasa malas dan berat berat untuk melangkah ke masjid dan menghadiri pengajian. Badan terasa sulit untuk bangun pada waktu fajar melaksanakan shalat subuh. Telinga tidak suka lagi mendengarkan ayat-ayat Al Qur’an, lama kelamaan hati menjadi keras seperti batu bahkan bisa lebih keras dari pada itu. Maka ia hilanglah rasa sensitive terhadap suatu dosa, tidak bergetar lagi hatinya ketika keagungan Allah disebut. Allah berfirman:

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ .

"Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah, lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Baqoroh: 74)

Kedua: Dosa membuat seseorang tidak mempunyai rasa malu.

Seseorang yang biasa berbuat dosa, lama-kelamaan tidak merasa berdosa lagi. Bahkan ia tidak merasa malu berbuat dosa di depan siapapun. Bila rasa malu hilang maka hilanglah kebaikan. Rosulullah saw bersabda: “Rasa malu itu semuanya baik”. Maksud dari hadist ini adalah: bahwa semakin kuat rasa malu dalam diri seseorang akan semakin menyebar darinya kebaikan. Dengan demikian masyarakat yang mempunyai rasa malu adalah masyarakat yang baik pula dan penuh nuansa kemanusiaan.

Ketiga: Dosa menghilangkan keberkahan dan nikmat serta menggantikannya dengan bencana.

Allah swt. selalu menceritakan bahwa diazabnya umat-umat terdahulu adalah karena mereka berbuat dosa. Dalam surat Al Ankabuut ayat 40 Allah SWT berfirman:

فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ .

"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS. An-Ankabut: 40)

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا ءَاخَرِينَ .

"Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain." (QS. An-an’am: 6)

Kaum muslimin jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah

Keberkahan yang kita inginkan dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara ini tidak akan terwujud hanya dengan teori-teori dan arahan tanpa adanya kesadaran untuk saling mengingatkan dan keinginan untuk mau mendengarkan dan menerima kebenaran, serta adanya kepedulian untuk saling menghargai, saling mencintai, saling membantu dan memenuhi hak dan kewajiban. Oleh sebab itulah Rasulullah berpesan kepada istri-istrinya untuk memperbanyak kuah masakan untuk dibagikan kepada tetangga-tetangganya.

Memperbanyak kuah sebagaimana dimaksud oleh Rasulullah adalah, kepedulian kepada tetangga dan masyarakat dalam arti luas. Apabila seorang memiliki kelebihan rezeki janganlah ia melupakan tetangga kiri dan kanan, mungkin di antara mereka ada yang tidak memiliki makanan untuk hari itu, atau mungkin anaknya sedang sakit namun ia malu meminjam uang untuk berobat. Bisa pula kepedulian ini dalam bentuk non makanan, misalnya kesehatan dan biaya pendidikan. Siapakah yang paling memahami kesulitan bersosial seseorang selain tetangganya?

Pentingnya kepedulian ini sehingga di akhirat nanti Allah akan mempertanyakannya kepada kita masing-masing tentang kepedulian kita kepada sesama, Imam Muslim dalam kitab shohihnya meriwayat hadist Qudsi:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِى. قَالَ يَا رَبِّ كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ. قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِى فُلاَنًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِى عِنْدَهُ يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِى. قَالَ يَا رَبِّ وَكَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ. قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِى فُلاَنٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِى يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِى. قَالَ يَا رَبِّ كَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ اسْتَسْقَاكَ عَبْدِى فُلاَنٌ فَلَمْ تَسْقِهِ أَمَا إِنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ وَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِى »

Dari Abu Hurairoh ra, Rosulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt berfirman pada hari kiamat: “Wahai anak adam! Aku sakit kenapa engkau tidak menjengukku, ia berkata:”Wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku menjengukmu, sedangkan engkau adalah Tuham semesta alam.” Allah berfirman: “Engkau tahu bahwa seorang hamba-Ku sakit di dunia akan tetapi engkau tidak menjenguknya, seandainya engkau menjenguknya sungguh engkau akan dapati Aku di sisinya.” Wahai anak adam, Aku meminta makan kepadamu, kenapa engkau tidak memberiku?” Orang itu berkata: “Wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku member-Mu makan, sedangkan engkau adalah Tuhan semesta alam? Allah berfirman: “Engkau mengetahui ada dari hamba-Ku yang kelaparan dan engkau tidak memberinya makan, sekiranya engkau memberinya makan, niscaya engkau dapati Aku di sisinya. Wahai anak adam Aku meminta minum padamu, sedang engkau enggan memberik-Ku minum.” Ia berkata: “Wahai Tuhanku, bagaimana aku memberi-Mu minum sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?” Allah menjawab: “Seseorang meminta minum padamu dan engkau tak memberinya, sekiranya engkau memberinya minum niscaya engkau dapati Aku di sisinya.” (HR. Muslim)

Kaum muslimin jamaah jumat yang dimuliakan Allah

Kesimpulan yang dapat kita tarik dari khutbah yang singkat ini adalah: bahwa tidak mungkin individu yang kotor, yang hidup di alam dosa, akan melahirkan masyarakat yang baik. Oleh karena itu, jalan satu-satunya untuk membangun masyarakat yang bersih dan beradab, penuh dengan nuansa tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, yang jauh dari kerjasama dalam keburukan dan dosa, adalah hanya dengan kembali bersungguh-sungguh mentaati Allah dan mengagungkan-Nya. Kembali meramaikan masjid, mengajak keluarga, anak-anak untuk menunaikan sholat sebagai kewajiban kita kepada Allah yang tak boleh dilalaikan apapun kondisinya, membaca dan memahami Al-Quran, menerapkan pengetahuan tentang islam yang sudah diketahui, mengendalikan nafsu dari dosa-dosa dan sesuatu yang mendatangkan murka Allah serta tidak melupakan untuk saling peduli dan saling mengingatkan sesama saudara dan tetangga.

Semoga Allah menjadikan masyarakat dan bangsa kita bangsa yang mendapatkan keberkahan, mengumpulkan kita dalam umat Rosulullah yang terbaik dan terjauhkan dari ketergelinciran ke dalam jurang kemaksiatan. Amiin ya Rabbal ‘alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Oleh: H. Zulhamdi M. Saad, Lc