Senin, 17 Desember 2012

Babi ngepet, ritual mistis meraih kekayaan secara instan



Babi ngepet, ritual mistis meraih kekayaan secara instanMERDEKA.COM, Kesulitan ekonomi menjadi salah satu alasan seseorang mencari jalan pintas dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tak jarang, tindakan kriminal seperti mencuri, menipu dan merampok kerap ditempuh seseorang yang enggan berkeringat untuk mencari uang.

Namun, tindakan kriminal bukan satu-satunya jalan yang bisa ditempuh seseorang yang telah putus asa. Sebab, tindakan tak terpuji lainnya yang dilarang agama juga kerap dilakukan, salah satunya adalah jalan pesugihan babi ngepet.

Beberapa mitos menceritakan, babi ngepet adalah sebuah bentuk pesugihan yang dilakukan seseorang yang ingin cepat kaya lewat jalan pintas tanpa harus berkeringat.

Sebelum menjadi babi ngepet, seseorang harus terlebih dahulu datang ke lokasi pesugihan, salah satu contohnya adalah gunung yang didiami siluman babi.

Di tempat itu biasanya sudah ada kuncen atau dukun yang siap membimbing sang pencari pesugihan, untuk meminta kekayaan secara instan kepada makluk halus yang menghuni lokasi.

Namun, sebelum ritual dimulai, biasanya sang kuncen akan memaparkan sejumlah syarat yang harus disanggupi untuk dipenuhi sang pencari pesugihan. Syarat-syarat yang diajukan itu tidaklah ringan, salah satunya adalah tumbal nyawa manusia.

Biasanya, yang dijadikan tumbal adalah anggota keluarga yang paling disayangi seperti orang tua, adik, kakak, atau anak. Setelah syarat-syarat tersebut disanggupi, ritual pun dimulai.

Babi ngepet biasanya beraksi pada malam hari. Dia menyedot uang yang dimiliki korban dengan cara menggesek-gesekan tubuhnya ke dinding rumah korban. Kemudian sim salabim, uang itu pun secara ajaib akan pindah ke rumah si babi ngepet.

Babi ngepet tidak bisa sendirian dalam menjalankan aksinya. Dia biasanya dibantu oleh sang istri yang bertugas sebagai penjaga lilin.

Menurut legenda, lilin tersebut berfungsi sebagai lampu kehidupan si babi ngepet. Si babi ngepet dalam keadaan bahaya, jika api lilin bergerak-gerak tak tentu arah.

Saat itulah peranan sang istri diperlukan. Dia harus segera meniup api lilin hingga mati, agar suaminya dapat menghilang dan selamat.

Namun jika api lilin mati sendiri, maka sang babi ngepet kemungkinan sudah tak bernyawa lagi atau telah tertangkap, dan tak akan bisa kembali ke wujud manusia. Dia pun akan menjadi budak siluman selamanya.

Karena itu, mencari kekayaan dengan jalan menempuh pesugihan lebih baik tak usah terlintas dalam pikiran Anda. Sebab, masih banyak cara lazim dan halal yang bisa ditempuh untuk mencari uang dan kekayaan.
Sumber: Merdeka.com

Bagaimana pendapat Anda .... ?

Cerita ritual seks di Gunung Kemukus untuk cari kekayaan



Cerita ritual seks di Gunung Kemukus untuk cari kekayaanMERDEKA.COM, Sudah menjadi cerita umum, ada ritual mencari pesugihan semacam babi ngepet dan lainya dilakukan orang di Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah. Untuk mendapatkan pesugihan itu, konon harus berhubungan seks dengan pasangan tidak sah.

Ritual mesum ini banyak dilakukan oleh orang-orang yang mencari jalan pintas untuk menjadi kaya. Di gunung ini, ratusan warga dari berbagai wilayah di Jawa terutama datang berduyun-duyun ke Gunung Kemukus ini. Mereka bertujuan untuk mencari pasangan melakukan ritual pesugihan itu. Bagaimana sebenarnya ritual ini bisa menjadi semacam tata cara dan menjadi semacam tradisi yang sesat?

Tempat ritual ini berada di Gunung Kemukus tepatnya terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen, 30 km sebelah utara Kota Solo. Untuk mencapai daerah ini tidak terlalu sulit, dari Solo bisa naik bus jurusan Purwodadi dan turun di Belawan, dari situ di sebelah kiri jalan akan ditemukan pintu gerbang yang bertuliskan "Daerah Wisata Gunung Kemukus", dari gerbang tersebut kita bisa naik ojek atau berjalan kaki menuju tempat penyeberangan dengan perahu.

Gunung Kemukus identik sebagai kawasan wisata seks karena di tempat ini orang bisa sesuka hati mengkonsumsi seks bebas dengan alasan untuk menjalani laku ritual ziarahnya, itulah syarat kalau mereka ingin kaya dan berhasil.

Dalam suatu aturan yang tidak resmi diwajibkan bahwa setiap peziarah harus berziarah ke makam Pangeran Samudro sebanyak 7 kali yang biasanya dilakukan pada malam Jumat Pon dan Jumat Kliwon atau pada hari-hari dan bulan yang diyakhini baik, melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang bukan suami atau istrinya . Tapi jika ingin membawa pasangan sendiri pun tidak jadi masalah.

Acara ritual seks di Gunung Kemukus ini ada yang menganggap hanya sebuah legenda rakyat daerah. Zaman dulu dikisahkan tentang seorang Pangeran dari Kerajaan Majapahit yang bernama Pangeran Samudro bangsawan ini berasal dari kerajaan Majapahit tapi ada juga yang menyebutnya berasal dari zaman Kerajaan Pajang.

Menurut cerita, Pangeran Samudro ini jatuh cinta kepada ibunya sendiri yaitu Dewi Ontrowulan. Ayahanda Pangeran Samudro yang mengetahui hubungan anak-ibu tersebut menjadi murka dan kemudian mengusir Pangeran Samudro.

Setelah diusir oleh ayahnya inilah Pangeran Samudro melakukan perjalanan hingga akhirnya sampai ke Gunung Kemukus, tak lama kemudian sang ibunda menyusul anaknya ke Gunung Kemukus untuk melepaskan kerinduan.

Singkat cerita, ibu dan anak yang tengah dilanda asmara ini melepas kerinduan setelah sekian lama tidak bertemu. Namun, sebelum sempat ibu dan anak ini melalukan hubungan intim, penduduk sekitar memergoki mereka berdua yang kemudian merajamnya secara beramai-ramai hingga keduanya meninggal dunia.

Keduanya kemudian dikubur dalam satu liang lahat di gunung itu juga. Menurut cerita lainnya, sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir Pangeran Samudro sempat meninggalkan sebuah pesan yaitu kepada siapa saja yang dapat melanjutkan hubungan suami-istrinya yang tidak sempat terlaksana itu akan terkabul semua permintaannya.

"Baiklah aku menyerah, tapi dengarlah sumpahku. Siapa yang mau meniru perbuatanku , itulah yang menebus dosaku dan aku akan membantunya dalam bentuk apapun". Begitulah isi sumpah yang dilontarkan Pangeran Samudro sebelum akhirnya wafat.

Dari cerita legenda tentang Pangeran Samudro ini lah ritual di Gunung Kemukus seolah menjadi ajang pesta seks untuk meminta kekayaan. Jika berhasil, kedua pasangan yang bukan sah sebagai suami istri ini harus bertemu kembali untuk melakukan selamatan dan syukuran di Gunung Kemukus itu kembali.

Jika ingkar, maka kedua pasangan yang telah berjanji di makam Pangeran Samudro ini, akan jatuh miskin kembali. Bahkan, menurut mitos dan kepercayaan warga mereka atau titisan kedua pasangan yang melakukan ritual mesum berdua itu akan mengalami celaka.
Sumber: Merdeka.com

Bagaimana pendapat anda... ???