Senin, 18 Februari 2013

Zikir Ketika Berwudhu, Bolehkah?

Jumat, 08 Februari 2013, 13:49 WIB 

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum wr wb

Saya pernah mendengar, beberapa ustaz menganjurkan ketika sedang berwudhu, hendaklah kita membaca doa dan zikir saat membasuh atau mengusap anggota wudhu. Apakah itu ada dalilnya, Ustaz?

Fatma Yanti - semarang

Waalaikumsalam wr wb

Memang ada sebagian ulama yang menganjurkan untuk membaca doa setiap kita membasuh atau mengusap anggota wudhu. Yakni, ketika membasuh muka, kita membaca doa yang artinya, “Ya Allah, putihkanlah wajahku di hari wajah-wajah diputihkan dan dihitamkam.”

Ketika membasuh tangan kanan, membaca doa yang artinya, “Ya Allah, berikanlah kitab amalanku lewat tangan kananku”.  Kemudian, ketika membasuh tangan kiri, membaca doa yang artinya, “Ya Allah, janganlah engkau memberikan kitab amalanku lewat tangan kiriku atau dari belakang punggungku”.

Begitu pula, ketika mengusap kepala, membaca doa yang artinya, “Ya Allah, haramkanlah rambut dan kulitku dari siksaan neraka.” Dan, ketika membasuh kaki, membaca doa yang artinya, “Ya Allah, tetapkanlah kedua kakiku di atas shirat”.

Di antara ulama yang menyebutkan doa-doa ini adalah al-Rafi’i dalam kitabnya al-Syarhul al-kabir. Dalilnya adalah hadis yang disebutkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab tarikhnya dengan sanad yang sangat lemah, yang beralasan bahwa hadis dhaif dapat dipakai dalam masalah fadhail al’a’mal (keutamaan amal).

Tetapi, mayoritas ulama menegaskan bahwa hadis ini sangat lemah, bahkan ada yang mengatakan hadis tersebut adalah hadis maudhu’ (palsu) sehingga tidak boleh dijadikan sebagai dasar dalam beramal.  Para ulama yang membolehkan beramal dengan hadis dhaif pun menegaskan bahwa di antara syarat boleh beramal dengan hadis dhaif dalam fadhail al’a’mal (keutamaan amal) adalah jika hadis itu tidak terlalu lemah. Jika hadis dhaif itu terlalu lemah maka tidak dapat dijadikan sebagai landasan dalam beramal. Meskipun, hanya dalam fadhail al’a’mal.

Imam Nawawi dalam kitab Raudhat al-Thalibin menjelaskan, doa ini tidak ada dasarnya dan tidak pernah disebutkan oleh Imam Syafi’i serta jumhur ulama. Dalam kitab al-Azkar, Imam Nawawi juga menegaskan bahwa doa setiap membasuh anggota wudhu itu sama sekali tidak ada dari Nabi SAW.

Ibnu al-Sholah, sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam kitabnya al-Talkhish al-Kabir, juga mengatakan, tidak ada hadis yang shahih tentang doa tersebut. Dan, Ibnu al-Qayyim dalam kitab Zad al-ma’ad mengatakan, tidak ada riwayat yang menjelaskan bahwa Nabi SAW berdoa atau berzikir ketika sedang berwudhu, kecuali membaca basmalah.

Maka, setiap hadis yang menyebutkan doa ketika sedang berwudhu itu adalah suatu kebohongan yang dibuat-buat. Nabi tidak pernah mengatakannya dan tidak pernah mengajarkan kepada umatnya. Sebab, hanya ada hadis tentang membaca basmalah di awal wudhu dan membaca doa setelah berwudhu.

Dari Anas ra ia berkata, “Sebagian sahabat Nabi SAW mencari air untuk berwudhu, Rasulullah SAW bertanya, ‘Apakah ada air pada salah seorang dari kalian?’. Lalu, Nabi meletakkan tangannya ke dalam air (tersebut) dan berkata, ‘Berwudhulah (dengan membaca) bismillah’.

Aku melihat air keluar dari sela-sela jari-jari tangan beliau hingga para sahabat seluruhnya berwudhu hingga yang paling akhir dari mereka.” Tsabit (perawi) bertanya kepada Anas, “Berapa orang mereka?” Anas menjawab, “Sekitar 70 orang”. (HR Al-Nasa’i dan Ibnu Hibban).

Dan, membaca doa setelah wudhu sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Nabi SAW (HR Muslim). Dengan selalu menyempurnakan wudhu, tanpa perlu kita menambahkan hal yang tidak diajarkan oleh Nabi SAW. Dalam masalah ibadah wudhu ini, Rasulullah SAW telah menjanjikan bahwa dosa-dosa yang dilakukan oleh anggota wudhu kita akan dihapus dan diampuni oleh Allah SWT.

Abu Hurairah ra meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang hamba Muslim atau Mukmin berwudhu, kemudian dia membasuh wajahnya maka akan keluar dari wajahnya bersama air itu atau bersama tetesan air yang terakhir segala kesalahan yang dia lakukan dengan pandangan kedua matanya. Apabila dia membasuh kedua tangannya maka akan keluar dari kedua tangannya bersama air itu atau bersama tetesan air yang terakhir segala kesalahan yang dia lakukan dengan kedua tangannya.

Apabila dia membasuh kedua kakinya maka akan keluar bersama air, atau bersama tetesan air yang terakhir, segala kesalahan yang dia lakukan dengan kedua kakinya, sampai akhirnya dia akan keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa.” (HR Muslim).
Wallahu a’lam bish shawab. 

 Ustaz Bachtiar Nasir
Redaktur : Heri Ruslan   

 Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)((QS ar-Rum: 41))


Perempuan dari Tulang Rusuk, Benarkah?

Minggu, 03 Februari 2013, 07:18 WIB 

REPUBLIKA.CO.ID,  Assalamualaikum wr wb
 

Ustaz, apakah benar seorang perempuan diciptakan dari tulang rusuk manusia?

Sholeh Sholahuddin, Serang, Banten
Waalaikumussalam wr wb

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan, bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS al-Nisa [4]: 1).

Ayat di atas adalah dasar atau dalil dari permasalahan yang Anda tanyakan. Dalam hal ini, ada perbedaan pendapat para ulama dalam menetapkan asal–muasal penciptaan perempuan (Hawa). Jumhur ulama menafsirkan perkataan wa khalaqa minha zaujahadalam ayat di atas dengan menyatakan bahwa Hawa diciptakan dari Adam.

Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW menyebutkan, Hawa itu diciptakan dari tulang rusuk Adam. Berikut ini salah satu hadis sahih yang dijadikan sebagai sandaran dari argumentasi jumhur ulama. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda, “Saling berwasiatlah kalian untuk berbuat baik kepada perempuan. Karena sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan yang paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah bagian paling atasnya. Jika kamu berusaha meluruskannya, kamu akan membuatnya patah. Dan jika dibiarkan, ia akan terus bengkok. Karena itu, saling berwasiatlah kalian untuk berbuat baik kepada perempuan.” (HR Bukhari).

Tetapi, ada pedapat berbeda dari sebagian ulama, seperti Abu Muslim al-Isfahani dan diikuti oleh Syekh Rasyid Ridha dalam tafsir al-Manarnya dan juga dipilih Syekh Yusuf al-Qaradhawi. Mereka mengatakan, yang dimaksudkan dalam ayat itu adalah Hawa diciptakan dari jenis yang sama dengan penciptaan Adam. Makna hadis di atas adalah kiasan bahwa perempuan itu seperti tulang rusuk yang bengkok. Dalam konteks ini, Nabi memerintahkan kaum laki-laki memperlakukan istri dengan lemah lembut dan tidak tergesa-gesa dalam memperbaikinya jika menemukan sesuatu yang tidak disukai.

Perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, bukan berarti bersifat jelek dan itu bukan kekurangan bagi seorang perempuan. Ini hanya masalah fungsi saja, di mana laki-laki dan perempuan memiliki fungsi berbeda sesuai dengan kehendak penciptaan Allah.
Wallahu a’lam bish shawab.

 Ustaz Bachtiar Nasir

Redaktur : Heri Ruslan

Apabila Allah memberikan kenikmatan kepada seseorang hendaknya dia pergunakan pertama kali untuk dirinya dan keluarganya.((HR. Muslim))



 

Aswad Ad-Duali: Sang Penemu Kaidah Nahwu

Selasa, 12 Februari 2013, 05:44 WIB 


REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Afriza Hanifa
Pada masa dahulu, bahasa Arab tak mengenal adanya harakat. Masyarakat Arab menggunakan dialek kebiasaan saat mengucapkannya. Bayangkan betapa sulitnya membaca Alquran dengan arab gundul, tanpa tanda harakat satu pun.

Oleh karena itu, Abul Aswad Ad-Duali mejadi sosok yang berkiprah sangat penting bagi Muslimin. Dialah yang menemukan kaidah tata bahasa Arab (Nahwu), salah satunya kaidah pemberian harakat.

Abul Aswad Ad-Duali memiliki nama asli Dzalam bin Amru bin Sufyan bin Jandal bin Yu'mar bin Du'ali. Dia biasa dipanggil dengan nama Abul Aswad, sementara Ad-Duali merupakan nisbat dari kabilahnya yang bernama Du'al dari Bani Kinanah. Abul Aswad Ad-Duali merupakan seorang tabi'in, murid sekaligus shahabat Khalifah keempat Ali Bin Abi Thalib. Ia lahir pada 603 Masehi dan wafat pada 688 Masehi.

Sebelum menjadi pakar nahwu, Ad-Duali banyak berkiprah di dunia perpolitikan. Ia sempat menjadi hakim di Bashrah pada era kekhalifahan Umar bin Khattab, hingga kemudian diangkat menjadi gubernur kota tersebut di masa kepemimpinan Ali. Saat perang Jamal, Ad-Duali merupakan juru runding perdamaian antarkubu. Ia juga pernah diutus sahabat Rasulullah, Adullah Ibn Abbas, untuk memerangi kaum Khawarij.

Ilmu nahwu kemudian dipelajari Ad-Duali langsung dari Khalifah Ali. Pada masa itu, menantu Rasulullah tersebut memang dikenal sebagai pakar nahwu. Kemudian, atas permintaan Ali, Ad-Duali pun merumuskan ilmu nahwu serta membuat peletak dasar kaidah ilmu tersebut. Ali juga kemudian memerintahkan pemberian tanda baca atau harakat pada tulisan Arab. Usulan Ali tersebut karena sang khalifah melihat banyaknya Muslim yang salah membaca Alquran. Ad-Duali pun menyanggupi dan memberikan harakat pada mushaf Alquran.

Sebenarnya, tak hanya Ali, Ad-Duali pun merasa khawatir dengan banyaknya kesalahan membaca kitab suci di kalangan masyarakat. Kekhawatiran tersebut muncul sejak Ad-Duali menemukan kesalahan baca yang benar-benar terjadi pada masyarakat Arab. Dalam Ensiklopedi Peradaban dikisahkan Ad-Duali pada suatu hari melewati seorang yang tengah membaca Alquran. Ia pun mendengar surah At-Taubah ayat 3 dibaca dengan kesalahan harakat diujung kalimat. Meski hanya satu kesalahan harakat, artinya sangat jauh berbeda.

Ad-Duali mendengar seorang tersebut membaca “Anna Allaha bari'un-mina-l musyrikiin wa rasuulihu,” seharusnya dibaca “Rasuluhu”. Jika diartikan akan sangat jauh berbeda. Pembacaan pertama yang salah tersebut berarti “Sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan rasulnya ...” Tentu saja arti tersebut menyesatkan, karena Allah tidak pernah berlepas dari utusanNya.Kalimat yang semestinya yakni “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin.” Hanya satu harakat, tapi mengubah arti yang begitu banyak.

Sejak peristiwa itulah, Ad-Duali mulai menekuni nahwu dan berkeinginan memperbaiki bahasa Arab. Ia khawatir jika tak dibuat sebuah kaedah, bahasa Arab akan mudah lenyap begitu saja. Mengingat di era kekhalifahan Ar-Rasyidin pun, sudah terdapat kesalahan baca Alquran. Mulailah Ad-Duali membuat kaidah tata bahasa Arab.

Namun, pada saat itu belum ada fathah, dhamah, ataupun kasrah. Ad-Duali mengunakan, sistem titik berwarna merah sebagai syakal kalimat. Titik-titik tersebut, yakni sebuah titik di atas huruf dimaknai /a/, yakni fathah, satu titik dibawah huruf dibaca /i/ atau kasrah, satu titik disebelah kiri huruf dibaca /u/, yakni dhamah. Adapun tanwin tinggal menambah titik tersebut menjadi dua buah. Titik-tik tersebut dicetak merah agar membedakan dengan tulisan Arab yang menggunakan tinta hitam.

Dalam perkembangannya, upaya Ad-Duali ini disempurnakan oleh beberapa muridnya. yakni Nasr Ibn 'Ashim (wafat 707 Masehi) dan Yahya Ibn Ya'mur (wafat 708 Masehi). Mereka melakukan penyempurnaan harakat tersebut pada masa pemerintahan Abdul Malik Ibn Marwan di Dinasti Umayyah. Selain keduanya, Ad-Duali juga memiliki beberapa murid lain yang juga pakar dalam bahasa Arab. Beberapa muridnya, yakni Abu Amru bin 'alaai, Al Kholil al Farahidi al Bashri yang merupakan pelopor ilmu arudh dan penulis kamus Arab pertama.

Tak hanya harakat, Ad-Duali melahirkan banyak kaidah tata bahasa Arab yang hingga kini masih menjadi patokan atau rujukan. Sejak dikenal sebagai peletak dasar ilmu i'rab, banyak orang datang untuk belajar ilmu qira'ah ataupun dasar ilmu i'rab. Ia mencurahkan hidupnya untuk menelaah ilmua nahwu, hingga wafat pada 688 masehi di Basrah.






Kaidah nahwu Ad-Duali ini dikenal mengusung mazhab Bashrah. Pada perkembangan bahasa Arab, muncul dua mazhab, yakni Bashrah dan Kufi. Kedua mazhab tersebut sangat gencar menyebarkan ilmu nahwu ke penjuru dunia.

Redaktur : Heri Ruslan
Sesungguhnya Allah SWT mengampuni beberapa kesalahan umatku yang disebabkan karena keliru, karena lupa, dan karena dipaksa (HR Ibnu Majah, Baihaqi, dan lain-lain)



 

Azab Pedih Bagi Kaum Gay Sodom (2-habis)

Selasa, 12 Februari 2013, 06:00 WIB 


REPUBLIKA.CO.ID, Mereka pun menjadi tamu misterius di tempat tinggal Luth. Melihat ketampanan tamunya, Luth pun merasa ketakutan jikalau warganya mengetahui maka akan terjadi hal buruk pada tamu tersebut. Ia sangat gelisah karena merasa tak akan mampu melindungi tamunya.
“Janganlah kamu takut, jangan pula susah. Sesungguhnya, kami akan menyelamatkan kamu dan pengikut-pengikutmu kecuali isterimu. Dia adalah termasuk orang-orang yang dibinasakan,” ujar utusan tersebut. Mendengarnya, tahulah Luth bahwa tamunya merupakan jelmaan dari malaikat Allah.

Dengan diam-diam, istri Luth mengabarkan tamu misterius tersebut kepada warga Sodom. Padahal, Luth telah berpesan pada istri dan dua putrinya untuk merahasiakan kehadiran tamu tersebut. Tapi, istri dari nabi bukan jaminan bagi seorang wanita menjadi beriman dan bertakwa. Maka berkumpullah para gay di negeri tersebut di rumah Luth. Mereka ingin menyaksikan dan menikmati ketampanan tamu tersebut.

“Sesungguhnya, mereka adalah tamuku. Jangan kalian membuatku malu, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina,” seru Luth melihat warga mengepung rumahnya.

“Dan bukankah kami telah melarangmu dari melindungi manusia?” ujar salah seorang dari mereka.

“Inilah putri-putriku, kawinlah dengan mereka, jika kamu hendak berbuat secara halal,” kata Luth.

Tapi, warga tetap keras kepala, mereka menerobos masuk rumah Luth karena hawa nafsu. Tapi, dengan kekuasaan Allah, mereka tak mampu melihat para malaikat berwujud manusia tampan tersebut. Tiba-tiba saja mereka tak mampu melihat. Luth pun tak peduli lagi pada warga terlaknat tersebut.
Ia segera bergegas meninggalkan negeri Sodom bersama keluarganya. Malaikat berpesan, “Pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu dan ikutlah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang di perintahkan kepadamu,” kata malaikat utusan tersebut terakhir kali sebelum pergi.

Maka, keluarlah Luth dari negeri Sodom bersama istri dan dua putrinya di tengah malam. Mereka bergegas dan tak menoleh sedikit pun ke negeri yang dimurkai Allah tersebut. Tapi, diperjalanan, sang istri berjalan lambat dan terus saja menoleh karena penasaran benarkah adzab akan menimpa negeri Sodom. Saat menjelang matahari terbit, Luth dan dua putrinya sampai di sebuah bukit jauh dari Sodom.
Saat itulah terdengar suara bumi dan langit sekan melampiaskan kemarahan. Suara keras mengguntur dari langit dan menurunkan hujan batu. Bumi pun bergoncang dan membalikkan Kota Sodom. Adzab Allah begitu mengerikan hingga membinasakan seluruh warga Sodom, tak terkecuali istri Luth yang membangkang. Hancur sudah kota para pelaku maksiat dengan kekuasaan Allah yang Agung.

Kisah tentang bangsa Sodom tersebut sangat terkenal tak hanya dikalangan Muslim, tapi juga Kristini dan Yahudi. Di dalam Alquran, kisah tersebut banyak disebut dalam dibeberapa surah, yakni al-Ankabuut ayat 28-35, Asy-Syuara ayat 160-168, al-A'raaf ayat 80-82, serta al-Hijr ayat 59-77. Kisah secara rinci juga terdapat dalam banyak tafsir Alquran.

Reporter : Afriza Hanifa
Redaktur : Heri Ruslan

Harta itu lezat dan manis, siapa yang menerimanya dengan hati bersih, ia akan mendapat berkah dari hartanya tersebut(HR Muslim)


Azab Pedih Bagi Kaum Gay Sodom (1)

Selasa, 12 Februari 2013, 05:47 WIB 


REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Afriza Hanifa

Mereka murka karena sang utusan terang-terangan melawan kebiasaan warga melakukan homoseksual.
Berabad-abad sebelum Masehi, hidup sekelompok manusia yang gemar melakukan perbuatan nista. Para prianya merupakan gay yang selalu melakukan homoseksual. Para wanitanya pun melakukan hal sama, lesbian. Padahal, tak pernah ada sebelumnya umat manusia yang melakukan perbuatan keji tersebut. Mereka merupakan bangsa Sodom, salah satu kaum Arab kuno yang dihancurkan Allah dan tak lagi tertinggal satu pun keturunannya.

Begitu banyak kisah para pengingkar agama yang berakhir dengan azab Allah. Tapi, sebelum azab itu dijatuhkan tentu umat bandel tersebut menjalani kehidupan yang nyaman versi mereka. Tak ada seorang pun yang menyangka esok hari mereka akan binasa. Tentu saja, Allah selalu mengutus nabi kepada orang-orang yang melampaui batas tersebut untuk memberi peringatan bahwa azab Allah sangat dekat bagi setiap pengingkar. Jika mereka menurut, azab akan ditangguhkan.

Seorang putra Haran dari wilayah Ur, Luth (Lot), mengikuti jejak pamannya, Ibrahim (Abraham), ke negeri Kanaan. Setiba di sana, Luth ditugaskan Allah berdakwah ke Kota Sodom dan Gamora (Gomorrah) yang berlokasi di sepanjang timur laut Laut Mati atau saat ini dari Palestina hingga Yordania. Adapun ibu kota Sodom terletak di utara Laut Mati. Kedatangan Luth bukanlah hari spesial bagi Bangsa Sodom.

 Tapi, seluruh negeri  kemudian dikejutkan dengan pengakuan Luth sebagai utusan Tuhan. "Mengapa kalian tidak bertakwa? Sungguh, aku ini seorang rasul yang diutus kepadamu. Maka, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan, aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu. Upahku hanyalah dari Tuhan seluruh alam,” ujar Luth.

Bangsa Sodom pun dibuat murka karena sang utusan terang-terangan melawan kebiasaan warga melakukan homoseksual. Menanggapi kedatangan Luth, mereka pun tak acuh. Ucapan Luth bagai angin lalu. Luth dianggap tak waras karena mengusik kehidupan mereka. Meski demikian, Nabiyullah tak putus asa. Ia terus mengajak mereka kembali pada agama Allah.

Apa jawaban kaum Sodom? Tentu saja mereka menolaknya mentah-mentah. Hawa nafsu telah menguasai setiap jiwa mereka. Bukan menerima pelajaran Luth, mereka justru mengancam utusan Allah tersebut. “Hai Luth! Jika kau tidak berhenti, kau akan termasuk orang-orang yang terusir,” ancam warga Sodom. Dengan sabar, Luth hanya menimpali, “Sungguh aku benci pada perbuatan kalian.”

Semakin Luth menyampaikan dakwah, semakin enggan mereka bertaubat dari kemungkaran. Mereka begitu enggan meninggalkan kegiatan homoseksual. Mereka tak mau menghentikan kekerasan perkosaan. Mereka masih akan terus melakukan perampokan dan penganiayaan pada para musafir. Tak ada penghormatan sedikit pun pada Luth. Mereka justru menantang azab yang diancam pada mereka. “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar,” ujar mereka menyombongkan diri.

Suatu hari, Allah mengutus tiga malaikat untuk menyamar menjadi pria yang sangat tampan nan mempesona. Mereka menuju sungai, tempat putri Luth tengah mengambil air. “Wahai nona, adakah tempat istirahat di sini?" ujar salah seorang malaikat yang menyamar sebagai musafir, bertanya kepada putri Luth. Melihat wajah yang sangat luar biasa, putri Luth ketakutan mereka akan dilukai warga jika memasuki negeri Sodom.

“Tunggulah di sini sampai aku memberi tahu kalian kepada ayahku dan kembali,” ujar putri Luth lantas segera berlari pulang ke rumah meninggalkan bejana air. Setibanya di rumah, ia pun melaporkannya pada sang ayah dengan menangis.

Redaktur : Heri Ruslan

Janganlah kalian membenci ayah-ayah kalian. Barang siapa yang membenci ayahnya berarti ia kafir.(HR Muslim)




  

Subhanallah, Anak Usia Tiga Tahun Hafal Alquran

Senin, 18 Februari 2013, 07:10 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Afriza Hanifa
Sungguh menakjubkan bocah asal Nigeria yang satu ini. Ia mampu menghafal seluruh isi Alquran di usia tiga tahun delapan bulan. Rukkayatu Fatahu Umar, demikian nama bocah perempuan tersebut.

Dikutip dari Nigerian Tribune, Rukkayatu begitu gembira dengan prestasinya. Ia sangat senang menghafal Alquran bahkan ingin anak-anak di seluruh dunia dapat belajar dan menghafal Kitabullah sepertinya.

"Saya bersyukur kepada Allah," ujar Rukkayatu saat ditanya bagaimana perasaannya dapat menghafal Quran di usia sangat belia.

Rukkayatu mulai menghafal kitab suci di sebuah sekolah Quran milik Yayasan Syekh Dahiru Usman di Barkin Ruwa Askulaye di Kaduna. Syaikh Dahiru Uslam bukan lain merupakan kakek Rukkayatu. Bukan ikut bersekolah, gadis kecil tersebut selalu turut serta sang ibu yang merupakan pengajar di sekolah tersebut.

Di kelas hafalan, ia pun terbiasa mendengarkan bacaan Alquran. Hingga kemudian Rukkayatu ikut membaca ayat-ayat Quran bersama para siswa, bahkan menghafalnya. "Ia terus menghadiri kelas menghafal hingga saat ini ia telah menyelesaikan hafalan seluruh Alquran," ujar sang ibu, Sayyada Maimunatu.

Hafalan Quran bagi Rukkayatu seperti halnya bermain yang sangat menyenangkan. Ia bahkan begitu rajin ke sekolah setiap hari sejak pukul 07.00 pagi dan pulang pukul 18.00 sore. "Ini bukan berarti seolah-olah ia tak bermain dengan teman-temannya. Ia melakukannya (bermain), terutama dengan mereka yang juga menghafal Al-Qur'an seperti dia. Hal ini memudahkan mereka sebagai perhatian dan fokus pada tujuan yang sama, yakni menghafal Al-Qur'an," kata sang ibu.

Kabar hafalan Rukkayatu pun didengar seluruh penjuru Baauchi. Masyarakat Bauchi pun digemparkan oleh bocah hafizah Quran tersebut. Mereka terus membicarakan Rukkayatu. Kemudian pada Kamis (24/1) lalu, sang hafizah kecil unjuk gigi pada acara wisuda dari sekolah yayasan Syekh Dahiru. Saat itu lah menjadi ujian hafalan Rukkayati untuk kali pertama. 

Sang kakek, Sheikh Dahiru Usman, ingin menunjukkan kebenaran kabar prestasi cucunya. Ia ingin membuktikan bahwa prestasi si kecil Rukkayatu bukanlah sebuah kebetulan melainkan karena ia belajar dengan sungguh-sungguh. Syaikh pun kemudian meminta Rukkayatu berdiri dihadapan sekumpulan orang-orang termasuk beberapa ulama. Mereka menguji hafalan dan kebenaran bacaan Qur'an Rukkayatu. Hasilnya begitu menakjubkan mereka.

Sepertinya menghafal Quran sudah menjadi prestasi keluarga Rukkayatu. Ibunya, Sayyada Maimunatu telah menjadi hafizhah di usia 12 tahun. Ayahnya, Fatahu Umar Pandogari pun merupakan hafiz Qur'an. Didikan sang kakek, yang merupakan ulama terkenal di kawasan Bauchi, Sheikh Dahiru Usman menghasilkan keluarga penghafal AlQuran.

Menanggapi putri kecilnya yang hafal di usia balita, Sayyada Maimunatu menyatakan kegembiraannya. Ia pun bersyukur memiliki ayah seorang ulama yang telah membangun keluarganya mencintai Al-Qur'an. "Jujur, saya tidak bisa mengatakan apa-apa, tapi saya sangat bersyukur kepada Allah atas semua ini. Ini memang berkat darat Allah. Saya sangat bersyukur kepada Allah untuk ini,'' tuturnya.

''Saya juga bersyukur memiliki ayah seperti Syaikh Dahiru Bauchi yang mendidikku di jalan Islam. Semoga Allah memberinya umur panjang sehingga beliau dapat terus mengabdikan diri kepada Allah dan bermanfaat bagi umat Islam dan umat manusia pada umumnya," tuturnya.

Sang ibu pun bertekad akan terus menjaga hafalan putrinya. Usia putrinya masih teralu muda untuk diambil hak bermain. Belum lagi saat memasuki sekolah umum yang mengharuskannya mempelajari banyak hal selain hafalan Alquran. Namun ia terus memberikan pelatihan hafalan pada putrinya. Maimunatu berniat baru akan memasukkan Rukkayatu ke sekolah umum setelah usianya 10 tahun.

Sebelum usia 10 tahun, Rukkayatu akan fokus pada pembelajaran Alquran dan Islam. Namun setelah berdiskusi dengan suaminya, zaman sudah berubah, peradaban semakin berkembang, Rukkayatu akan mengenyam bangku sekolah di usia enam tahun. Meski demikian, pendidikan Islam tak akan luput dari pembelajaran Rukkayatu hingga dewasa.

Redaktur : Heri Ruslan




Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis((HR. Bukhari))


 

Penginjil AS: Islam Bukanlah Agama

Kamis, 14 Februari 2013, 19:08 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang penginjil asal Amerika Serikat (AS), Pat Robertson (82 tahun) menyebutkan Islam bukanlah agama. Hal itu disampaikannya dalam sebuah acara 'The 700 club' yang disiaran sebuah televisi swasta.
Robertson berpendapat setiap agama pasti mengajarkan kebaikan dan hal-hal positif bagi penganutnya. Sementara yang ia lihat, banyak aktivis dan pejuang militan yang berasal dari umat Islam melakukan tindakan radikal seperti bom bunuh diri. Menurutnya, jika tindakan radikal tersebut tidak mungkin berasal dari sebuah ajaran yang dinamakan agama.
"Mereka (orang Islam) adalah orang-orang pemarah yang selalu ingin membunuh dan beraksi bom bunuh diri. Islam adalah agama kacau," ungkap Robertson dengan sinis, seperti dikutip dari Huffington Post, Kamis (14/2).
Lebih lanjut, Robertson berpendapat Islam hanyalah sebuah sistem ekonomi dan politik dengan bungkus agama. Selanjutnya, penganut Kristen konservatif ini mengatakan Islam adalah sistem politik yang menyimpang untuk menggulingkan pemerintahan di berbagai negara di dunia.

Reporter : Hannan Putra
Redaktur : Citra Listya Rini

Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat. Dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Baqarah [2]:110)


  

Astaghfirullah, Politikus Ini Sebut Islam 'Agama Zaman Batu'

Selasa, 12 Februari 2013, 19:09 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Seorang politikus Selandia Baru, Richard Prosser, menyebut Islam sebagai "agama orang zaman batu" dan kaum muda Muslim adalah teroris dan ancaman yang harus dilarang untuk menaiki pesawat.

Perdana Menteri Selandia Baru John Key pada Selasa mengutuk Prosser dengan mengatakan bahwa ucapan tersebut "menjijikkan."

Richard Prosser, merupakan anggota partai "New Zealand First". Ia juga menuding sebagian besar teroris adalah "kelompok muda Muslim yang marah dan membenci negara-negara Barat."

"Jika Anda adalah laki-laki muda, berusia antara 19 sampai 35 tahun, seorang Muslim, atau terlihat seperti seorang Muslim, atau berasal dari negara Muslim, maka Anda tidak akan diizinkan untuk bepergian dengan menggunakan pesawat penerbangan negara-negara Barat," tulis dia.

"Saya tidak akan membiarkan hak-hak dan kebebasan anak gadis saya, dan juga semua warga negara Selandia Baru serta negara Barat lainnya, direndahkan oleh para pembenci wanita yang hidup di zaman batu dari 'Wogistan'," kata dia.

Perdana Menteri Key mengatakan bahwa komentar Prosser sangat "menjijikkan". Sementara itu pemimpin partai New Zealand First yang berhaluan kanan, Winston Peters, menolak pendapat Prosser karena terlalu ekstrem dan tidak berimbang.

"Komentar Prosser adalah pandangan seorang ekstremis mengenai masalah yang ekstrem, namun Anda tidak dapat memasukkan semua orang ke dalam kapal yang sama," kata dia.

"Yang hilang dalam komentar Prosser adalah perkataan semacam, 'Saya tidak berbicara dalam konteks sebuah kelompok manusia, yaitu mayoritas pemeluk Islam yang cinta damai dan patuh pada hukum'," kata Peters.

Peters tidak mengungkapkan lebih lanjut apakah Prosser akan menghadapi hukuman dari partai.

Sementara itu, Key mengatakan bahwa Prosser, yang sebelumnya juga pernah mendesak agar jilbab dilarang, telah dengan sengaja menyinggung umat Muslim dalam tulisan di majalah konservatif "Investigate".

"Tulisan itu sangat bodoh dan seharusnya dia memikirkan pendapatnya dengan matang. Tulisan itu dengan jelas mencerminkan sikap partai New Zealand First terhadap warga Selandia Baru lain," kata dia kepada wartawan.

Mantan politikus dari Labour Party, Kelvin Davis, merespons tulisan Prosser dengan memparafrase kutipan dari Mark Twain.
Dia menulis di Twitter, "Lebih baik tetap diam dan membiarkan semua orang berpikir kalau Anda adalah seorang idiot, daripada membuka mulut dan mengonfirmasi pendapat tersebut."

Redaktur : Heri Ruslan
 Sumber : antara

Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam keadaan beriman. Tidak ada pencuri ketika mencuri dalam keadaan beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman.(HR Muslim)




Surah Al-Ikhlas Mengantar Royston Boulter kepada Islam

Rabu, 13 Februari 2013, 10:00 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fitria Andayani
Jeremy Ben Royston Boulter percaya bahwa Tuhan semestinya tak membutuhkan perantara agar bisa berkomunikasi dengan manusia. Namun, agama yang dianutnya saat itu, sama sekali tak mendukung pemikiran itu. Tuhan yang dikenalnya seakan tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan hingga dia membutuhkan seorang manusia suci untuk membantunya.

Keraguan mengusiknya. Jeremy pun berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya itu. Semua buku sejarah bahkan buku-buku teori konspiratif tentang agama dan peradaban manusia dilahapnya. Ia pelajari sejarah Perang Salib, termasuk manuver Paus saat membangun kekuatan dan kekuasaan di Eropa melalui Portugis dan Spanyol.

Ia juga mempelajari pemerintahan teror ala Machiavelli. Demikian pula  pemikiran Erich Von Daniken (Chariots of The Goods) dan Charles Berlitz dan William Moore (The Philadelphia Experiment) tentang teori konspirasi primitif.

Dia pun banyak membaca fiksi ilmiah. Semua bacaan tersebut meyakinkan dia bahwa ada yang salah dengan konsep ketuhanan yang dikenalnya selama ini. "Saat itu aku berpikir, aku membutuhkan perbandingan agama lainnya," kata dia.

Dia pun mulai mempelajari beberapa agama lain, seperti Hindu dan Buddha dan mengikuti ritual yang ada di dalamnya. Tapi lagi-lagi Jeremy menemukan pertanyaan yang membuatnya ragu untuk melangkah lebih jauh. "Ketika bicara tentang bagaimana dunia dan manusia tercipta, aku merasa aneh," tuturnya.

Tak puas, Jeremy kemudian mulai mempelajari astrologi demi mendapatkan esensi Tuhan. Melalui astrologi, ia berusaha memahami mengapa posisi benda langit akan menentukan nasib makhluk hidup. "Aku lalu menjadi peramal amatir," katanya.

Dia pun kemudian sadar bahwa segala isi alam memiliki sistemnya sendiri, tetapi ada satu hukum yang membuatnya berjalan seiring, sejalan, dan harmonis. Sebuah hukum semesta yang dikendalikan sosok yang berkuasa dan berkekuatan mahadahsyat.

Di tengah pencariannya terhadap Tuhan, Jeremy malah ditimpa masalah keuangan. Dia terjerat utang setelah  memutuskan keluar dari pekerjaannya di British Council dan sekolah bahasa di Braga, Portugal. Di masa sulit itu, ia nekat meminjam uang di bank guna membeli rumah dan membuka usaha kecil-kecilan sebagai guru les bahasa Inggris.

Perlahan tapi pasti, usahanya merangkak naik. Sedikit demi sedikit, utangnya berkurang. Namun, Jeremy merasa butuh pemasukan lebih besar. Oleh istrinya, ia disarankan mencari pekerjaan di luar negeri. Merasa galau, Jeremy suatu malam berlutut dan berdoa kepada Tuhan yang tak didefinisikannya.

Ia curahkan segala masalah yang dihadapi. "Aku katakan pada-Nya, saya merasa putus asa. Aku merasa kesulitan menafkahi istri dan anak. Aku meminta pertolongan-Nya. Saat itu entah mengapa, aku merasa nyaman, dan akhirnya terlelap tidur," kenangnya.

Bekerja di Arab Saudi
Seakan doanya terjawab, esok harinya Jeremy menemukan sebuah lowongan pekerjaan di koran pagi. British Council membutuhkan tenaga untuk ditempatkan di luar negeri. Melihat iklan itu, sang istri menyarankan suaminya bekerja di Timur Tengah. Menurut sang istri, suaminya bakal mendapatkan gaji relatif tinggi di negara itu. Awalnya, Jeremy memilih Taiwan. Namun dia gagal. Dari pilihan yang ada, yang tersisa hanya universitas di Arab Saudi. Tak disangka, Jeremy diterima bekerja di negara itu.

Akhirnya, ia pun berangkat. Sebelum itu, beberapa temannya memperingatkan bahwa di Arab Saudi, ia tak akan bebas melakukan apa pun. Bahkan, sejumlah temannya menyarankan Jeremy agar mengurungkan niatnya bekerja di sana. Nyatanya, apa yang ditakutkan orang-orang  itu tidak benar. Ketika menapakkan kaki di negara yang panas itu, Jeremy malah disambut hangat oleh masyarakat setempat.

Arab Saudi kemudian menjadi jalan baginya untuk menemukan jawaban atas pertanyaannya selama ini. Di sanalah, dia berkenalan dengan Islam yang kemudian menjawab seluruh keraguannya. Allah SWT ternyata punya maksud lain atas takdir yang dijalani Jeremy.

Jawaban dari Surah al-Ikhlas
Jeremy tak langsung mengenal Islam ketika pertama kali menjejak Timur Tengah. Ketertarikannya pada agama Allah ini baru dimulai ketika sadar bahwa dia belum sepenuhnya membaca kitab lain, seperti Alquran dan Talmud (kitab kaum Yahudi). Selama ini, dia tak menyentuh kedua kitab itu karena perbedaan bahasa. Dia pun memutuskan untuk mencari Alquran terjemahan bahasa Inggris di negara yang menjadi pusat peradaban Islam itu.

Jeremy akhirnya meminjam Alquran dengan terjemahan bahasa Inggris di sebuah perpustakaan. Ketika meminjam, Jeremy diingatkan untuk memperlakukan kitab tersebut secara terhormat. Dia diingatkan untuk tidak meletakkan Alquran di atas lantai atau kursi. Dilarang pula, menduduki atau menginjak Alquran. Larangan lain, jangan membaca Alquran di lokasi tidak suci, seperti kamar mandi. Diingatkan pula untuk tidak membiarkan Alquran terbuka dalam kondisi terbalik.

Petugas perpustakaan itu juga memberi syarat tambahan, yakni selepas membaca Alquran diharapkan segera mengembalikannya ke atas rak. Usai dibaca, sebaiknya halaman terakhir jangan pula dilipat melainkan diberikan pembatas.

Jeremy merasa sedikit terganggu dengan aturan tersebut, lalu bertanya apa alasannya. Petugas perpustakaan menjelaskan bahwa Alquran berisi firman Allah yang Mahakuasa. Mendengar penjelasan itu, Jeremy bertekad memperlakukan Alquran sebaik mungkin.

Jeremy langsung jatuh cinta dengan apa yang dibaca lewat Alquran. Dia merasa sedang membaca intisari Injil dan Taurat. Padahal, bukan kedua kitab itu yang ia baca."Hal yang menarik dalam Alquran, tidak ada sebutan"Nabi Berkata" atau "Kata Allah Subhanahu Wa Ta'ala". Jadi, aku merasa seperti membaca apa yang disampaikan Tuhan kepadaku," ucapnya.

Ia mengaku sangat terenyuh ketika membaca surah al-Ikhlas.  "Katakanlah, Dialah Allah, Yang Mahaesa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." Jeremy sangat terkejut. Inilah jawaban tentang Tuhan yang diinginkannya sejak dulu.

Tak lama kemudian terucaplah kalimat syahadat. Jeremy resmi menjadi Muslim. Tak lama setelah bersyahadat, ia melaksanakan shalat untuk pertama kalinya. Ia menghadap kiblat, lalu mengucap, ''Allahu akbar.''

Dia kemudian mengangkat kedua tangan ke atas lalu melipatnya di dada. Lalu membungkukkan badan, sujud, dan duduk di antara dua kaki. "Aku merasakan kualitas spiritual yang luar biasa saat itu. Alhamdulillah.''

 Redaktur : Heri Ruslan

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)((QS ar-Rum: 41))