Senin, 23 September 2013

William: Awalnya Sulit Pahami Alquran

Rabu, 04 September 2013, 14:16 WIB

Mualaf (ilustrasi).REPUBLIKA.CO.ID, William seperti tipikal warga AS lainnya mampu membedakan antara kehidupan profesionalnya sebagai seorang penegak hukum dengan rutinitas dirinya sebagai kepala keluarga kecil yang tinggal di wilayah pertanian.

Dua kehidupan itu dirasa cukup sehingga posisi agama sebatas tradisi saja. "Ini hanya perjalan singkat dimana pada akhirnya saya bertemu Islam. Rasanya begitu cepat meski sebenarnya tidak mungkin," katanya seperti dilansir Onislam.net, Rabu (3/9).

Perjalanan William kembali pada Islam dimulai ketika ia berteman dengan seorang pria Muslim bernama Nasir. Pertemuan pertama William dengan Nasir begitu berkesan. "Saya tidak pernah membayangkan, saya jarang bertemu seorang Muslim. Yang ada dibayangan saya, mereka sulit menerima saya," katanya.

William kian terkesan ketika melihat bagaimana Nasir mampu menaklukan situasi menekannya. Ia hanya bersikap sabar dan rendah hati ketika berhadapan dengan masyarakat atau situasi sulit. "Ia itu seperti punya cara menghadapi masalah," katanya.

Karena penasaran, cara apa yang dipakai Nasir, William pun memberanikan diri bertanya. William pun terkejut ketika Nasir mengatakan Alquran. Menurut Nasir, Alquran merupakan paduan kepada siapapun yang ingin ilmu pengetahuan. "Ini yang membuatku sadar betapa aku diberikan jalan untuk mengenal Islam dengan cara positif," ujarnya.

Tepat muslim dingin tahun 2010, William mulai serius dengan Islam. Ia membaca Alquran meski tak memahami sepenuhnya. Di tengah kesulitannya itu, ia lanjutkan mencari tahu segala informasi tentang Islam. Mulai kembali membaca Alquran, William kembali mengalami kesulitan. "Sejak itu, saya minta bantuan Nasir untuk membantu," kenangnya.

William mengaku, sebagai penegak hukum, ia terbiasa menangani Muslim sebagai ancaman dan musuh. Itu yang dinilainya menjadi faktor penyebab kesulitannya memahami Alquran.

Musim panas 2004, segala sesuatunya berubah. William mendapatkan banyak bimbingan dari Nasir dan adiknya, Riyadh. Keduanya membimbing William begitu keras. Perlahan tapi pasti, William mulai percaya dengan isi Alquran. "Kitab ini diturunkan kepada Nabi Muhamamd SAW melalui malaikat Jibril. Yang menjadi masalah, saya masih dilema," tutunnya.

William pun mencoba melaksanakan shalat malam. Harapannya, dengan shalat itu ia mendapatkan keyakinan yang kuat untuk memeluk Islam. Pagi harinya, Alhamdulillah, William pun putuskan memeluk Islam. "Ketika masa itu tiba, saya begitu lega dan bahagia. Sekarang saya Muslim Amerika, Alhamdulillah," katanya.

Reporter : Agung Sasongko  
Redaktur : Fernan Rahadi

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. 



Andy: Jadi Muslim, Seperti Kupu-kupu yang Bebas

Senin, 09 September 2013, 09:48 WIB

AndyREPUBLIKA.CO.ID, BRATISLAVA -- Andy lahir di tengah pakem perbedaan itu masalah. Ayah dan ibunya seorang penganut Kristen. Secara otomatis, ia pun memeluk agama yang dianut orang tuanya.

Namun, pengetahuan agama justru didapatnya melalui bibinya. Ia sering diajak ke gereja.
"Ya, saat itu aku masih kecil, jadi tak banyak yang ku pikirkan. Namun, aku coba menyenangkan hatinya dengan mengikuti apa yang dilakukannya," kenang Andy, seperti dikutip Onislam.net, Ahad (8/9).

Secara umum, tak ada yang berkesan bagi Andy ketika ia ke gereja. Yang ia ingat, hanyalah ketika ia bermain sandiwara dan memerankan seorang putri. Selebihnya, tak ada yang istimewa.
"Justru aku itu heran, selesai beribadah justru banyak hal buruk yang dilakukan," kata dia.

Memasuki usia dewasa, Andy mulai bermasalah dengan keluarganya. Hubungan dengan sang ayah tak lagi harmonis. Mereka sering terlibat pertengkaran hebat. Ini yang membuat Andy merasa frustrasi. Pada masa inilah, Andy mulai mengenal obat-obatan terlarang, rokok dan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan.

Suatu malam, sang adik mengajaknya makan di sebuah restoran. Saat itu, Andy bertemu teman sang adik yang kebetulan beragama Islam. Andy dibujuk agar tinggal di Bratislava. Namun, Andy menolaknya.

Pada Januari 2005, Andy pun luluh. Ia memutuskan tinggal bersama adiknya itu. Lalu, ia bertemu dengan teman adiknya yang beragama Islam itu. Pada satu pertemuan, keduanya terlibat diskusi menarik tentang Islam dan Muslim. Kesan awal, Andy merasa aneh dengan apa yang disampaikan teman adiknya itu.

Perlahan tapi pasti, Andy mulai menikmati debat itu. Banyak informasi baru yang didapatnya. Ia bahkan dipinjamkan buku-buku tentang Islam dan Muslim. Lalu, ia pun diberikan Alquran terjemahan bahasa Slovakia.
"Jujur, ketika membaca Alquran, aku mulai merasakan gejolak. Aku menangis ketika membaca surat Al-Muzammil," kenang dia.

Andy menyadari banyak hal yang telah disia-siakan. Ia telah melakukan banyak hal yang merugikan dirinya sendiri. Lalu, muncul niatan untuk memperbaiki diri. Ketika niatan itu terlaksana, ia bertemu dengan seorang Muslimah. Kembali terjadi obrolan mendalam tentang Islam.

"Aku mulai yakin, aku pun bersyahadat," kenangnya.

Selepas bersyahadat, Andy merasa seperti kupu-kupu yang bebas. Ia rasakan ketenangan, hal yang jarang ditemukannya. "Ini kesempatanku untuk hidup lebih baik," kenangnya.

Namun, keputusannya menjadi Muslim tak diterima orang tuanya. Alquran miliknya diambil. Begitupula dengan ponsel. Andy pun merasa kesepian. "Aku berdoa, cobaan ini semakin membuatku kuat. Insya Allah, aku ingin menjadi wanita yang shalih, teman dan istri yang baik," pungkasnya.

Reporter : Agung Sasongko  
Redaktur : Didi Purwadi

Sesungguhnya Allah SWT mengampuni beberapa kesalahan umatku yang disebabkan karena keliru, karena lupa, dan karena dipaksa (HR Ibnu Majah, Baihaqi, dan lain-lain)






Sherif Quinn: Islam Itu Sederhana dan Logis

Kamis, 12 September 2013, 17:18 WIB

Mualaf (ilustrasi).REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Interaksi pertama Sherif Quinn dengan Islam bermula ketika ia bekerja di Arab Saudi. Dari literatur yang dibacanya, Quinn memahami Arab Saudi merupakan negeri kelahiran Islam.

Di Makkah terdapat Ka'bah, kiblat umat Islam. Dari beberapa surat kabar Saudi, Quinn mendapati banyak pertanyaan yang diajukan pembaca tentang Islam. Pertanyaan yang diajukan begitu spesifik. Seperti misal, tata cara shalat dan wudhu.

"Bagi saya, itu memang sulit dimengerti. Namun, pemahaman saya saat itu agama adalah bagian dari budaya," kenang dia seperti dilansir Onislam.net, Kamis (12/9).

Beberapa tahun kemudian, Quinn pindah ke Uni Emirat Arab. Di negeri petro dolar ini, Quinn merasakan atmosfer Eropa ketimbang Timur Tengah. Di sini, Quinn melihat Islam dengan berbeda. Ini yang membuatnya banyak berdialog dengan koleganya.

Quinn besar dalam tradisi Katolik yang kuat. Ia sempat menjalani pendidikan agama. Namun, pendidikan itu tidak membuatnya paham hubungan antara Kristen dan kehidupan nyata. Ia justru menemukan banyak kontradiksi.

"Saya pikir ini yang membuat banyak temannya yang akhirnya mulai menganggap remeh ajarannya sendiri," kata dia.Tak lama, Quinn kembali ke Arab Saudi. Ia lagi-lagi terlibat dialog dengan komunitas Muslim. Tapi ia merasa banyak pihak yang ingin "mengubahnya".

Ia mulai merasa terganggu dengan itu. Sejak itu, ia mulai berhati-hati. Seiring ia membaca literatur tentang Islam dan Muslim. Banyak informasi yang ia dapat. Quinn menyoroti masalah tertinggalnya umat Islam di bidang pendidikan, ekonomi dan kerap terlibat perang.

 "Sebuah agama seharusnya tak seperti ini. Mungkinkan ini yang dipikirkan seseorang pria yang bernama Muhammad SAW," kata dia.Kendati begitu, Quinn begitu kagum dengan Alquran.

Melalui Alquran, ia mendapati satu kesimpulan bahwa dalam Islam terdapat kesederhanaan dan logika. Firasatnya tentang kebenaran Islam pun menguat. "Yang membuatku terkesan, ketika ada salah cetakan huruf pada mushaf Alquran, maka ia segera membenarkannya. Ia pun memeriksa pada mushaf lain guna memastikan akurasinya," kata dia.

Hal lain yang membuat Quinn terkesan, terdapat banyak referensi ilmiah dari Alquran. Ini termasuk, meteorologi, astronomi, fisika, medis dan lainnya. Satu fakta yang tak terbantahkan dalam Alquran adalah kitab ini meminta manusia membayangkan betapa luar biasanya ciptaan Tuhan.

Namun, ketika membayangkan itu, Alquran meminta manusia memikirkannya melalui ilmu pengetahuan. Di luar itu, ada panduan hidup dalam Alquran yang cukup jelas. Semisal, larangan mengkonsumsi alkohol, berjudi, dan hubungan seks di luar nikah.

Setiap Muslim juga diminta untuk mencari rizeki yang halal, menyantuni anak yatim dan kalangan tak berpunya. Setiap Muslim juga diminta mengenakan pakaian yang sopan, ini termasuk aturan soal hijab. Semua aturan itu ada alasan yang diterima logika.

"Sangat jelas, mengapa banyak perempuan di seluruh dunia memeluk Islam. Karena Islam menghormati dan melindungi mereka," kata dia. Pada satu titik, muncul dalam pemikiran Quinn untuk tetap mengabdi pada gereja atau memutuskan hubungan dengan gereja. Butuh satu tahun lebih baginya untuk memutuskan pilihan yang tepat.

Tibalah pada hari Jumat, Quinn memutuskan untuk menjadi Muslim. "Saya melihat ke depan kebangkitan Islam di seluruh dunia akan dimulai. Saya bertanya-tanya bagaimana Barat bereaksi atas kebangkitan Islam, menerima atau merasa terancam. Tapi apapun yang terjadi Islam tidak akan pergi kemana-mana," kenang dia.

Reporter : Agung Sasongko  
Redaktur : Heri Ruslan

 Allah melaknat orang yang menyuap dan orang yang menerima suap(HR Muslim )