Kamis, 30 Agustus 2012

Pengikut Aliran Romo Agus di Bogor Tobat

Kamis, 30 Agustus 2012 | 06:09 WIB

 TEMPO.CO , Bogor - Pimpinan dan pengikut Pajajaran Panjalu Siliwangi (PPS) yang menganut paham seks bebas menyatakan kembali kepada ajaran Islam yang benar.

Kesiapan ini dinyatakan pimpinan aluran Pajajaran Agus Sukarna atau biasa dipanggil Romo Agus dalam pertemuan dengan Majelis Ulama Indonesia di kantor MUI Kota Bogor, Rabu, 29 Agustus 2012.

Dalam dialog tersebut, Romo Agus didampingi tiga pengikutnya: Dedi Kusmana, Agus Nugroho dan Daus. Mereka sempat berkukuh alirannya tidak sesat. Sikap ngotot petinggi Pajajaran Panjalu Siliwangi ini membuat suasana sempat memanas. Para ulama yang hadir langsung melontarkan banyak pertanyaan dan mendesak Agus mengakui alirannya sesat.

Ketua PPS Romo Agus Sukarna mengaku, hanya biasa mengobati dan tidak berusaha menyesatkan para pengikutnya. Selain itu, dia juga membantah bahwa alirannya melakukan seks bebas.

Pajajaran Panjalu Siliwangi bukan sebuah ajaran yang disebarluaskan kepada masyarakat. "Saya mengucapkan syahadat biasa untuk meminta kepada Allah agar bisa menyembuhkan orang," katanya.

Sebelumnya, para pengikut Pajajaran Panjalu Siliwangi telah mengubah kalimat syahadat sesuai dengan gelar pengikutnya dan semua orang dianggap rasul. "Saya mau kembali ke ajaran Al-Qur''an. Memang sebelumnya kita mengkaji syahadat, dan merubahnya karena itu hanya untuk diri sendiri," kata Romo Agus.

Salah satu Ketua MUI Kota Bogor, Fahrudin Sukarno mengatakan, MUI mendapat laporan dari masyarakat dan Polres Bogor Kota bahwa Romo Agus serta pengikutnya telah meresahkan masyarakat dengan mengubah dua kalimat syahadat.

Aktivitas Pajajaran Panjalu Siliwangi sempat menyulut amarah massa yang menggelar demo di padepokan aliran ini di Kampung Lemah Dulur, Dramaga, Bogor.

Ulama MUI lainnya, M.Djudjih Djaja Sumpena mengatakan, aliran sesat Agus Sukarna menyakini dan mengikuti akidah yang tidak sesuai Al-Qur''an dan sunnah. Selain itu, Romo Agus telah mengubah dan menambah atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditentukan. "Ini termasuk dalam aliran sesat, atas dasar apa yang ditetapkan MUI pusat, aliran ini sesat,"tegasnya.

ARIHTA U SURBAKTI

Pendapat Anda ..... ?

Tewas Saat Berfoto dengan Gaun Pengantin

Selasa, 28 Agustus 2012 | 05:53 WIB


TEMPO.CO , Quebec: Jangan sembarangan bermain-main dengan gaung pengantin Anda, karena gaun pengantin itu bisa membawa maut.

Peristiwa ini terjadi pada Maria Pantazopoulos yang sedang melakukan Trash the Dress. Ia tewas saat melakukan ritual yang menjadi populer beberapa tahun belakangan ini, di mana pengantin berpose sambil "bermain-main" menghancurkan gaun pengantin mereka. Tujuannya untuk menghasilkan foto terbaik.

Pantazopoulos, seorang agen real estate tak mau ketinggalan jaman. Ia pun melakukan Trash the Dress dengan mengambil lokasi di tepi sungai dekat air terjun di Kanada.

Malangnya, ia terpeleset saat gaunnya basah dan menariknya jatuh ke dalam Sungai Ouareau dekat Air Terjun Dorwin, bagian utara Montreal, Jumat sore lalu. Tubuhnya ditemukan sekitar 2,5 jam setelah kejadian.

Saat kejadian, perempuan berusia 30 tahun itu sempat berteriak sebanyak tiga kali. "Saya tergelincir," ujarnya ketika jatuh dari batu tempat ia berdiri.

Kerabatnya, Leeza Pousoulidis, mengatakan Pantazopoulos adalah perempuan yang sangat menyenangkan. Meski tubuhnya mungil, perempuan yang menikah Juni lalu itu memiliki fisik yang bagus sekuat karakter pribadinya.

"Dia orang yang ceria dan sangat peduli. Dia hanya tak ingin gaunnya teronggok di dalam lemari," kata dia.

"Saya ingin bersenang-senang dan memiliki gambar dan kenangan yang keren bersama gaun saya," ujar Pousoulidis menirukan ucapan Pantazopoulos.

Pantazopoulos terjatuh saat difoto oleh fotografer Louis Pagakis. Pria ini mengatakan saat Pantazopoulos telah mengenakan gaunnya, ia berkata, "Ambil beberapa gambar saya saat berenang sebentar di danau," ujarnya menirukan.

"Ia masuk ke dalam (sungai) dan gaunnya menjadi berat, saya telah mencoba melakukan segalanya untuk menolong dia," kata dia.

Juru bicara kepolisian Provinsi Quebec, Sersan Ronald McInnis, menggambarkan situasi kejadian yang tinggi dengan bebatuan dan air deras yang mengalir ke bawah. Saat Pantazopoulos melakukan sesi pemotretan, air mulai membasahi gaunnya sebanyak 6 inci dan menjadi berat.

"Ia mulai tergelincir dan jatuh, si fotografer mencoba menyambarnya. Tapi ia terlalu berat," kata dia.

Pantazopoulos ditemukan sekitar 100 meter dari tempat ia terjatuh oleh seorang penyelam yang dengan sukarela membantu. Tubuhnya tenggelam di dalam sungai dengan kedalaman 20 kaki.

"Dia benar-benar tenggelam hingga ke bawah," kata McInnis.

DAILYMAIL | MUNAWWAROH

 Gimana tanggapan anda .... yakin... ?


Prajurit Pembakar Al-Quran Diturunkan Pangkatnya

Selasa, 28 Agustus 2012 | 10:49 WIB

TEMPO.CO, Kabul - Pentagon memberikan hukuman administratif bagi personel militer Amerika Serikat atas tindakan indispliner berupa pembakaran Al-Quran dan mengencingi mayat warga Afganistan.

Enam tentara AS diketahui melakukan pembakaran lebih dari 100 unit kitab suci umat Islam dan buku-buku agama lain pada bulan Februari di pinggiran Kabul. Petinggi militer AS sebelumnya menyatakan mereka tidak akan menghadapi tuntutan pidana atas insiden yang memicu kerusuhan yang menewaskan sedikitnya 30 orang dan dua tentara AS ditembak mati itu.

Keenam prajurit akan menghadapi "hukuman administratif" yang mencakup langkah-langkah seperti penurunan pangkat, tugas tambahan, atau pengurangan gaji. Mereka terdiri atas  empat perwira dan dua bintara.

"Mereka melakukan tindakan itu tidak dengan niat jahat," kata kepala investigator Pentagon untuk kasus ini, Brigadir Jenderal Bryan Watson.

Temuan menunjukkan bahwa hingga 100 Al-Quran dan teks-teks agama lainnya, angka yang sebelumnya tidak diungkapkan, telah dibakar di Lapangan Udara Bagram, pangkalan udara AS di utara Kabul. Sebanyak 53 Al-Quran dan 162 buku-buku agama lainnya berhasil diselamatkan dari insinerator. Semua teks telah rusak oleh api dan sekitar sepertiganya hanya "sedikit rusak", menurut laporan tersebut.

Buku-buku itu diambil dari Pusat Penahanan Parwan di tengah kekhawatiran bahwa tahanan akan menggunakan buku itu untuk menyampaikan pesan rahasia. Seorang penerjemah disalahkan dalam laporan itu karena dialah yang menyarankan untuk memusnahkan buku-buku itu.

Laporan ini menambahkan bahwa peringatan dari Afganistan, termasuk seorang tentara Afghanistan, telah diabaikan. Ini menunjukkan ketidakpercayaan antara pasukan AS dan Afghanistan.

Temuan investigasi datang pada hari yang sama dengan saat ketika Korps Marinir AS mengumumkan hukuman untuk tiga prajurit yang mengencingi mayat pejuang Taliban.
Tiga prajurit mengaku bersalah. Satu orang bersalah untuk "mengencingi mayat" dan yang lain untuk berpose saat difoto di depan mayat itu.

Namun Pentagon menolak untuk merinci nama-nama tentara yang melakukan tindakan indisipliner itu.

 BBC | TRIP B

Kenapa Ada Ritual Foto 'Maut' Bergaun Pengantin


TEMPO.CO , Jakarta:Bagi banyak perempuan, gaun pengantin menjadi busana termahal yang pernah mereka beli. Tapi ini bukan berarti, si perempuan tak rela membuangnya.
Atas nama seni dan tren baru yang sedang populer saat ini, sang pemilik gaun rela 'menghancurkan' gaun indah nan mahal sekali pun demi sebuah foto yang ciamik. Tujuannya untuk menghasilkan citra kuat yang kontras dengan keindahan dan kehalusan dari gaun pengantin.


Gambar yang diperoleh bisa sesuatu yang menggambarkan mimpi buruk, bahkan kadang sangat dramatis. Tergantung skenarionya, yang penting luar biasa dan bisa dikenang sepanjang masa.

Inilah yang dinamakan Trash the Dress. Perempuan yang baru saja menjadi pengantin menyusun rencana di foto saat ia menghancurkan gaun mereka. Ritual aneh yang berkembang dengan sangat cepat di Barat dan mulai menjalar ke seluruh dunia. Tren ini pula yang merenggut nyawa agen real estate Maria Pantazopoulos di Kanada, Jumat lalu. (Baca: Tewas Saat Berfoto dengan Gaun Pengantin)


Memang, ada beberapa lokasi yang paling populer untuk pengambilan gambar saat melakukan ritual Trash the Dress. Biasanya di pantai, bangunan kuno yang sudah tak terawat, atau di jalanan.

Trash the Dress bisa dilakukan dengan bermacam-macam gaya. Misalnya memakai gaun yang terbakar, mencipratkan anggur merah ke gaun, memakai gaun yang dilumuri cat, atau merusak gaun dengan melakukan permainan paintball. Hasilnya, foto luar biasa dan bernilai seni tinggi.


Namun, bukannya mendapatkan foto terbaik, ritual ini malah merenggut nyawa Maria Pantazopoulos. Perempuan yang menjadi pengantin di bulan Juni lalu itu terpeleset saat pengambilan gambar yang berlokasi di tepi sungai dekat air terjun di Kanada. Ia jatuh ke dalam Sungai Ouareau dekat Air Terjun Dorwin, bagian utara Montreal, Jumat sore lalu. Tubuhnya ditemukan sekitar 2,5 jam setelah kejadian.


(Tanggapan Anda....... )


DAILYMAIL | MUNAWWAROH