Selasa, 19 Agustus 2014

Wilayah Kekuasaan ISIS Sudah Seluas Inggris

Senin, 18 Agustus 2014 | 11:27 WIB
Wilayah Kekuasaan ISIS Sudah Seluas InggrisTEMPO.CO, Bagdad – Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang kini menyebut diri sebagai Negara Islam (IS), telah membuktikan kekuatannya yang besar untuk menguasai Irak dan Suriah. Mereka telah menguasai sebagian besar Lembah Efrat dan sejumlah kota besar di kedua negara itu.

Memproklamasikan diri sebagai khilafah, milisi ISIS kini menguasai wilayah seluas Inggris, dengan populasi sekitar 6 juta jiwa. Mereka berhasil menyapu tentara Irak yang lebih siap dan lebih banyak. Juga memenangi pertempuran melawan pasukan Kurdi yang legendaris, Peshmerga.

“ISIS memiliki kendali di sejumlah wilayah. Mencabut mereka dari wilayah tersebut akan lebih sulit daripada mencegah perkembangan mereka,” kata Gregory Gause, profesor ilmu politik di University of Vermont, Amerika Serikat, yang mengkhususkan minatnya pada isu Timur Tengah, seperti dilansir dari National Post, Jumat, 15 Agustus 2014. (Baca: ISIS Kuasai Kota Pertama di Libanon)

Menurut komunitas intelijen AS, ISIS memiliki 10 ribu pejuang di Irak dan Suriah. Namun jumlah ini dicatat sebelum ISIS berhasil menguasai Mosul, kota terbesar di Irak. Jumlah itu diperkirakan bertambah banyak saat ini. (Baca: ISIS Subur di Irak karena Faktor Ekonomi)

Saat ini, milisi ISIS terus melakukan gerakannya di sejumlah wilayah di Irak dan Suriah. Bahkan ISIS disebut berhasil menguasai kota pertama di Libanon pada awal Agustus lalu. Sementara itu, untuk membantu serangan pasukan militer Irak dan Kurdi, AS dan Prancis telah mengirimkan sejumlah bantuan, termasuk bantuan militer. (Baca: Lawan ISIS, Prancis Pasok Senjata ke Pejuang Kurdi)

ANINGTIAS JATMIKA | NATIONAL POST

Mengapa ISIS Lebih Hebat dari Al-Qaeda?

Senin, 18 Agustus 2014 | 11:45 WIB
Mengapa ISIS Lebih Hebat dari Al-Qaeda? TEMPO.CO, Bagdad –Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), yang kini menyebut diri mereka dengan nama Negara Islam, tumbuh dari kelompok jihad Al-Qaeda pada April 2013. Meski dalam perkembangannya, Al-Qaeda membantah kelompok ini sebagai bagian darinya.

Walau cikal bakal ISIS terbentuk dari Al-Qaeda, banyak yang berpendapat bahwa ISIS lebih unggul dari musuh Amerika Serikat dalam perang Irak tersebut. “Mereka lebih siap dan lebih maju. Mereka memiliki pejuang yang lebih baik dan terlatih daripada kelompok Al-Qaeda yang kami hadapi di Irak,” ujar Brett McGurk, Asisten Deputi Menteri Luar Negeri AS untuk Irak dan Iran, dalam acara Charlie Rose TV yang disiarkan di AS, seperti dikutip dari National Post, Jumat, 15 Agustus 2014.

Keberhasilan ISIS menguasai Irak dan Suriah tak lepas dari kepemimpinan Abu Bakar Al Baghdadi, yang juga pernah menjadi tahanan AS di Irak bersama sejumlah komandan Al-Qaeda. (Baca: Baghdadi, Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS.) Di bawah kepemimpinannya, ISIS sempat menyatakan diri untuk bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaeda di Suriah.

Namun permintaan ISIS tersebut ditolak. Al Nusra menganggap ISIS telah melenceng dari Al-Qaeda. (Baca: Misi Berbelok, ISIS Tak Akur dengan Al-Qaidah)

Dari sinilah, Baghdadi dan para pejuangnya secara terbuka menantang pemimpin Al-Qaeda. Dengan reputasi sebagai pelatih medan perang yang memiliki analisis dan taktik yang hebat, Baghdadi sukses menarik jihadis muda untuk lebih memilih bergabung dengan ISIS dibandingkan dengan Al Nusra. (Baca: Jihadis Muda Lebih Tertarik ISIS daripada Al-Qaeda)

ISIS, menurut James Jeffrey, mantan Duta Besar AS untuk Irak dan Turki, telah menunjukkan mobilitas strategis yang luar biasa dan kecepatan operasi dalam serangkaian serangannya. Terbukti, ISIS berhasil menguasai wilayah Irak dan Suriah yang diperkirakan sudah seluas Inggris.

ANINGTIAS JATMIKA | NATIONAL POST | AL JAZEERA

Tolak Baiat ISIS, 700 Warga Sheitat Dipenggal

Minggu, 17 Agustus 2014 | 16:45 WIB

Tolak Baiat ISIS, 700 Warga Sheitat Dipenggal TEMPO.CO, LONDON - Aktivis hak-hak asasi manusia (HAM) Suriah mengatakan Kelompok Negara Islam (Islamic State/ISIS) mengeksekusi sedikitnya 700 orang dari suku Sheitat, Suriah Timur, dengan cara dipenggal kepalanya dalam dua pekan terakhir.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan, Sabtu, 16 Agustus 2014, aktivis HAM Suriah yang berbasis di London, Syrian Observatory for Human Rights, menyebut mayoritas korban adalah warga sipil. Warga suku Sheitat yang bermukim di wilayah timur Suriah, dipenggal kepalanya setelah ditangkap oleh kelompok ISIS. (Baca: Indonesia Bukan Negara Agama, SBY Tolak ISIS)

Sekitar 100 dari 700 yang dieksekusi adalah pejuang Sheitat yang melawan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sisanya, sekitar 600 orang lagi adalah warga sipil.

Para korban adalah warga Desa Ghranij, Abu Hamam, dan Kashkiyeh di provinsi yang dikuasai ISIS, Deir Ezzor. Aktivis HAM mendapatkan data tersebut dari jaringan aktivis dan para medis di lapangan.

Menurut Ketua Observatory, Rami Abdel Rahman, nasib 1.800 anggota suku Sheitat lainnya belum diketahui.

Hari Sabtu, oposisi, Koalisi Nasional Suriah (SNC), meminta Amerika Serikat dan sekutunya juga menggempur kelompok IS di Suriah, seperti yang dilakukan di Irak. Dalam jumpa pers di Turki, pemimpin SNC, Hadi al-Bahra, menuduh komunitas internasional bersikap standar ganda.

"Tidak ada alasan bagi mereka untuk tetap menutup mata atas apa yang terjadi di Suriah, kami telah menerima laporan didukung dengan dokumen dan video soal kejahatan kemanusiaan yang dilakukan ISIS setiap hari di Deir Ezzor," kata Al Bahra seperti dilansir Al Jazeera, Ahad, 17 Agustus 2014. (Baca: Waspadai Pencurian Paspor untuk Kepentingan ISIS)

Video pemenggalan yang beredar di dunia maya tampak terjadi di desa-desa tempat tinggal suku Sheitat. Tayangan memperlihatkan sejumlah pria tertawa dan mengolok-olok korban dengan meniru kambing saat mereka melakukan eksekusi.

Beberapa korban adalah korban luka dalam pertempuran melawan kelompok ISIS. Laporan mengatakan militan ISIS menyeret mereka dari rumah sakit Hujein dan pusat medis di Kota Mayadeen sebelum memotong kepalanya.

Pembunuhan terjadi setelah tetua Sheitat menolak pembaiatan atau sumpah setia terhadap ISIS. (Baca: Satu Lagi Video Seruan Jihad ISIS Beredar)

Minggu lalu, salah seorang pemimpin Sheitat mendesak militan IS untuk bertobat dan meninggalkan kelompok itu. Dia mengimbau para pengikut ISIS menjalankan pertobatan dan meminta pengampunan Allah, dan meninggalkan apa yang dia sebut sebagai "gerombolan murtad."

Mereka kemudian membunuh beberapa militan ISIS dan memperlihatkan mayat mereka di Sheitat.

AL JAZEERA | NATALIA SANTI

Inilah 8 Ramalan Seputar Tibanya Hari Kiamat

Selasa, 19 Agustus 2014 | 02:11 WIB

TEMPO.CO, London - Menurut sejumlah ilmuwan, dunia ini kemungkinan akan mengalami kiamat pada 16 Maret 2880.

Mereka menungkapkan bahwa Asteroid 1950 DA memiliki peluang sebesar 0,3% untuk menghantam bumi dalam waktu 867 tahun ke depan dan hingga saat ini para ilmuwan tersebut belum menemukan cara untuk mencegahnya.

Asteroid berdiameter 1 kilometer ini bergerak dengan kecepatan tinggi dan berotasi setiap dua jam enam menit dan bisa menimbulkan kerusakan luar biasa saat menghantam bumi nanti.

Tapi, ini bukan ramalan pertama tentang hari kiamat. Berikut ini prediksi-prediksi sebelumnya yang telah terbukti melenceng.

1000Pada tahun 999, kekhawatiran akan milenium baru menimbulkan peningkatan ibadah umat Kristiani karena mereka mengira kiamat segera tiba. Publik bahkan meninggalkan pekerjaan dan rumah-rumah mereka. Dan, saat tahun baru tiba tanpa terjadinya kiamat, para peramal berkilah mereka telah keliru menghitung usia Yesus Kristus dan membuat prediksi baru bahwa kiamat akan terjadi pada 1033.

Februari 1524

Sejajarnya posisi planet Jupiter dan Saturnus dalam konstelasi Pisces membuat para ahli astrologi London meramalkan rejadinya banjir besar seperti di zaman Nabi Nuh. Ribuan orang pun mengungsi ke dataran tinggi, tapi tak terjadi apa-apa.

Nostradamus: Beberapa Tanggal Berbeda

Nostradamus membuat ramalan berbeda mengenai kapan datangnya hari kiamat, tapi semua ramalan itu terbukti keliru. Meski begitu, para pengikutnya mengklaim, Notradamus bisa meramalkan bencana-bencana besar di dunia seperti 9/11.

Musim Gugur 1982Pada 1980, penginjil di televisi, Pat Robertson, menyampaikan kepada para pemirsa acaranya yang populer, “The 700 Club” bahwa kiamat akan terjadi dalam dua tahun ke depan. “Saya menjamin menjelang akhir 1982 akan ada hari kiamat,” katanya.

2000Banyak orang meramalkan masyarakat dunia yang bergantung pada komputer bakal meledak saat Millenium baru karena komputer-komputer itu akan bingung dengan tahun yang berisi tiga angka nol dan akan kembali ke tahun 1900. Kenyataannya, pergantian ke tahun 2000 terjadi dengan damai tanpa menimbulkan masalah.

21 Mei 2011Pastor Amerika Serikat, Harold Camping, meramalkan kiamat akan terjadi pada 21 Mei 2011. Ia membuat ramalan tersebut setelah membentuk Family Stations Ministry pada 1958 meski awalnya ia meramalkan kiamat akan terjadi pada 6 September 1994 sebelum berkilah telah melakukan kesalahan dalam menghitung tanggal.

Camping yang meninggal dunia Desember lalu pada usia 92 kemudian dikritik setelah sejumlah pengikutnya menjual harta benda mereka karena percaya tak akan membutuhkannya lagi.

21 Desember 2012Suku Maya kuno meramalkan kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012. Setidaknya, ini adalah ramalan mereka yang menginterpretasikan kalender suku Maya yang habis pada 21 Desember sehingga mengira tak akan ada lagi kehidupan setelah hari terakhir itu. Kalender panjang suku Maya yang dimulai pada 3114 Sebelum Masehi berakhir pada musim dingin 2012.

2018 hingga 2028Dr F. Kenton Beshore meramalkan kiamat akan terjadi antara 2018 dan 2028. Keyakinan pendiri World Bible Society ini berdasarkan pada kalimat di Al Kitab yang menjelaskan Pengangkatan terjadi sekitar 2021 saat “kita semua akan pergi”. Beshore berharap peringatan awal ini akan menggiring “miliaran orang menuju Yesus”.

MIRROR | A. RIJAL

Hanya Alloh SWT saja yang tau..... yang menciptakan alam semesta. percaya atau tidak kembali kepada pembaca..... okeh.... !!!