Rabu, 20 Agustus 2014

Jatuh Cinta dengan Alquran, Model Skotlandia Jadi Mualaf

Reporter : Sandy | Rabu, 20 Agustus 2014 11:15
 
Dia merasa Alquran telah menolongnya dalam memahami segala sesuatu secara logis.
Jatuh Cinta dengan Alquran, Model Skotlandia Jadi MualafDream - Eunice Olumide seorang model dari Edinburgh, Skotlandia memutuskan menjadi mualaf pada 2009. Dia pun mengganti namanya menjadi Ayesha saat belajar di universitas.
Keluarga Ayesha, imigran asal Afrika Barat dimana Kristen dan Islam tumbuh berdampingan. Dibesarkan sebagai non-muslim. Ayesha mengenal dan memeluk Islam saat dia belajar filsafat di universitas.
Pada awalnya, Ayesha khawatir akan menjadi ekstrim setelah menjadi muslim. Tetapi ketika Ayesha mempelajari Alquran, pikirannya benar-benar terbuka. Teori-teori tentang alam dan ilmu pengetahuan ada di sana dan Ayesha merasa tercerahkan.
Dia merasa Alquran telah menolongnya dalam memahami segala sesuatu secara ilmiah.
Di masjid, wanita menutupi kepalanya dan pakaian mereka sangat sopan. Hal itu membuat orang tidak menilai wanita muslim dari penampilannya. Ayesha pun menyadari betapa banyak dari kita yang menghargai orang lain jika masyarakat menilai mereka cantik.
Mengenai kariernya, Ayesha pertama kali direkrut sebagai model pada usia 15 tahun. Dia pun sempat takut kariernya hilang setelah memeluk Islam. Namun setelah bertanya pada sesama muslim, dia bersyukur bahwa Islam bukan agama ekstrim.
Meski sudah menjadi muslim, Ayesha memutuskan bertahap dalam berislam. Dia telah berhijab namun belum bisa memakainya sepanjang waktu karena dia seorang model. Dia juga berjanji tidak akan memperagakan busana-busana yang tak sesuai dengan prinsip Islam.
Hingga kini, Ayesha selalu menjaga agamanya. Dia tak pernah absen salat. Dia pun hadir ke masjid untuk beribadah secara teratur.
Ayesha ingin memulai sebuah keluarga di masa depan tetapi tidak berpikir akan menikah dengan seorang non-muslim.
(Ism, Sumber: The Sun)

Ilmuwan Muslim Cilik Paling Mengesankan di Dunia

Reporter : Sandy | Rabu, 20 Agustus 2014 05:25
Sebuah program di CNN, Vital Signs, memilih Adeeb Alblooshi, dari Dubai, sebagai salah satu delapan anak-anak jagoan yang akan membentuk masa depan kedokteran.
Ilmuwan Muslim Cilik Paling Mengesankan di DuniaDream - Seorang penemu yang masih berumur 10 tahun asal Uni Emirat Arab, disebut-sebut sebagai salah satu dari delapan perintis medis muda paling mengesankan di dunia.
Sebuah program di CNN, Vital Signs, memilih Adeeb Alblooshi, dari Dubai, sebagai salah satu delapan anak-anak jagoan yang akan membentuk masa depan kedokteran.
CNN mengatakan, latar belakang mengesankan Alblooshi mulai pada usia 6 tahun. Saat itu ia membuat kaki palsu tahan air untuk ayahnya.
"Perjalanan ke pantai telah menginspirasi Alblooshi menjadi seorang inventor seperti saat ini," kata program itu. Ketika ayahnya yang telah menderita polio tidak bisa ikut berenang karena kakinya palsu, Alblooshi, yang saat itu berusia 6 tahun, membuatkan kaki palsu yang tahan air dengan menggunakan lapisan lilin medis yang ditingkatkan.
Penemuannya tidak berhenti di situ. Pemerintah Dubai pun mulai berinvestasi dengan memakai ide-idenya.
Segera setelah itu, ia menciptakan robot kecil untuk membantu ibunya membersihkan ruang-ruang kecil. Tidak lama kemudian kreativitasnya itu disorot media dan pemerintah Dubai memanggilnya.
(Ism, Sumber: Arabian Business)

Lecehkan Muslimah Berhijab, Politisi Prancis Dikecam

Reporter : Eko | Selasa, 19 Agustus 2014 17:31

Nadine Morano menyandingkan foto perempuan berhijab dengan sampul sebuah majalah yang memuat foto ikon film seks Prancis, Brigitte Bardot.
Lecehkan Muslimah Berhijab, Politisi Prancis DikecamDream - Politisi perempuan Prancis, Nadine Morano, mengunggah foto kontroversial ke akun Facebook pribadinya. Politisi konservatif Prancis itu mengunggah foto muslimah berhijab yang tengah di Pantai. Tak hanya itu, dia menyandingkan foto itu dengan sampul sebuah majalah yang memuat foto ikon film seks Prancis, Brigitte Bardot.
Morano bahkan menuliskan kata-kata yang dinilai diskrimitatif terhadap kaum muslim. Tulisan ini menambah kemarahan sejumlah orang yang menilai Morano keterlaluan.
"Ketika seseorang memilih datang ke negara sekuler, Prancis... dia harus menghormati budaya kami dan kebebasan perempuan. Jika tidak, perge ke tempat lain," demikian tulis Morano dikutip Dream dari Al Araabiya, Selasa 19 Agustus 2014.
Foto muslimah itu diposting setelah Morano melihat muslimah berhijab yang tengah duduk di tepi pantai. Muslimah itu tengah menunggu teman lelakinya yang tengah mandi di pantai.
"Saya meminta muslim yang memilih tinggal di Prancis dan harus berintegrasi, kepada muslim Prancis yang kami hormati, bantu saya mempertahankan realitas yang simpel. Prancis bukanlah negara religius," tambah Morano.
"Sang lelaki mandi dengan menunjukkan tubuhnya yang bagus, sementara sang perempuan duduk dengan busana lengkap, duduk terdiam di atas pasir," lanjut Morano.
Postingan ini langsung mendapat tanggapan beragam. Sejumlah pengguna Facebook sepakat dengan Morano. Namun, banyak juga yang menentang dan bahkan mengecam sikap Morano itu.
"Dalam demokrasi, kita harus menghormati orang lain. Dengan definisi, orang lain yang memiliki budaya berbeda," tulis pengguna Facebook, Hous Hous.
"Ayo, ayo ... buka fikiran dan sedikit membaca sebelum menulis hal-hal konyol," tulis akun Ilyass Elie, menanggapi komentar yang mendukung sikap Morano.
Sementara, pengguna Facebook lainnya, Castor De Guerre, menuliskan, "Morano, di negara sekuler, tidak ada yang melarang perempuan mengenakan jilbab di pantai."
Pada 2010 silam, Prancis melarang pemakaian jilbab, terutama yang bercadar. Bagi perempuan yang melarang aturan itu, didenda US$ 205. Prancis menerapkan aturan tersebut dengan alasan keamanan. (Ism)

Humor lucu alasan tentara Amerika tak berani serang Indonesia



Humor lucu alasan tentara Amerika tak berani serang IndonesiaMERDEKA.COM. Penyelam TNI AL dan US Navy bekerja sama meneliti kapal perang AS yang tenggelam di Selat Sunda. Mereka memastikan kapal yang ditemukan di sekitar perairan Banten itu adalah, USS Houston (CA 30).

Sebagian besar kapal masih utuh, namun ternyata pelat besi dan paku-paku kapal tersebut sudah hilang dicuri. Tak cuma itu, amunisi yang belum meledak juga raib dimaling. Tentu benda-benda ini berbahaya karena masih bisa meledak.

"Hasil pengkajian menunjukkan orang-orang yang tidak berwenang telah melepaskan paku keling lambung kapal dan pelat besi dari kapal perang tersebut," demikian keterangan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Selasa (19/8).

Kisah di atas mengingatkan pada humor yang beredar di sosial media. Berikut humor lucu kenapa Pentagon tak berani serang Indonesia:

Setiap operasi militer akan dimulai dengan misi intelijen yang menyamar. Mereka bertugas mengumpulkan data di Indonesia. Nah, kalau sampai ketahuan pihak Indonesia, bisa bahaya. Tak cuma disiksa, personel yang menyamar pasti akan kena peras kiri-kanan.

Kalau sama TKI yang katanya pahlawan devisa saja tega memeras habis-habisan, apalagi pada tentara asing yang tertangkap.

Alasan kedua, tentara Amerika harus siaga 24 jam menjaga kendaraan tempurnya. Meleng sedikit saja, bisa hilang kendaraan tempur macam humvee. Tentara AS tahu betapa piawainya pencuri kendaraan bermotor di Indonesia. Motor dan mobil saja ditinggal sebentar masuk minimarket langsung raib.

Alasan ketiga, tentara AS takut peralatan mereka habis dikilo. Mesin perang mereka sudah diincar oleh juragan besi bekas. Begitu lengah, bermodal las besi dan linggis, tank Abrams andalan AS akan berubah jadi potongan besi siap kilo.

Faktor lain adalah soal pedagang kaki lima. Pentagon sadar jika ada keramaian di Indonesia, maka akan mengundang PKL datang. Nanti camp-camp pasukan AS akan dipenuhi oleh PKL. Mula-mula PKL itu cuma bikin lapak, lama-lama bikin bangunan semi permanen. Begitu mau ditertibkan mereka akan melawan dan mengklaim tanah itu milik mereka.

Masalah lain yang dikhawatirkan Pentagon adalah ganasnya pelajar dan mahasiswa Indonesia. Komandan Delta Force saja khawatir dengan keganasan mereka.

"Teman satu kampus saja dibacok, kampus sendiri saja dibakar. Bagaimana nanti kalau lawan kita," pikir komandan mereka.

Dengan berbagai pertimbangan itu, Pentagon tak berani menyerang Indonesia.