Senin, 23 September 2013

Sherif Quinn: Islam Itu Sederhana dan Logis

Kamis, 12 September 2013, 17:18 WIB

Mualaf (ilustrasi).REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Interaksi pertama Sherif Quinn dengan Islam bermula ketika ia bekerja di Arab Saudi. Dari literatur yang dibacanya, Quinn memahami Arab Saudi merupakan negeri kelahiran Islam.

Di Makkah terdapat Ka'bah, kiblat umat Islam. Dari beberapa surat kabar Saudi, Quinn mendapati banyak pertanyaan yang diajukan pembaca tentang Islam. Pertanyaan yang diajukan begitu spesifik. Seperti misal, tata cara shalat dan wudhu.

"Bagi saya, itu memang sulit dimengerti. Namun, pemahaman saya saat itu agama adalah bagian dari budaya," kenang dia seperti dilansir Onislam.net, Kamis (12/9).

Beberapa tahun kemudian, Quinn pindah ke Uni Emirat Arab. Di negeri petro dolar ini, Quinn merasakan atmosfer Eropa ketimbang Timur Tengah. Di sini, Quinn melihat Islam dengan berbeda. Ini yang membuatnya banyak berdialog dengan koleganya.

Quinn besar dalam tradisi Katolik yang kuat. Ia sempat menjalani pendidikan agama. Namun, pendidikan itu tidak membuatnya paham hubungan antara Kristen dan kehidupan nyata. Ia justru menemukan banyak kontradiksi.

"Saya pikir ini yang membuat banyak temannya yang akhirnya mulai menganggap remeh ajarannya sendiri," kata dia.Tak lama, Quinn kembali ke Arab Saudi. Ia lagi-lagi terlibat dialog dengan komunitas Muslim. Tapi ia merasa banyak pihak yang ingin "mengubahnya".

Ia mulai merasa terganggu dengan itu. Sejak itu, ia mulai berhati-hati. Seiring ia membaca literatur tentang Islam dan Muslim. Banyak informasi yang ia dapat. Quinn menyoroti masalah tertinggalnya umat Islam di bidang pendidikan, ekonomi dan kerap terlibat perang.

 "Sebuah agama seharusnya tak seperti ini. Mungkinkan ini yang dipikirkan seseorang pria yang bernama Muhammad SAW," kata dia.Kendati begitu, Quinn begitu kagum dengan Alquran.

Melalui Alquran, ia mendapati satu kesimpulan bahwa dalam Islam terdapat kesederhanaan dan logika. Firasatnya tentang kebenaran Islam pun menguat. "Yang membuatku terkesan, ketika ada salah cetakan huruf pada mushaf Alquran, maka ia segera membenarkannya. Ia pun memeriksa pada mushaf lain guna memastikan akurasinya," kata dia.

Hal lain yang membuat Quinn terkesan, terdapat banyak referensi ilmiah dari Alquran. Ini termasuk, meteorologi, astronomi, fisika, medis dan lainnya. Satu fakta yang tak terbantahkan dalam Alquran adalah kitab ini meminta manusia membayangkan betapa luar biasanya ciptaan Tuhan.

Namun, ketika membayangkan itu, Alquran meminta manusia memikirkannya melalui ilmu pengetahuan. Di luar itu, ada panduan hidup dalam Alquran yang cukup jelas. Semisal, larangan mengkonsumsi alkohol, berjudi, dan hubungan seks di luar nikah.

Setiap Muslim juga diminta untuk mencari rizeki yang halal, menyantuni anak yatim dan kalangan tak berpunya. Setiap Muslim juga diminta mengenakan pakaian yang sopan, ini termasuk aturan soal hijab. Semua aturan itu ada alasan yang diterima logika.

"Sangat jelas, mengapa banyak perempuan di seluruh dunia memeluk Islam. Karena Islam menghormati dan melindungi mereka," kata dia. Pada satu titik, muncul dalam pemikiran Quinn untuk tetap mengabdi pada gereja atau memutuskan hubungan dengan gereja. Butuh satu tahun lebih baginya untuk memutuskan pilihan yang tepat.

Tibalah pada hari Jumat, Quinn memutuskan untuk menjadi Muslim. "Saya melihat ke depan kebangkitan Islam di seluruh dunia akan dimulai. Saya bertanya-tanya bagaimana Barat bereaksi atas kebangkitan Islam, menerima atau merasa terancam. Tapi apapun yang terjadi Islam tidak akan pergi kemana-mana," kenang dia.

Reporter : Agung Sasongko  
Redaktur : Heri Ruslan

 Allah melaknat orang yang menyuap dan orang yang menerima suap(HR Muslim )


Tidak ada komentar: