Senin, 27 Juni 2011

Tip Mengenali Tanda-Tanda Lailatul Qadar

Tip Mengenali Tanda-Tanda Lailatul Qadar


Margasatwa tak berbunyi. Gunung menahan nafasnya. Angin pun berhenti. Pohon-pohon tunduk. Dalam gelap malam. Pada bulan suci. Qur’an turun ke bumi.
Itulah sepenggal bait lagunya Bimbo yang diberi judul “Lailatul Qadar”. Suatu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu Al-Quranul Karim pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW. Surat Al-‘Alaq ayat 1 – 5. Subhanallah. Suatu malam yang memberi pencerahan kepada dunia yang ketika itu diliputi kegelapan. Al-Quran turun membawa cahaya, untuk menyingkap tabir kegelapan. Itulah malam lailatul qadar, malam seribu bulan.

Lailatul Qadar adalah satu malam yang ada di Bulan Ramadhan. Setiap tahun di bulan Ramadhan lailatul qadar datang. Allah merahasiakan kapan lailatul qadar turun ke bumi agar kita, ibadah kita, amal-amalan kita  tidak terpaku di malam itu saja. Karena memang Bulan Ramadhan keseluruhannya adalah bulan mulia. Detik demi detiknya lebih utama di banding di bulan-bulan lain. Waktu-waktunya penuh dengan keagungan. Dan puncaknya adalah malam lailatul qadar. Satu malam agung yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.
Seperti lagu bimbo di atas, malam lailatul qadar ditandai dengan ketenangan. Dimana margasatwa tak berbunyi. Gunung menahan nafasnya. Anginpun berhenti. Pohon-pohon tunduk. Apakah itu semua menandakan kedatangan lailatul qadar? Allahu ‘alam
Yang jelas Rosulullah SAW menyuruh kita mencari  ketenangan malam itu seperti dalam sabdanya:
Carilah malam lailatul qadar pada sepuluh hari yang terakhir. Namun jika salah seorang dari kamu tidak mampu, maka jangan sampai terlepas pada hari ketujuh yang terakhir” (Riwayat Muslim)
Nabi Muhammad Saw juga pernah mengabarkan kita di beberapa sabda beliau tentang tanda-tanda lailatul qadar, yaitu:
1. Udara dan suasana pagi yang tenang
Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah” (Hadist Hasan)
2. Cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya
Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (HR Muslim)
3. Terkadang terbawa dalam mimpi
Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum.
4. Bulan nampak separuh bulatan
Abu Hurairoh radliyallahu’anhu pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata,
Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim)
5. Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)

Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:
Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)
6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.
Demikian. Semoga kita termasuk hamba yang bisa mendapati malam lailatul Qadar. Amien. Allahu ‘Alam Bishowab.

Tidak ada komentar: