Rabu, 19 September 2012

Produser Film Anti Islam Juga Tipu Aktivis Kristen


TEMPO.CO, Los Angeles - Seorang aktivis Kristen Koptik Amerika Serikat yang fasilitas televisinya digunakan untuk membuat film anti-Islam yang kemudian memicu protes di seluruh dunia mengatakan dia ditipu oleh produsernya tentang konten film itu. Dalam sebuah pernyataan yang di-posting di blognya, Joseph Nassralla, pendiri Media for Christ, mengatakan dia adalah korban dari produser utama film itu. Ia menyatakan isi film diubah tanpa sepengetahuannya.

Media for Christ mengoperasikan stasiun TV satelit Kristen bernama The Way TV.
Nassralla mengatakan ia dihubungi tahun lalu oleh Nakoula Basseley Nakoula yang dia digambarkan sebagai produser film tersebut. Nakoula menyatakan rencananya membuat film tentang penganiayaan orang Kristen di Mesir. Nassralla mengatakan dalam pernyataannya bahwa dalam menjelaskan proyek filmnya, Nakoula mengatakan film itu berjudul Desert Warrior dan akan "menguji budaya gurun dan bagaimana hal itu berhubungan dengan apa yang sedang terjadi sekarang."

Pernyataan tersebut telah di-posting di situs Atlasshrugs2000 yang dijalankan oleh Pamela Geller, seorang aktivis anti-Islam. Galler termasuk penggagas demonstrasi menentang pembangunan sebuah pusat Islam di dekat lokasi serangan 11 September di World Trade Center di New York pada tahun 2001.

Seorang pengacara yang mewakili Nakoula menolak mengomentari pernyataan Nassralla. Ia mengatakan telah mengetahui posting blog itu, tetapi belum punya kesempatan untuk membicarakannya dengan kliennya. Nakoula, yang memiliki catatan kriminal untuk penipuan bank dan kejahatan narkoba, kini hidup dalam persembunyian.

Nassralla, dalam tulisan itu, mengatakan Nakoula "membutuhkan tempat untuk membuat film. Jadi, saya biarkan dia menggunakan fasilitas saya."

"Dia menggunakannya selama sepuluh hari. Karyawan Media for Christ diliburkan selama waktu itu. Hanya satu karyawan yang dipekerjakan selama proses pembuatan film ini, yaitu operator telepon.

Tidak ada tanda-tanda aktivitas di studio kecil Media for Christ yang terletak di sebuah taman di belakang toko Walmart di pinggiran Kota Duarte setelah kerusuhan memprotes film itu merebak di seluruh dunia.

Nassralla kemudian menemukan bahwa Nakoula, yang menggunakan nama Sam Bacile, telah menggunakan Media for Christ tanpa izin untuk mendapatkan izin resmi pembuatan film itu.

Setelah film mulai beredar di Mesir dan negara-negara mayoritas Muslim lainnya, produksi amatir, yang menggambarkan Nabi Muhammad sebagai seorang playboy dan bodoh, menuai aksi kekerasan dan juga serangan terhadap Kedutaan AS dan Barat lainnya di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Dalam pernyataannya, Nassralla mengatakan Nakoula melakukan syuting filmnya tidak hanya di lokasi kantornya, tapi juga di rumahnya sendiri. Ia mengubah film tanpa sepengetahuan siapa pun, mengubah seluruh fokus, dan dubbing dalam dialog baru yang dieditnya sendiri.

"Produk akhir Innocence of Muslims, tidak ada kemiripan dengan film yang saya pikir sedang dibuatnya. Kami terkejut," kata Nassralla.

Dalam pengantar untuk pernyataan Nassralla itu, Geller mengatakan bahwa ia terakhir melihat Nassralla di sebuah acara di California pada bulan Juni dan sekarang "ia sedang diburu seperti hewan untuk berbicara kritis tentang Islam."

"Nassralla saat ini bersembunyi setelah ancaman kematian karena perannya dalam memproduksi video ini," katanya.

REUTERS | TRIP B

Tidak ada komentar: