Selasa, 19 Agustus 2014

Mengapa ISIS Lebih Hebat dari Al-Qaeda?

Senin, 18 Agustus 2014 | 11:45 WIB
Mengapa ISIS Lebih Hebat dari Al-Qaeda? TEMPO.CO, Bagdad –Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), yang kini menyebut diri mereka dengan nama Negara Islam, tumbuh dari kelompok jihad Al-Qaeda pada April 2013. Meski dalam perkembangannya, Al-Qaeda membantah kelompok ini sebagai bagian darinya.

Walau cikal bakal ISIS terbentuk dari Al-Qaeda, banyak yang berpendapat bahwa ISIS lebih unggul dari musuh Amerika Serikat dalam perang Irak tersebut. “Mereka lebih siap dan lebih maju. Mereka memiliki pejuang yang lebih baik dan terlatih daripada kelompok Al-Qaeda yang kami hadapi di Irak,” ujar Brett McGurk, Asisten Deputi Menteri Luar Negeri AS untuk Irak dan Iran, dalam acara Charlie Rose TV yang disiarkan di AS, seperti dikutip dari National Post, Jumat, 15 Agustus 2014.

Keberhasilan ISIS menguasai Irak dan Suriah tak lepas dari kepemimpinan Abu Bakar Al Baghdadi, yang juga pernah menjadi tahanan AS di Irak bersama sejumlah komandan Al-Qaeda. (Baca: Baghdadi, Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS.) Di bawah kepemimpinannya, ISIS sempat menyatakan diri untuk bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaeda di Suriah.

Namun permintaan ISIS tersebut ditolak. Al Nusra menganggap ISIS telah melenceng dari Al-Qaeda. (Baca: Misi Berbelok, ISIS Tak Akur dengan Al-Qaidah)

Dari sinilah, Baghdadi dan para pejuangnya secara terbuka menantang pemimpin Al-Qaeda. Dengan reputasi sebagai pelatih medan perang yang memiliki analisis dan taktik yang hebat, Baghdadi sukses menarik jihadis muda untuk lebih memilih bergabung dengan ISIS dibandingkan dengan Al Nusra. (Baca: Jihadis Muda Lebih Tertarik ISIS daripada Al-Qaeda)

ISIS, menurut James Jeffrey, mantan Duta Besar AS untuk Irak dan Turki, telah menunjukkan mobilitas strategis yang luar biasa dan kecepatan operasi dalam serangkaian serangannya. Terbukti, ISIS berhasil menguasai wilayah Irak dan Suriah yang diperkirakan sudah seluas Inggris.

ANINGTIAS JATMIKA | NATIONAL POST | AL JAZEERA

Tidak ada komentar: