Kamis, 16 Februari 2012

Studi pada Tikus Menunjukkan Puasa Melemahkan Kanker


Washington (AFP/ANTARA) – Penelitian pada tikus dengan kanker menunjukkan bahwa puasa dapat melemahkan tumor dan membantu proses kemoterapi jauh lebih baik, ilmuwan mengatakan pada hari Rabu.

Meskipun masih belum diketahui apakah pendekatan yang sama dapat bekerja pada manusia, atau bahkan aman, peneliti mengatakan temuan ini bermanfaat untuk meningkatkan respon terhadap pengobatan kanker.

Dalam percobaan tikus, "kombinasi dari siklus puasa ditambah kemoterapi jauh lebih efektif daripada hanya kemoterapi saja," kata penulis senior, Valter Longo, profesor ilmu usia lanjut dan ilmu biologi di University of Southern California (USC).

Longo dan rekan-rekannya sebelumnya menerbitkan temuan tahun 2008 yang menunjukkan bagaimana puasa melindungi sel-sel normal terhadap kemoterapi dalam sebuah studi yang terfokus pada satu jenis kanker dan obat kemoterapi tunggal.

Penelitian terbaru memperluas penelitian yang menunjukkan bahwa puasa membuat sel-sel kanker lebih rentan, dan menguji beberapa jenis kanker yang berbeda pada tikus.

Jenis kanker yang dipelajari meliputi kanker payudara, melanoma (kanker kulit yang berasal dari sel-sel penghasil pigmen), glioma (jenis tumor yang dimulai di otak atau tulang belakang) dan human neuroblastoma (tumor/kanker yang terjadi di masa kecil).

Semua studi kanker menunjukkan bahwa puasa yang dikombinasikan dengan kemoterapi meningkatkan kelangsungan hidup, memperlambat pertumbuhan tumor dan/atau membatasi penyebarannya.

Studi ini muncul dalam jurnal Science Translational Medicine.

"Kami tidak tahu apakah itu efektif pada manusia," kata Longo, seraya menambahkan bahwa saat ini puasa "terlarang" untuk pasien kanker, meskipun mereka dapat bertanya pada dokter mengenai kemungkinan untuk melakukannya.

Pada tahun 2010, studi yang dilakukan pada 10 penderita kanker yang mencoba siklus puasa dengan terapi obat menunjukkan bahwa mereka merasakan lebih sedikit efek samping dari kemoterapi, menurut data yang dilaporkan sendiri. Studi ini dipublikasikan di jurnal Aging.

Hasil dari percobaan fase 1 menunjukkan keamanan berpuasa dua hari sebelum dan satu hari setelah kemoterapi pada pasien kanker payudara, saluran kemih dan kanker ovarium, yang dilakukan di USC, telah diajukan untuk dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Society of Cancer Oncologists akhir tahun ini.

"Sebuah cara untuk mengalahkan sel kanker mungkin tak bisa langsung membunuh mereka secara khusus tapi dengan membentuk lingkungan yang ekstrim, seperti puasa dimana sel-sel normal dapat merespon dengan cepat," kata Longo. (IA/ML)

Tidak ada komentar: