Jumat, 10 Juni 2011

Keutamaan Sabar Menghadapi Cobaan,

Keutamaan Sabar Menghadapi Cobaan,

"Artinya: Dari Ummu Al-Ala', dia berkata:"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjenguk-ku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. 'Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala'. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yg menghilangkan kotoran emas & perak".
Wahai Ukhti Mukminah !
Sudah barang tentu engkau akan menghadapi cobaan di dalam kehidupan dunia ini. Boleh jadi cobaan itu menimpa langsung pd dirimu / suamimu / anakmu ataupun anggota keluarga yg lain. Tetapi justru disitulah akan tampak kadar imanmu. Allah menurunkan cobaan kepadamu, agar Dia bisa menguji imanmu, apakah engkau akan sabar ataukah engkau akan marah-marah, & adakah engkau ridha terhadap takdir Allah?
Wasiat yg ada dihadapanmu ini disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala menasihati Ummu Al-Ala' Radhiyallahu anha, seraya menjelaskan kepadanya bahwa orang mukmin itu diuji Rabb-nya agar Dia bisa menghapus kesalahan & dosa-dosanya.
Selagi engkau memperhatikan kandungan Kitab Allah, tentu engkau akan mendapatkan bahwa yg bisa mengambil manfaat dari ayat-ayat & mengambil nasihat darinya adalah orang-orang yg sabar, sebagaimana firman Allah.
"Artinya: Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pd yg demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bagi setiap orang yg bersabar & banyak bersyukur". (Asy-Syura: 32-33)
Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memuji orang-orang yg sabar & menyanjung mereka. Firman-Nya.
"Artinya: Dan, orang-orang yg sabar dalam kesempitan, penderitaan & dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yg benar (imannya), & mereka itulah orang-orang yg bertaqwa". (Al-Baqarah: 177)
Engkau juga akan tahu bahwa orang yg sabar adalah orang-orang yg dicintai Allah, sebagaimana firman-Nya.
"Artinya: Dan, Allah mencintai orang-orang yg sabar". (Ali Imran: 146)
Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memberi balasan kepada orang-orang yg sabar dg balasan yg lebih baik daripada amalnya & melipat gandakannya tanpa terhitung. Firman-Nya.
"Artinya: Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yg sabar dg pahala yg lebih baik dari apa yg mereka kerjakan". (An-Nahl: 96)
"Artinya: Sesungguhnya hanya orang-orang yg bersabarlah yg dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (Az-Zumar: 10)
Bahkan engkau akan mengetahui bahwa keberuntungan pd hari kiamat & keselamatan dari neraka akan mejadi milik orang-orang yg sabar. Firman Allah.
"Artinya: Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan):'Salamun 'alaikum bima shabartum'. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu" (Ar-Ra'd: 23-24)
Benar. Semua ini merupakan balasan bagi orang-orang yg sabar dalam menghadapi cobaan. Lalu kenapa tidak? Sedangkan orang mukmin selalu dalam keadaan yg baik?.
Dari Shuhaib Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya: Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur & itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, & itu kebaikan baginya".
Engkau harus tahu bahwa Allah mengujimu menurut bobot iman yg engkau miliki. Apabila bobot imanmu berat, Allah akan memberikan cobaan yg lebih keras. Apabila ada kelemahan dalam agamamu, maka cobaan yg diberikan kepadamu juga lebih ringan. Perhatikalah riwayat ini.
"Artinya: Dari Sa'id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. 'Aku pernah bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah orang yg paling keras cobaannya?. Beliau menjawab. Para nabi, kemudian orang pilihan & orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yg kuat, maka cobaannya juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi & tdk ada satu kesalahan pun pd dirinya".
"Artinya: Dari Abu Sa'id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. 'Aku memasuki tempat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, & beliau sedang demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau. Maka aku merasakan panas ditanganku di atas selimut. Lalu aku berkata. 'Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pd dirimi'. Beliau berkata:'Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami & pahala juga ditingkatkan bagi kami'. Aku bertanya. 'Wahai Rasulullah, siapakah orang yg paling berat cobaannya?. Beliau menjawab. 'Para nabi. Aku bertanya. 'Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?. Beliau menjawab. 'Kemudian orang-orang shalih. Apabila salah seorang di antara mereka diuji dg kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka tdk mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yg dia himpun. Dan, apabila salah seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu yg senang karena kemewahan".
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata:
"Artinya: Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin & mukminah, anak & juga hartanya, sehingga dia bersua Allah & pd dirinya tdk ada lagi satu kesalahanpun".
Selagi engkau bertanya:"Mengapa orang mukmin tdk menjadi terbebas karena keutamaannya di sisi Rabb. ?".
Dapat kami jawab:"Sebab Rabb kita hendak membersihkan orang Mukmin dari segala maksiat & dosa-dosanya. Kebaikan-kebaikannya tdk akan tercipta kecuali dg cara ini. Maka Dia mengujinya sehingga dapat membersihkannya. Inilah yg diterangkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap Ummul 'Ala & Abdullah bin Mas'ud. Abdullah bin Mas'ud pernah berkata. "Aku memasuki tempat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam & beliau sedang demam, lalu aku berkata. 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau sungguh menderita demam yg sangat keras'.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata. "Benar. Sesungguhnya aku demam layaknya dua orang diantara kamu yg sedang demam".
Abdullah bin Mas'ud berkata. "Dengan begitu berarti ada dua pahala bagi engkau?"
Beliau menjawab. "Benar". Kemudian beliau berkata. "Tidaklah seorang muslim menderita sakit karena suatu penyakit & juga lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dg penyakit itu, sebagaimana pohon yg menggugurkan daun-daunnya".
Dari Abi Sa'id Al-Khudry & Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma, keduanya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata.
"Artinya: Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yg mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya".
Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran & emosi, menahan lidahnya agar tdk mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya di dunia. Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan. Tidak ada iman bagi orang yg tdk sabar, sebagaimana badan yg tdk ada artinya tanpa kepala. Maka Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata. "Kehidupan yg paling baik ialah apabila kita mengetahuinya dg berbekal kesabaran". Maka andaikata engkau mengetahui tentang pahala & berbagai cobaan yg telah dijanjikan Allah bagimu, tentu engkau bisa bersabar dalam menghadapi sakit. Perhatikanlah riwayat berikut ini.
"Artinya: Dari Atha' bin Abu Rabbah, dia berkata. "Ibnu Abbas pernah berkata kepadaku. 'Maukah kutunjukkan kepadamu seorang wanita penghuni sorga . ?. Aku menjawab. 'Ya'. Dia (Ibnu Abbas) berkata. "Wanita berkulit hitam itu pernah mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, seraya berkata. 'Sesungguhnya aku sakit ayan & (auratku) terbuka. Maka berdoalah bagi diriku. Beliau berkata. 'Apabila engkau menghendaki, maka engkau bisa bersabar & bagimu adalah sorga. Dan, apabila engkau menghendaki bisa berdo'a sendiri kepada Allah hingga Dia memberimu afiat'. Lalu wanita itu berkata. 'Aku akan bersabar. Wanita itu berkata lagi. 'Sesungguhnya (auratku) terbuka. Maka berdo'alah kepada Allah bagi diriku agar (auratku) tdk terbuka'. Maka beliau pun berdoa bagi wanita tersebut".
Perhatikanlah, ternyata wanita itu memilih utk bersabar menghadapi penyakitnya & dia pun masuk sorga. Begitulah yg mestinya engka ketahui, bahwa sabar menghadapi cobaan dunia akan mewariskan sorga. Diantara jenis kesabaran menghadapi cobaan ialah kesabaran wanita muslimah karena diuji kebutaan oleh Rabb-nya. Disini pahalanya jauh lebih besar.
Dari Anas bin Malik, dia berkata. "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata.
"Artinya: Sesungguhnya Allah berfirman. 'Apabila Aku menguji hamba-Ku dg kebutaan) pd kedua matanya lalu dia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua matanya itu dg sorga"
Maka engkau harus mampu menahan diri tatkala sakit & menyembunyikan cobaan yg menimpamu. Al-Fudhail bin Iyadh pernah mendengar seseorang mengadukan cobaan yg menimpanya. Maka dia berkata kepadanya. "Bagaimana mungkin engkau mengadukan yg merahmatimu kepada orang yg tdk memberikan rahmat kepadamu . ?"
Sebagian orang Salaf yg shalih berkata:"Barangsiapa yg mengadukan musibah yg menimpanya, seakan-akan dia mengadukan Rabb-nya".
Yang dimaksud mengadukan di sini bukan membeberkan penyakit kepada dokter yg mengobatinya. Tetapi pengaduan itu merupakan gambaran penyesalan & penderitaan karena mendapat cobaan dari Allah, yg dilontarkan kepada orang yg tdk mampu mengobati, seperti kepada teman / tetangga.
Orang-orang Salaf yg shalih dari umat kita pernah berkata. "Empat hal termasuk simpanan sorga, yaitu menyembunyikan musibah, menyembunyikan merahasiakan) shadaqah, menyembunyikan kelebihan & menyembunyikan sakit".
Ukhti Muslimah !
Selanjutnya perhatikan perkataan Ibnu Abdi Rabbah Al-Andalusy: "Asy-Syaibany pernah berkata. 'Temanku pernah memberitahukan kepadaku seraya berkata. 'Syuraih mendengar tatkala aku mengeluhkan kesedihanku kepada seorang teman. Maka dia memegang tanganku seraya berkata. 'Wahai anak saudaraku, janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah. Karena orang yg engkau keluhi itu tdk lepas dari kedudukannya sebagai teman / lawan.
Kalau dia seorang teman, berarti engkau berduka & tdk bisa memberimu manfaat. Kalau dia seorang lawan, maka dia akan bergembira karena deritamu. Lihatlah salah satu mataku ini,'sambil menunjuk ke arah matanya', demi Allah, dg mata ini aku tdk pernah bisa melihat seorangpun, tdk pula teman sejak lima tahun yg lalu. Namun aku tdk pernah memberitahukannya kepada seseorang hingga detik ini. Tidakkah engkau mendengar perkataan seorang hamba yg shalih (Yusuf):"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan & kesedihanku". Maka jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yg menimpamu. Sesungguhnya Dia adalah penanggung jawab yg paling mulia & yg paling dekat utk dimintai do'a". (Al-Aqdud-Farid, 2/282)
Abud-Darda' Radhiyallahu anhu berkata. "Apabila Allah telah menetapkan suatu taqdir,maka yg paling dicintai-Nya adalah meridhai taqdir-Nya". (Az-Zuhd, Ibnul Mubarak, hal. 125)
Perbaharuilah imanmu dg lafazh La ilaha illallah & carilah pahala di sisi Allah karena cobaan yg menimpamu. Janganlah sekali-kali engkau katakan:"Andaikan saja hal ini tdk terjadi", tatkala menghadapi taqdir Allah. Sesungguhnya tdk ada taufik kecuali dari sisi Allah.
(Disalin dari kitab Al-Khamsuna Wasyiyyah Min Washaya Ar-Rasul Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Lin Nisa, Edisi Indonesia Lima Puluh Wasiat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Bagi Wanita, Pengarang Majdi As-Sayyid Ibrahim, Penerjemah Kathur Suhardi, Terbitan Pustaka Al-Kautsar)
__ Foote Note
. Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092
. Ditakhrij Muslim, 8/125 dalam Az-Zuhud
. Isnadnya shahih,ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 1509, Ibnu Majah, hadits nomor 4023, Ad-Darimy 2/320, Ahmad 1/172
. Ditakhrij Ibnu Majah, hadits nomor 4024, Al-Hakim 4/307, di shahihkan Adz-Dzahaby
Isnadnya Hasan, ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 2510. Dia menyatakan, ini hadits hasan shahih, Ahmad 2/287, Al-Hakim 1/346, dishahihkan Adz-Dzahaby
. Ditakhrij Al-Bukhari, 7/149. Muslim 16/127
. Ditakhrij Al-Bukhari 7/148-149, Muslim 16/130
. Ditakhrij Al-Bukhari 7/150. Muslim 16/131)
. Ditakhrij Al-Bukhari 7/151 dalamAth-Thibb. Menurut Al-Hafidz di dalam Al-Fath, yg dimaksud habibatain adalah dua hal yg dicintai. Sebab itu kedua mata merupakan anggota badan manusia yg paling dicintai. Sebab dg tdk adanya kedua mata, penglihatannya menjadi hilang, sehingga dia tdk dapat melihat kebaikan sehingga membuatnya senang. & tdk dapat melihat keburukan sehingga dia bisa menghindarinya
Penulis: Majdi As-Sayyid Ibrahim & diterbitkan oleh almanhaj. or. id

Tidak ada komentar: