Jumat, 10 Juni 2011

Lenyapnya Amanat,

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yg dimaksud dg tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yg kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yg cukup panjang & merupakan berbagai kejadian yg biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba & sejenisnya.
Dan yg penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala & Hari Akhir, & membenarkan apa yg disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan utk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat & telah banyak tanda-tandanya yg nampak.
____
LENYAPNYA AMANAT
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya: 'Apabila amanat telah disia-siakan, maka tunggulah kedatangan hari kiamat. ' Abu Hurairah bertanya, Bagaimana menyia-nyiakannya itu, wahai Rasulullah?. Beliau menjawab. Apabila suatu urusan diserahkan kepada yg bukan ahlinya, maka tunggulah datangnya hari kiamat". (Shahih Bukhari, kitab Ar-Riqaq, Bab Raf'il Amanah 11: 333).
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bagaimana amanat itu dihilangkan dari hati manusia, hingga tinggal bekas-bekasnya saja.
Hudzaifah Radhiyallahu anhu meriwayatkan, katanya: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan kepadaku dua buah hadits, yg satu telah saya ketahui & yg satu masih saya tunggu. Beliau bersabda kepada kami bahwa amanat itu diturunkan di lubuk hati manusia, lalu mereka mengetahuinya dari Al-Qur'an, kemudian mereka ketahui dari As-Sunnah. Dan beliau juga menyampaikan kepada kami tentang akan hilangnya amanat itu, sabdanya:
"Artinya:Seseorang tidur, lantas amanat dicabut dari hatinya hingga tinggal bekasnya seperti bekas titik-titik yg berwarna. Lalu ia tidur lagi, kemudian amanat itu dicabut lagi hingga tinggal bekasnya seperti bekas yg terdapat pd telapak tangan karena digunakan bekerja, seperti bara api yg engkau gelincirkan di kakimu, lantas melepuh tetapi tdk berisi apa-apa. Kemudian mereka melakukan jual beli / transaksi-transaksi, tetapi hampir tdk ada lagi orang yg menunaikan amanat. Maka orang-orangpun berkata. 'Sesungguhnya di kalangan Bani Fulan terdapat orang kepercayaan (yang dapat dipercaya)'. Dan ada pula yg mengatakan kepada seseorang. 'Alangkah pandainya, alangkah cerdasnya, alangkah tabahnya', padahal dalam hatinya tdk ada iman sama sekali meskipun hanya seberat biji sawi. Sungguh akan datang padaku suatu zaman & aku tdk memperdulikan lagi siapa di antara kamu yg aku ba'iat. Jika ia seorang muslim, hendaklah dikembalikan kepada Islam yg sebenarnya ; & jika ia seorang Nasrani maka ia akan dikembalikan kepadaku oleh orang-orang yg mengusahakannya. Adapun pd hari ini maka aku tdk memba'iat kecuali kepada si Fulan & si Fulan". (Shahih Bukhari, Kitab Ar-Riqaq, Bab Raf'il Amanah 11:333, & Kitab Al-Fitan, Bab Idza Baqiya Fi Khutsalatin Min An-Nasi 13:38)
Dalam hadits ini dijelaskan bahwa amanat akan dihapuskan dari hati sehingga manusia menjadi penghianat setelah sebelumnya manjadi orang yg dapat dipercaya. Hal ini terjadi pd orang yg telah hilang perasaan takutnya kepada Allah, lemah imannya, & biasa bergaul dg orang-orang yg suka berbuat khianat sehingga ia sendiri menjadi penghianat, seorang teman itu akan mengikuti yg ditemani.
Diantara gambaran hilangnya amanat itu ialah diserahkannya urusan orang banyak seperti urusan kepemimpinan, ke khalifahan, jabatan, peradilan, & sebagainya kepada orang-orang yg bukan ahlinya yg tdk mampu melaksanakan & memeliharanya dg baik. Sebab menyerahkan urusan tersebut kepada yg bukan ahlinya berarti menyia-nyiakan hak orang banyak, mengabaikan kemaslahatan mereka, menimbulkan sakit hati, & dapat menyulut fitnah di antara mereka. (Qabasat Min hadyi Ar-Rasul Al-A'zham Saw Fi Al-Aqa'id, halaman 66 karya Ali Asy-Syarbaji. cetakan pertama 1398H, terbitan Darul Qalam, Damsyiq)
Apabila orang yg memegang urusan orang banyak ini menyia-nyiakan amanat, maka orang lain akan mengikuti saja segala kebijaksanaannya. Dengan demikian mereka akan sama saja dengannya dalam mengabaikan amanat, maka kemaslahatan (kebaikan) pemimpin / penguasa merupakan kebaikan bagi rakyat, & keburukannya merupakan keburukan bagi rakyat. Selanjutnya, menyerahkan urusan kepada orang yg bukan ahlinya merupakan bukti nyata yg menunjukkan tdk adanya kepedulian manusia terhadap Din (agama) mereka, sehingga mereka menyerahkan urusan mereka kepada orang yg tdk memperhatikan Din-nya. Hal ini terjadi apabila kejahilan telah merajalela & ilmu (tentang Ad-Din) sudah hilang. Karena itulah Imam Bukhari menyebutkan hadits Abu Hurairah terdahulu itu dalam kitab Al-Ilm sebagai isyarat terhadap hal ini.
Ibnu Hajar berkata. "Kesesuaian matan (masalah akan lenyapnya amanat) ini dg ilmu hingga ditempatkan dalam kitab Al-Ilm ialah bahwa menyandarkan urusan kepada yg bukan ahlinya itu hanya terjadi ketika kebodohan telah merajalela & ilmu ( tentang Ad-Din) telah hilang. Dan ini termasuk salah satu pertanda telah dekatnya hari kiamat". (Qabasat Min Hadyi Ar-Rasul Al-A'zham Saw Fi Al-'Aqaid, hal. 66 oleh Ali Asy-Syarbaji, cet. pertama, 1398H, terbitan Darul Qalam, Damsyiq).
Dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberitahukan bahwa kelak akan datang tahun-tahun yg penuh tipu daya & keadaan mejadi terbalik. Yaitu orang yg benar didustakan & orang yg suka berdusta dibenarkan, orang yg dipercaya berkhianat, & pengkhianat diberi amanat, sebagaimana akan dibicarakan haditsnya dalam pembahasan mengenai "Di antara tanda-tanda hari kiamat ialah dimuliakannya orang-orang yg rendah & hina (dari segi Ad-Din & ahlaknya)".
(Disalin dari buku Asyratus Sa'ah, Pasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil, MA. edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat terbitan Pustaka Mantiq, hal. 99-101. Penerjemah Drs As'ad Yasin & Drs Zaini Munir Fadholi. )
__ Foote Note
Amanat merupakan kebalikan dari khianat. Kata amanat ini disebutkan dalam Al-Qur'an.
"Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengembankan amanat kepada langit, bumi, & gunung-gunung, namun semuanya tdk bersedia, karena takut menghianatinya, lalu amanat itu diterima oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim lagi sangat bodoh". (Al-Ahzab: 72)
Penulis: Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil & diterbitkan oleh almanhaj. or. id

Tidak ada komentar: