Jumat, 10 Juni 2011

Mengenal Ahlul Bait Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam,

Mengenal Ahlul Bait Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam,

Ahmad Hamidin As-Sidawy

Di antara bukti keimanan seseorang muslim adalah mencintai ahlul bait Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena mencintai ahlul bait merupakan pilar kesempurnaan iman seorang muslim. Pernyataan cinta kepada ahlul bait Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sekarang tdk hanya datang dari kalangan ahlus Sunnah semata, akan tetapi juga didengungkan oleh beberapa kelompok Ahlul bid’ah seperti Syiah & yg sealiran dg mereka, mereka lakukan hal itu dalam rangka mengelabui & menipu umat Islam sehingga mereka bingung & tdk mengenal kebejatan & kebencian mereka terhadap Ahulul bait, khususnya Syiah yg tdk kalah hebatnya dalam mempropagandakan pernyataan cinta mereka kepada ahlul bait sehingga seakan-akan merekalah satu-satunya kelompok yg paling mencintai Ahlul bait.
Untuk menjawab kebingungan umat ini, maka perlu adanya pembahasan tuntas tentang perbedaan Ahlus sunnah & Ahlul bidah di dalam menempatkan kedudukan Ahlul bait, serta siapakah yg sebenarnya yg benar-benar mencintai Ahlul bait & siapakah yg justru membenci mereka?
SIAPAKAH AHLUL BAIT ITU?
Sebelum kita membahas tentang Ahlul bait secara detail & yg memusuhi meraka, sepantasnyalah kita mengenal terlebih dahulu siapakah sebenarnya Ahlul bait itu?
Secara bahasa, kata الأَهْل berasal dari أَهْلاً وَ أُهُوْلاً أَهِلَ - يَأهَلُ = seperti أَهْلُ المْكَاَن berarti menghuni di suatu tempat . أَهْلُ jamaknya adalah أَهْلُوْنَ وَ أَهْلاَتُ وَ أَهَاِلي misal أَهْلُ الإِسْلاَم artinya pemeluk islam, أَهْلُ مَكَّة artinya penduduk Mekah. أَهْلُ الْبَيْت berarti penghuni rumah . Dan أَهْلُ بَيْتِ النَّبي artinya keluarga Nabi yaitu para isrti, anak perempuan Nabi serta kerabatnya yaitu Ali & istrinya.
Sedangkan menurut istilah, para ulama Ahlus Sunnah telah sepakat tentang Ahlul Bait bahwa mereka adalah keluarga Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yg diharamkan memakan shadaqah . Mereka terdiri dari: keluarga Ali, keluarga Ja’far, keluarga Aqil, keluarga Abbas , keluarga bani Harist bin Abdul Muthalib, serta para istri beliau & anak anak mereka.
Memang ada perselisihan, apakah para istri Nabi termasuk Ahlul Bait / bukan? Dan yg jelas bahwa arti Ahlu menurut bahasa (etimologi) tdk mengeluarkan para istri nabi utk masuk ke Ahlul Bait, demikian juga penggunaan kata Ahlu di dalam Al-Qur’an & hadits tdk mengeluarkan mereka dari lingkup istilah tersebut, yaitu Ahlul Bait.
Allah berfirman:
وَأَطِعْنَ اللهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Dan taatlah kalian kepada Allah & rasulNya,sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan rijs dari kalian wahai ahlul bait & memberbersihkan kalian sebersih-bersihnya. (Al-ahzab: 33)
Ayat ini menunjukan para istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam termasuk Ahlul Bait. Jika tidak, maka tak ada faidahnya mereka disebutkan dalam ucapan itu (ayat ini) & karena semua istri Nabi adalah termasuk Ahlul Bait sesuai dg nash Al Quran maka mereka mempunyai hak yg sama dg hak-hak Ahlul Bait yg lain.
Berkata Ibnu Katsir: “Orang yg memahami Al Quran tdk ragu lagi bahwa para istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam Ahlul Bait ” & ini merupakan pendapat Imam Al-Qurtuby, Ibnu Hajar, Ibnu Qayim & yg lainnya.
Ibnu Taimiyah berkata: “Yang benar (dalam masalah ini) bahwa para istri Nabi adalah termasuk Alul Bait. Karena telah ada dalam hadits yg diriwayatkan di shahihaini yg menjelaskan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajari lafadz bershalawat kepadanya dengan:
الَلَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ أَزْوَاجِهِ وَ ذُرِّيَتِهِ (صحيح البخارى)
Ya Allah berilah keselamatan atas muhammad & istri-istrinya serta anak keturunannya. (Diriwayatkan Imam Bukhari)
Demikian juga istri Nabi Ibrahim adalah termasuk keluarganya (Ahlu Baitnya) & istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam Luth juga termasuk keluarganya sebagaimana yg telah di tunjukkan oleh Al Quran. Maka bagaimana istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bukan termasuk keluarga beliau? !
Ada pula sebagian ulama yg berpendapat bahwa keluarga Nabi adalah para pengikutnya & orang-orang yg bertaqwa dari umatnya, akan tetapi pendapat ini adalah pendapat yg lemah & telah di bantah oleh Imam Ibnu Qoyyim dg pernyataan beliau bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menyatakan bahwa Ahlul Bait adalah mereka yg di haramkan shadaqah.
PERBEDAAN AHLUL BAIT DALAM ISTILAH SYAR’I DENGAN VERSI SYIAH?
etelah kita mengetahui siapa sebenarnya Ahlul Bait itu, perlu kita pahami bahwa istilah Ahlu Bait merupakan istilah syar’i yg dipakai dalam Al Quran maupun As Sunnah & bukan merupakan istilah bid’ah. Allah berfirman tentang para istri Nabi:
وَأَطِعْنَ اللهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Dan taaitlah kalian kepada Allah & RasulNya, sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait & memberbersihkan kamu sebersih-bersihnya. (Al-Ahzab: 33)
Berkata syaikh Abdurrahman As Sa’di: Makna rijs adalah (Ahlul bait di jauhkan) segala macam gangguan, kejelekan & perbutan keji.
Allah berfirman memerintah para istri Nabi:
وَاذْكُرْنَ مَايُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ ءَايَاتِ اللهِ وَالْحِكْمَةِ
Dan ingatlah apa yg di bacakan di rumahmu dari ayat Allah & hikmah (Sunnah Nabimu). (Al Ahzab: 34)
Ibnu Katsir berkata: “yaitu kerjakanlah dg apa yg di turunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada Rasulnya berupa Al Quran & As sunnah di rumah-rumah kalian.
Berkata Qotadah & yg lainnya “dan ingatlah dg nikmat yg di khususkan kepada kalian dari sekalian manusia yaitu berupa wahyu yg turun ke rumah-rumah kalian tanpa yg lain.
Dalam sebuah hadis juga di jelaskan:
عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قاَلَ قاَمَ رَسُوْلُ اللهِ صلىالله عليه و سلم يَوْمًا خَطِيْبًا (فَقَالَ): أَذْكُرُكُمُ اللهَ فيِ أَهْلِ بَيْتيِ –ثلاثا- فَقَالَ حُصَيْنُ بْنُ سَبْرَةَ وَمَنْ أَهْلُ بَيْتِهِ يَا زَْيدُ أَلَيْسَ نِسَاؤُهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ قَالَ: إِنَّ نِسَاءَهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ وَلَكِنْ أَهْلُ بَيْتِهِ مَنْ حَرُمَ الصَّدَقَةَ بَعْدَهُ قاَلَ وَمَنْ هُمْ قَالَ هُمْ آَلُ عَلِيْ و آَلُ عُقَيْلٍ وَ آلُ الْعَبَاسِ قَالَ أَكُلُّ هَؤُلاَءِ حَرُمَ الصَّدَقَة ؟ قَالَ: نَعَمْ (صحيح مسلم 7/122-123)
Dari Zaid bin Arqom bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam suatu hari berkhutbah: Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul Baitku (sampai tiga kali) maka Husain bin Sibroh (perawi hadits) bertanya kepada Zaid “Siapakah Ahlul Bait beliau wahai Zaid bukankah istri-istri beliau termasuk ahlil baitnya? Zaid menjawab para istri Nabi memang termasuk Ahlul Bait akan tetapi yg di maksud di sini, orang yg di haramkan sedekah setelah wafatnya beliau. Lalu Husain berkata: siapakah mereka beliau menjawab:“Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja’far, & keluarga Abbas? Husain bertanya kembali Apakah mereka semuanya di haramkan zakat? Zaid menjawab Ya… (Shahih muslim 7/122-123)
Dari sini jelas penggunaan istilah Ahlul Bait adalah istilah syari & bermakna istri & kerabat dekat beliau dari keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja’far, & keluarga Abbas yg merupakan keluarga bani Hasyim
Sedangkan Ahlul Bait menurut orang Syiah hanyalah sahabat Ali, kemudian anaknya, Hasan bin Ali & putrinya yaitu Fatimah, mereka dg terang-terangan mengatakan bahwa semua pemimpin kaum muslimin selain Ali & Hasan adalah thogut walaupun mereka menyeruh kepada kebenaran. Orang Syiah menganggap bahwa Khulafaur rasyidin adalah para perampas kekuasaan Ahlul Bait sehingga mereka mengkafirkan semua Khalifah, bahkan semua pemimpin kaum muslimin . Tidak di ragukan lagi, bahwa mereka telah menyimpang dari Aqidah yg lurus, yaitu Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Maka kita katakan bahwa membatasi Ahlul bait itu hanya terbatas pd Ali, Hasan bin Ali serta Fatimah, yg keduanya adalah anak Sahabat Ali adalah merupakan batasan yg tdk ada sandaran yg benar baik dari Al-Quran maupun As sunnah. Sesungguhnya pembatasan ini adalah merupakan perkara bid’ah yg tdk di kenal oleh ulama salaf sebelumnya.
Anggapan ini sebenarnya hanyalah muncul dari hawa nafsu orang-orang Syiah karena dendam kesumat serta kedengkian mereka terhadap Islam & Ahlul Bait Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sehingga orang- orang Syiah sejak zaman sahabat tdk menginginkan kejayaan Islam dam kaum muslimin, & di kenal sebagai firqoh yg ingin merongrong Islam & ingin menghancurkannya dg segala cara & salah satu cara mereka adalah berlindung dibalik slogan cinta ahli bait Rasululloh Shallallahu 'alaihi wa sallam walaupun secara hakikat sebenarnya merekalah yg membenci & memusuhi mereka.
SYUBHAT DAN BANTAHANNYA
Syiah Rafidlah menyatakan bahwa bahwa Ali & keturunannya dari Ahlul Bait adalah orang-orang yg makshum dg dalil sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنىِّ قَدْ تَرَكْتُ فِيْكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتمُ ْبِهِ لَنْ تَضِلُّوْا كِتَابَ اللهِ وَ عِتْرَتيِ أَهْلَ بَيْتيِْ (رواه الترمذى 2/208 والطبراني رقم 2680 والحديث صحيح لشواهده أنظر الصحيحة 4/255 , 1761 وأنظر صحيح الجامع رقم 2748 )
Wahai para manusia! Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian suatu perkara, kalau kalian mengambilnya maka kalian tdk akan tersesat, (yaitu) kitabullah & itrohku, ahli baitku. (Diriwayatkan Imam Tirmidzi 2/308 & Thabroni 2680 & hadis ini shahih dg Syawahidnya. Lihat As Shahihah 4/355,1761).
Dalam hadis ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menggandengkan penyebutan Kitabullah & Ahlul Bait dg menggunakan واو عطف sedangkan dalam kaidah ushul fiqh di katakan bahwa fungsi wawu ‘athfi adalah:
اشْتِرَاكُ المْتَعَاطِفَينِ ِفيْ اْلحُكْمِ وَلاَ تُنَافِيْهِ إِلاَّ بِدَلِيْلٍ
Berserikatnya dua hal yg di gandengkan dalam satu hukum, tdk dapat di tiadakan kecuali dg dalil.
Hal ini berarti Ahlul Bait sama dg Kitabullah dalam hal sebagai sumber yg terpelihara. Dan itu menunjukan bahwa mereka adalah orang-orang yg ma’shum.
Maka kita jawab syubhat ini dg ucapan Syaikh Muhammad Nashirudin Al Albany. Beliau menjelaskan: “Bahwa yg di maksud Ahlul Bait di sini adalah para ulama, orang-orang shalih serta orang-orang yg berpegang teguh dg Al Kitab & As Sunnah dari kalangan mereka (Ahlul Bait). Al-imam Abu Ja’far At Thahawy berkata: “Al-Itroh adalah Ahlul Bait Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu orang yg beragama & komitmen dalam berpegang teguh dg perintah Nabi Shallallahu 'laihi wa sallam.
Syaikh Ali Al Qary juga mengucapkan perkataan senada dg beliau: “Sesungguhnya Ahlul Bait itu pd umumnya adalah orang yg paling mengerti tentang shahibul bait & yg paling tahu hal ihwalnya. Maka di maksud dg Ahlul bait di sini adalah Ahlul Ilmi (ulama) di kalangan mereka yg mengerti tentang seluk beluk hidupnya & orang-orang yg menempuh jalan hidupnya serta orang-orang yg mengetahui hukum & hikmahnya. Dengan inilah, maka penyebutan Ahlu bait dapat di gandengkan dg kitabullah, sebagaimana firmannya:
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ )

Dan mengajarkan kepada mereka kitab & hikmah. (Al-Jum’ah: 2)
.
Syaikh Al Albany mengatakan: “Dan yg semisalnya adalah firman Allah:
وَاذْكُرْنَ مَايُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ ءَايَاتِ اللهِ وَالْحِكْمَةِ
Dan ingatlah apa yg di bacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah & hikmah (sunnah Nabimu)…… “ (Al-Ahzab: 34)
Maka jelaslah bahwa yg dimaksud Ahlul Bait adalah orang-orang yg berpegang teguh dg sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dari kalangan mereka (Ahlul Bait). Mereka itulah yg dimaksud dg Ahlul Bait dalam hadis itrah ini. Dan oleh karena itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikanya salah satu dari tsaqalain (dua hal yg berat) dalam hadis Zaid Bin Arqam (yang telah lalu disebutkan) & di gandengkan dg kitabullah.
Yang penting, penyebutan Ahlul Bait bergandengan dg Kitabullah dalam hadits ini sama seperti penyebutan sunnah Khulafaurrasyidin beriringan dg sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salalm dalam sabdanya: "Berpegang teguhlah dg sunnahku & sunnah khulafaurrasyidin setelahku".
Syaikh Ali Al-Qary berkata tentang hadist ini: “Hal tersebut karena mereka tdk beramal kecuali dg sunahku (Rasul), maka penyebutan sunah ini dinisbatkan kepada mereka baik karena mereka mengamalkan sunnah Rasul / karena istimbath mereka terhadap sunnah itu"
Dari penjelasan Saikh Al Albany kita dapat mengambil dua kesimpulan yg mendasar yaitu:
1. Bahwa yg di maksud dg Ahlul bait di sini adalah mereka yg mengerti sunnah Rasulullah Shallallaahu alaihi was allam & perjalanan hidup beliau & orang-orang yg komitmen di dalam berpegang teguh dg sunnahnya.
2. Setelah jelas bagi kita siapa yg di maksud dg Ahlul di sini, maka penyaebutan merela bergandengan dg penyebutan kitabullah itu kedudukannya seperti penyebutan sunnah khulafaurrosyidin beriringan dg sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salalm, sedangkan kita mengetahui bahwa bahwa penyebutan sunnah mereka dg sunnah Rasul adalah karena mereka tdk pernah beramal kecali dg sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam sehingga penisbatan suannah kepda mereka tdk berarti individu-individu mereka itu ma’shumm.
KESIMPULAN
Di sebutkan oleh Ats-tsa’labi & qodzi Iyadz bahwa mereka adalah bany Hasyim secara keseluruhan. Dan yg termasuk dalam kata gori Ahlul bait adalah sebagai berikut:
1. Keluarga Ali yaitu mencakup sahabat Ali sendiri, Fathimah (putrinya) Hasan & Husain beserta Anak turunnya.
2. Keluarga Aqil Yaitu mencakup Aqil sendiri & Anaknya yaitu muslim bin Aqil beserta Anak cucunya.
3. Keluarga Ja’far bin Abu Tholib yaitu mencakup Ja’far sendiri berikut anak-anaknya yaitu Abdullah, Aus & Muhammad.
4. Keluarga Abbas bin Abdul Muttolib yaitu mencakup Abbas sendiri & sepuluh putranya yaitu Abdullah, Abdurrahman, Qutsam, Al-harits, ma’bad, katsir, Aus, Tamam, & puteri-puteri beliau juga termasuk di dalamnya.
5. Keluarga Hamzah bin Abdul Muttalib yaitu mencakup Hamzah sendiri & tiga orang anaknya yaitu Ya’la, ‘Imaroh, & Umamah
6. Para istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa salalm tanpa kecuali.
Inilah pembahasan sekilas tentang Ahlul Bait & bagaimana sikap salaf terhadap mereka di tambah dg bantahan-bantahan terhadap subhat yg di lontarkan olah rofidlah. untuk lebih lanjut mengetahui bantahan-bantahan para ulama terhadap subhat-subhat mereka dapat di lihat dalam kitab minhajus sunnah, karya Syaikhul islam taimiyah. Mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan iman & taqwa kepada kita sehinnga kita tetap istiqomah di dalam berpegang kepda manhaj nubuwah sampi akhir hayat kita. AMIN.
(Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun V/1422H/2001M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296)
Penulis: Ahmad Hamidin As-Sidawy & diterbitkan oleh almanhaj. or. id

Tidak ada komentar: