Jumat, 10 Juni 2011

Penjabaran Makna Nama Allah Azza Wa Jalla Al-Karîm,

Penjabaran Makna Nama Allah Azza Wa Jalla Al-Karîm,

MAKNA AL-KARIM DARI TINJAUAN BAHASA
Berikut ini beberapa penjelasan para ulama pakar bahasa Arab mengenai makna al-Karîm:
Ibnu Fâris rahimahullah menyebut bahwa asal kata karom (bentuk noun kata al-Karîm) menunjukkan dua makna, salah satunya adalah kemuliaan.
Ibnu Qutaibah rahimahullah berkata, "al-Karîm artinya pemaaf. Allah Azza wa Jalla adalah al-Karîm yg memaafkan dosa para hamba-Nya yg beriman".
Al-Azhari rahimahullah mengartikannya dengan: " al-Karîm salah satu dari sifat Allah Azza wa Jalla & nama-Nya. Maknanya, yaitu dzat yg sangat banyak memiliki kebaikan, amat pemurah, pemberi nikmat & keutamaan". al-Karîm adalah nama yg mencakup segala sifat yg terpuji. Allah Azza wa Jalla adalah al-Karîm (Maha Mulia) amat terpuji segala perpuatan-Nya.
Ibnu Manzhûr rahimahullah menjelaskan: " al-Karîm salah satu dari sifat Allah Azza wa Jalla & nama-Nya. yaitu dzat yg amat banyak memiliki kebaikan, amat pemurah lagi pemberi. Pemberian-Nya tdk pernah habis. Dia-lah Dzat Yang Maha Mulia secara mutlak. al-Karîm adalah nama mencakup segala kebaikan, kemuliaan & keutamaan. Nama ini juga menghimpun segala hal yg terpuji. Allah Azza wa Jalla mempunyai nama al-Karîm (Maha Mulia) artinya amat terpuji dalam segala perpuatan-Nya, Rabb yg memiliki 'Arsy yg mulia lagi agung".
PENJABARAN MAKNA NAMA ALLAH AL-KARIM
Jika kita mencermati nama al-Karîm dalam al-Qur'ân, nama Allah Azza wa Jalla yg mulia ini terulang sebanyak dua kali. Pertama, dalam surat an-Naml/27:40:
فَلَمَّا رَآَهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
"Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: "Ini termasuk karunia Rabbku utk mencoba aku apakah aku bersyukur / mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yg bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur utk (kebaikan) dirinya sendiri & barangsiapa yg ingkar, maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
Tempat kedua, dalam surat al-Infithâr/82:6: Allah Azza wa Jalla berfirman:
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ
"Hai manusia, apa yg telah memperdaya kamu (berbuat durhaka) terhadap Rabbmu Yang Maha Pemurah".
Pada ayat surat an-Naml di atas, Allah Azza wa Jalla menceritakan tentang perkataan Nabi Sulaiman Alaihissalam saat beliau menyaksikan wujud istana ratu Balqis di hadapannya. Pemberian Allah Azza wa Jalla tersebut dinilai oleh Nabi Sulaiman guna menguji rasa syukurnya pd Allah Azza wa Jalla atas segala nikmat yg diberikan kepadanya. Lalu, ayat ini ditutup dg dua nama Allah Azza wa Jalla yg mulia al-Ghani (Maha Kaya) & al-Karîm (Maha Mulia). Kedua nama ini sangat erat dg konteks awal ayat tersebut. Siapa saja yg mau bersyukur, sikap tersebut tdk akan menambah kekayaan Allah Azza wa Jalla karena Allah Maha Kaya. Sebaliknya, barangsiapa yg tdk mau bersyukur tdk akan mengurangi kekayaan Allah Azza wa Jalla. Demikian pula, barangsiapa yg bersyukur akan mendapat balasan dari al-Karîm (Yang Maha Pemurah) balasan yg berlipat ganda. Dan barangsiapa yg tdk bersyukur, Allah Azza wa jalla tetap senantiasa memberi rezeki bagi mereka. Hal ini seperti termaktub dalam firman Allah:
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
"Jika kamu kafir maka sesungguhnya AllahMaha Kaya darimu (tidak memerlukanmu) & Dia tdk meridhai kekafiran bagi para hamba-Nya; & jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai kesyukuran itu bagimu" (az-Zumar/39:7)
Barangsiapa bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur utk (kebaikan) dirinya sendiri. Dan barangsiapa mengingkari (tidak bersyukur), sesungguhnya Allah Azza wa Jalla Maha Kaya lagi Maha Mulia. Allah Azza wa Jalla memberi bukan karena membutuhkan makhluk tapi karena Allah Azza wa Jalla mempunyai nama al-Karîm (Maha Pemurah).
Adapun pd ayat surat al-Infithâr, Allah Azza wa Jalla bertanya kepada manusia, apa yg membuat mereka teperdaya utk selalu berbuat durhaka kepada Allah Azza wa Jalla. Padahal, Allah Azza wa Jalla senantiasa mencurahkan berbagai nikmat & rahmat bagi mereka. Karena Allah bersifat Maha Pemurah terhadap seluruh manusia. Tidaklah pantas manusia berlaku demikian, karena Allah al-Karîm (pemurah) terhadap mereka.
Al-Karîm adalah yg mulia dalam segala hal, yg amat banyak pemberian & kebaikannya, baik ketika diminta maupun tidak. Nama al-Karîm menunjukkan kesempurnaan kemuliaan Allah Azza wa Jalla dalam zat & segala sifat serta perbuatan-Nya:
1. Allah Azza wa Jalla Maha Mulia dalam dzat-Nya. Tidak ada cacat sedikit pun dalam dzat Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya dzat Allah k Maha Indah.
2. Allah Azza wa Jalla Maha Mulia dalam segala sifat-Nya. Tidak ada sifat jelek pun pd Allah k . Sesungguhnya sifat-sifat Allah amat sempurna dalam segala maknanya.
3. Allah Azza wa Jalla juga Maha Mulia dalam segala perbuatannya. Tidak ada cacat dalam perbuatan Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya segala perbuatan Allah Azza wa Jalla penuh dg berbagai hikmah yg luas.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, "Nama Allah al-Karîm mencakup makna kedermawanan, juga makna kemuliaan & keluhuran, serta bermakna kelembutan & memberi kebaikan" .
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Secara global, makna al-Karîm adalah dzat yg suka memberi kebaikan yg banyak dg amat mudah & gampang. Lawannya, orang pelit yg amat sulit & jarang mengeluarkan kebaikan ".
Diantara makna al-Karîm, Allah Azza wa Jalla berbuat baik kepada seluruh makhluk tanpa sebuah kewajiban yg mesti mereka kerjakan. Semua kebaikan yg diberikan Allah Azza wa Jalla kepada makhluk adalah semata-mata atas kemurahan-Nya kepada para makhluk.
Kemudian, sebagai (cermin) sifat karom-Nya, Allah Azza wa Jalla memaafkan sesuatu hak yg wajib diserahkan kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla memaafkan dosa para hamba yg lalai dalam menunaikan kewajiban kepada Allah. Karena nama Allah al-Karîm beriringan dg nama Allah al-'Afuww (Maha Pemberi Maaf), seperti tertuang dalam sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِي اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Dari 'Aisyah radhiallahu 'anha , ia berkata: "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika seandainya aku mengetahui malam Lailatul Qadar, apa yg aku ucapkan?" Beliau bersabda: "Ucapkanlah: Ya Allah sesungguhnya engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau mencintai sifat pemaaf, maka ampunilah aku". (HR. at-Tirmidzi 5/534, & dishahîhkan al-Albâni)
Disamping itu, jika seseorang bertaubat dari kesalahannya, Allah Azza wa Jalla menghapus dosanya & menggantikan kesalahan tersebut dg kebaikan. Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
"Kecuali orang-orang yg bertaubat, beriman & mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dg kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (al-Furqân/25:70)
Begitu juga, sebagai cermin karom-Nya, Allah Azza wa Jalla senantiasa memberi, tanpa pernah terhenti pemberian-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً
"Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan utk (kepentingan)mu apa yg di langit & apa yg di bumi & menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir & batin" (Luqmân/31:20)
Demikian pula sebagai bentuk karom-Nya, Allah Azza wa Jalla memberi nikmat dari semenjak pertama meskipun tanpa diminta. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Dan berapa banyak binatang yg tdk membawa rezkinya sendiri. Allah-lah yg memberi rezki kepadanya & kepadamu & Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (al-'Ankabût/29:60)
Sebagai cermin sifat karom-Nya yg lain, Allah Azza wa Jalla memberi berbagai kebaikan tanpa mengharap pamrih, karena Allah Azza wa Jalla bersifat Maha Pemurah secara mutlak. Allah Azza wa Jalla berfirman:
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

"Aku tdk menghendaki rezki sedikit pun dari mereka & Aku tdk menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh". (Adz-Dzâriyât/51:57-58)
Termasuk pula dalam makna al-Karîm, Allah Azza wa Jalla memerintahkan para hamba-Nya utk meminta kepada-Nya & berjanji akan memperkenankan permintaan mereka. Bahkan memberitakan mengenai pemberian lain diluar permintaan mereka tersebut. Sebaliknya, akan marah kepada orang yg tdk berdoa kepada-Nya. Karena Allah itu Maha Pemurah. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Dan Rabbmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yg menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. " (Ghâfir/40:60)
Jadi intinya, pengertian nama al-Karîm adalah yg memiliki segala macam kebaikan & kemuliaan serta keutamaan.
ALLAH AZZA WA JALLA MENAMAKAN AL-QUR'AN DENGAN NAMA AL-KARIM
Allah Azza wa Jalla menyebutkan bahwa kitab suci al-Qur'ân kalamullah adalah kitab yg Karîm (mulia). Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّهُ لَقُرْآَنٌ كَرِيمٌ
"Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yg sangat mulia" (al-Wâqi'ah/56:77)
Dijelaskan oleh para ulama, alasannya karena al-Qur'ân adalah kalâmullah (perkataan Allah Azza wa Jalla), mengandung kebaikan yg begitu banyak. Di dalamnya terdapat petunjuk yg lurus, keterangan yg jelas, ilmu yg berguna & hikmah yg banyak . Segala kebaikan terjamin dg menjalankan isi Al Quran tersebut.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, "Allah Azza wa Jalla menyebutkan sifat al-Qur'ân dg sesuatu yg menunjukkan keindahan, limpahan kebaikan juga manfaat serta keagungannya. Karena al-Karîm adalah sesuatu yg sarat dg kebaikan yg amat banyak lagi agung manfaatnya. Dan al-Qur`ân sendiri, ditinjau dari segala segi merupakan yg terbaik & paling afdhal. Maka, Allah Azza wa Jalla mensifati diri-Nya dg sifat al-Karam (kemuliaan) serta mensifati kalam & 'Arasy-Nya dg sifat karam pula. Dan juga memberikan sifat tersebut sesuatu yg banyak kebaikannya & indah bentuknya. . . "
Al-Azhari rahimahullah berkata, "Al Qur'ân disebut al-Karîm karena kandungannya akan berbagai petunjuk, penjelasan, ilmu & hikmah" .
Al Qur'ân yg mulia ini dibawa oleh malikat yg mulia pula yaitu Jibril Alaihissalam, sesuai dg firman Allah Azza wa Jalla
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ
"Sesungguhnya Al Qur'ân itu benar-benar firman (Allah yg dibawa oleh) utusan yg mulia (Jibril)" (at-Takwîr/81:19).
Kemudian Al Qur'ân yg mulia tersebut disampaikan oleh malaikat yg mulia kepada rasul yg mulia pula, Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ
"Sesungguhnya Al Quran itu adalah benar-benar wahyu (Allah yg diturunkan kepada) Rasul yg mulia. . " (al-Hâqqah/69:40)
Berdasar ayat di atas, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam disebut sebagai utusan yg karîm (mulia) karena Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki akhlak yg mulia, membawa kitab yg mulia, mengajak manusia kepada segala hal yg mulia, baik dalam hal keyakinan maupun amalan.
Demikian pula, 'Arsy Allah Azza wa Jalla adalah makhluk yg mulia. Allah Azza wa Jalla berfirman:
فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
"Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tdk ada Tuhan selain Dia, Rabb (Yang memiliki) 'Arsy yg mulia. ". (al-Mukminûn/23:116)
Karena 'Arsy merupakan makhluk yg paling besar & paling tinggi di atas seluruh makhluk. Segala kemuliaan yg terdapat pd makhluk adalah atas pemberian Allah Azza wa Jalla Yang Maha Mulia. Hal tersebut menunjukkan akan kemulian makhluk tersebut di sisi Allah, melebihi makhluk-makhluk lainnya.
Surga yg dipenuhi berbagai macam kenikmatan, segala nikmat yg terdapat di dalamnya melebihi segala apa yg ada di dunia. Yang disediakan bagi orang-orang yg memiliki sifat mulia. Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yg dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yg kecil) & Kami masukkan kamu ke tempat yg mulia (surga)". (an-Nisâ/4:31)
BEBERAPA PELAJARAN YANG DAPAT KITA AMBIL MELALUI NAMA ALLAH AZZA WA JALLA AL-KARIM
Selanjutnya, berikut ini beberapa pelajaran yg bisa kita ambil dari mengetahui & memahami makna nama Allah Azza wa Jalla al-Karîm. Perkara ini merupakan tujuan yg sesungguhnya bagi seorang muslim ketika memahami nama-nama Allah Azza wa Jalla tersebut. Agar nama al-Karîm benar-benar memberikan pengaruh positif bagi peningkatan iman & perbaikan ibadah & akhlak seorang muslim dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan memahami makna nama Allah Azza wa Jalla al-Karîm akan menumbuhkan sifat-sifat yg mulia dalam diri seorang muslim, diantaranya:
1. Menanamkan sifat mulia dalam diri seorang muslim, karena Allah Maha Mulia & mencintai orang yg bersifat mulia.
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, "Makhluk yg paling dicintai Allah Azza wa Jalla adalah orang yg mampu menghiasi diri dg sifat yg merupakan penjabaran dari sifat-sifat Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla Maha Mulia makam Dia Azza wa Jalla mencintai orang yg memiliki sifat mulia dari para hamba-Nya" .
2. Menanamkan sifat pemurah dalam diri seorang muslim. Karena diantara makna al-Karîm adalah Maha Pemurah. Tentu Allah Azza wa Jalla amat mencintai orang yg bersifat pemurah. Dan Allah Azza wa Jalla membenci orang yg bersifat kikir. Allah Azza wa Jalla berfirman:
هَا أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ
"Ingatlah, kamu ini orang-orang yg diajak utk menafkahkan (hartamu) pd jalan Allah. Maka di antara kamu ada yg kikir, & siapa yg kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yg Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yg berkehendak (kepada-Nya); & jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dg kaum yg lain; & mereka tdk akan seperti kamu ini". (Muhammad/47:38)
3. Menumbuhkan rasa cinta yg dalam pd diri seorang muslim kepada Allah Azza wa Jalla . Karena Allah Azza wa Jalla bersifat Maha Pemurah. Allah Azza wa Jalla memberi nikmat tanpa batas kepadanya meskipun tanpa diminta.
4. Wajibnya memuliakan kitab Allah Azza wa Jalla, al-Qur'ânul Karîm. Karena, al-Qur'ân adalah kalam Allah Azza wa Jalla yg mulia, yg diturunkan melalui perantara malaikat yg mulia kepada Rasul yg mulia.
5. Wajibnya memuliakan malaikat-malaikat Allah Azza wa Jalla, diantaranya malaikat Jibril. Barang siapa yg membencinya, maka ia adalah musuh Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla berfirman:
مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِلَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ
"Barang siapa yg menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril & Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir". (al-Baqarah/2:98)
6. Wajibnya mencintai para rasul Allah Azza wa Jalla. Barangsiapa yg membenci salah seorang diantara mereka, maka ia adalah musuh Allah Azza wa Jalla, sesuai dg kandungan ayat di atas.
7. Menumbuhkan sifat suka memuliakan tetangga & tamu, sesuai anjuran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
8. Menumbuhkan sifat suka pemaaf, karena Allah Azza wa Jalla menyukai sifat pemaaf.
9. Mendorong kita utk selalu berdoa kepada Allah Azza wa Jalla. Karena Allah Azza wa Jalla Maha Pemurah terhadap hamba-Nya. Allah Azza wa Jalla malu mengembalikan tangan hamba yg diangkat saat berdoa dalam keadaan kosong. Karena nama Allah al-Karîm bergandengan dg nama Allah Azza wa Jalla al-Hayiyyu sesuai dg sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut:
إِنَّ اللَّهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ.
"Sesungguhnya Allah Maha Malu lagi Maha Mulia, Allah malu apabila seseorang mengangkat kedua tangannya kepada-Nya mengembalikannya dalam keadaan kosong lagi merugi". (HR. Abu Dâwud & at-Tirmidzi, dishahihkan oleh al-Albâni)
Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan kita orang yg bersifat mulia lagi pemurah. Dan menjadikan kita orang yg mencintai segala hal yg mulia, baik berbentuk keyakinan, ucapan maupun tindakan & perbuatan. Wallahu A'lam.
(Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XII/1430H/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Alamat Jl. Solo-Puwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183, Telp. 0271-761016)
_ Footnotes.
. Mu'jam Maqâyîs Lughah (5/139)
. Ibid (5/139)
. Tahdzîbul Lughah(3/374)
. Lisânul 'Arab (12/510)
. Bayân Talbîs Jahmiyah (1/196).
. At-Tibyân: 140.
. Shahîh al-Bukhâri (4/1713)
. Tafsir al-Baghawi (8/22)
. at-Tibyân hal. 140.
. al-Wâbil ash-Shayyib hal. 49.
Penulis: Ustadz Ali Musri Semjan Putra & diterbitkan oleh almanhaj. or. id

 

Tidak ada komentar: