Jumat, 10 Juni 2011

Ahlus Sunnah Mengimani Tentang An-Nuzul (Turunnya Allah Ke Langit Dunia),

Ahlus Sunnah wal Jama’ah sepakat tentang wajibnya beriman tentang turunnya Allah Subhanahu wa Ta’ala (an-nuzul) ke langit dunia pd setiap malam. (an-Nuzul) termasuk di antara Sifat-Sifat Khabariyah Fi’liyyah. Terdapat sejumlah dalil yg menyatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala turun ke langit terendah (langit dunia) pd setiap malam. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun pd setiap malam ke langit dunia ketika tinggal sepertiga malam, seraya menyeru: ‘Siapa yg berdo’a kepada-Ku, maka Aku memperkenankan do’anya, siapa yg meminta kepada-Ku, maka Aku memberinya, & siapa yg memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku mengampuninya. ”
Abu ‘Utsman ash-Shabuni (wafat th. 449 H) rahimahullah berkata: “Para ulama ahli hadits menetapkan turunnya Rabb Azza wa Jalla ke langit terendah pd setiap malam tanpa menyerupakan turun-Nya Allah itu dg turunnya makhluk (tasybih), tanpa mengumpamakan (tamtsil) & tanpa menanyakan bagaimana turun-Nya (takyif). Tetapi menetapkannya sesuai dg apa-apa yg ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dg mengakhiri perkataan padanya (tanpa komentar lagi), memperlakukan kabar shahih yg memuat hal itu sesuai dg zhahirnya, serta menyerahkan ilmunya kepada Allah. ”
Ibnu Khuzaimah rahimahullah (wafat th. 311 H) berkata: “Pembahasan tentang kabar-kabar yg benar sanadnya & shahih penopangnya telah diriwayatkan oleh ulama Hijaz & Irak, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang turunnya Allah Azza wa Jalla ke langit dunia (langit terendah) pd setiap malam, yg kami akui dg pengakuan seorang yg mengaku dg lidahnya, membenarkan dg hatinya serta meyakini keterangan yg tercantum di dalam kabar-kabar tentang turunnya Allah Azza wa Jalla tanpa menggambarkan kaifiyahnya (bagaimananya), karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memang tdk menggambarkan kepada kita tentang kaifiyah (cara) turunnya Khaliq kita ke langit dunia & beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya memberitahukan kepada kita bahwa Rabb kita turun. Sementara itu, Allah Azza wa Jalla & Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tdk menjelaskan bagaimana Allah turun ke langit dunia. Oleh karena itu, kita mengatakan & membenarkan apa-apa yg terdapat di dalam kabar-kabar ini perihal turunnya Rabb, tanpa memaksa-kan diri membicarakan sifat & kaifiyatnya, sebab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memang tdk mensifatkan kepada kita tentang kaifiyah turun-Nya.
Lalu setelah itu Ibnu Khuzaimah pun menyebutkan sejumlah hadits yg berisi keterangan tentang hal itu, yaitu hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu di atas.
Hadits-hadits yg memuat pengertian seperti ini banyak jumlahnya, bahkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sampai menuliskan tentang hal tersebut secara khusus dalam bagian kitabnya Syarah Hadiitsin Nuzuul. Dan di antara yg dikatakan dalam kitabnya itu adalah: “Sesungguhnya pendapat yg mengatakan tentang turunnya Allah pd setiap malam telah tersebar luas melalui Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam & para Salafush Shalih serta para Imam ahli ilmu & ahli hadits telah sepakat membenarkannya & menerimanya. Siapa yg berkata dg apa yg dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka perkataan itu adalah haq & benar, kendati ia tdk mengetahui tentang hakekat & kandungan serta makna-maknanya, sebagaimana orang yg membaca Al-Qur-an tdk memahami makna-makna ayat yg dibacanya. Karena, sebenarbenar kalam adalah Kalam Allah (Al-Qur-an) & sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (As-Sunnah).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan perkataan ini & yg semisalnya secara umum, tdk mengistimewakan seseorang atas orang lain, & tdk pula disembunyikannya dari seseorang. Sedangkan para Sahabat serta para Tabi’in menyebutkannya, menukilnya, menyampaikannya & meriwayatkannya di majelis-majelis khusus & umum pula, yg selanjutnya dimuat dalam kitab-kitab Islam yg dibaca di majelis-majelis khusus maupun umum, seperti Shahiihul Bukhari, Shahiih Muslim, Muwaththa’ Imaam Malik, Musnad Imaam Ahmad, Sunan Abi Dawud, Sunan at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa-i, & yg semisalnya. ”
Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata:
“Bahwasanya Allah turun pd setiap malam ke langit dunia berdasarkan kabar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. ”
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah dalam kitabnya menukil perkataan Imam asy-Syafi’i rahimahullah, beliau berkata:
“Bahwasanya Allah Azza wa Jalla di atas ‘Arsy-Nya di langit-Nya, lalu mendekat kepada makhluk-Nya menurut bagaimana yg Dia kehendaki, & sesungguhnya Allah turun ke langit dunia menurut bagaimana yg Dia kehendaki. ”
Ahlus Sunnah menetapkan tentang turunnya Allah Subhanahu wa Ta’ala ke langit dunia setiap malam sebagaimana mereka menetapkan seluruh sifat-sifat Allah yg terdapat dalam Al-Qur-an & As-Sunnah. Oleh karena itu, orang-orang shalih senantiasa mencari waktu yg mulia ini utk mendapatkan karunia Allah Azza wa Jalla & Rahmat-Nya, mereka melaksanakan ibadah kepada Allah dg khusyu’, memohon ampunan kepada-Nya & memohon kebaikan di dunia & di akhirat. Mereka menggabungkan antara khauf (rasa takut) & raja’ (rasa harap) dalam beribadah kepada-Nya.
(Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i, PO BOX 7803/JACC 13340A. Cetakan Ketiga Jumadil Awwal 1427H/Juni 2006M)
__ Foote Note
. Lihat Syarah Hadiits an-Nuzuul karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, tahqiq Muhammad bin ‘Abdurrahman al-Khumaiyis, cet. Darul ‘Ashimah-th. 1414 H.
. HR. Al-Bukhari (no. 7494), Muslim (no. 758 (168)), at-Tirmidzi (no. 3498), Abu Dawud (no. 1315, 4733) & Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah (no. 492) & Ibnu Khuzaimah dalam kitab at-Tauhiid (I/280).
. Lihat ‘Aqiidatus Salaf Ash-haabil Hadits (no. 38, hal. 46) oleh Abu ‘Utsman Is-ma’il bin ‘Abdurrahman ash-Shabuni, tahqiq Badr bin ‘Abdillah al-Badr.
. Diringkas dari Kitaabut Tauhiid (I/275) oleh Imam Ibnu Khuzaimah, tahqiq Samir bin Amin az-Zuhairi, cet. I/ Darul Mughni lin Nasyr wat Tauzi’, th. 1423 H.
. Lihat Majmuu’ Fataawaa (V/322-323) oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
. Lihat Manhajul Imaam asy-Syafi’i fii Itsbaatil ‘Aqiidah (II/358).
. Lihat Ijtimaa’ul Juyuusy al-Islaamiyyah ‘alaa Ghazwil Mu’aththilah wal Jahmiyah (hal. 122) oleh Imam Ibnul Qayyim, tahqiq Basyir Muhammad ‘Uyun.
Penulis: Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas & diterbitkan oleh almanhaj. or. id

Tidak ada komentar: