Jumat, 10 Juni 2011

Seputar Ilmu Memanggil Arwah,

Seputar Ilmu Memanggil Arwah, 

Segala puji bagi Allah, shalawat & salam semoga tercurah kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihiwa sallam, keluarganya, shahabatnya serta orang-orang yg mengikuti petunjuknya.
Sungguh telah tersebar ditengah masyarakat, baik masyarakat penulis maupun masyarakat bukan penulis, satu ilmu yg dinamakan ilmu memanggil roh. Mereka mengaku bisa memanggil roh orang-orang mati dg cara yg ditemukan oleh para tukang sihir. Mereka bertanya kepada para roh kabar tentang nikmat & siksa yg dialami oleh orang-orang mati serta masalah-masalah lain yg kira-kira arwah dianggap mengetahuinya dalam kehidupan mereka (di alam kubur).
Aku telah banyak meneliti (merenungi) permasalahan ini sehingga jelas bagiku bahwa ilmu memanggil roh adalah ilmu yg batil. Dan ilmu tersebut merupakan permainan syetan yg bertujuan merusak aqidah & akhlaq, menipu kaum muslimin & menyeret mereka hingga sampai pd sikap mengaku tahu terhadap perkara ghaib dalam banyak masalah. Oleh sebab itu aku merasa perlu menulis kalimat ringkas ini utk menjelaskan kebenaran, menasehati ummat serta menyingkap penipuan terhadap manusia.
Maka aku katakan, tdk diragukan lagi bahwa masalah ini sebagaimana masalah-masalah yg lain harus dikembalikan kepada Al-Qur’an & Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Apa saja yg ditetapkan Al-Qur’an & Sunnah / salah satunya maka kita harus menetapkannya & apa saja yg dinafikan (ditiadakan) Al-Qur’an & Sunnah / salah satunya maka kitapun harus menafikannya. Sebagaimana firman Allah.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِى اْلأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرُُ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
"Hai orang-orang yg beriman, ta'atilah Allah & ta'atilah Rasul(-Nya), & ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) & Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah & hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) & lebih baik akibatnya". (An-nisa’ 59)
Masalah roh merupakan perkara ghaib yg hakikatnya hanya diketahui Allah saja. Orang tdk boleh sibuk membicarakannya kecuali berdasarkan dalil syar’i. Allah berfirman.
عَالِمَ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا إِلاَّمَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
"(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yg ghaib, maka Dia tdk memperlihatkan kepada seorangpun tentang yg ghaib itu Kecuali kepada rasul yg diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka & di belakangnya". (Al-Jin 26-27)
قُل لاَّيَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ
"Katakanlah:"Tidak ada seorangpun di langit & di bumi yg mengetahui perkara yg ghaib, kecuali Allah", (An-Naml 56)
Para ulama berbeda pendapat dalam memahami maksud roh (arwah) yg terdapat dalam Al Qur'an, surah Al-Isra’ 85.
وَيَسْئَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَآأُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah:"Roh itu termasuk urusan Rabb-ku, & tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
Sebagian ulama mengatakan, bahwa maksudnya adalah roh yg ada pd badan. Berdasarkan pendapat ini maka ayat diatas merupakan dalil bahwa roh termasuk urusan Allah, tdk diketahui oleh manusia sedikitpun kecuali yg diberitahukan oleh Allah. Karena masalah roh merupakan satu di antara sekian banyak masalah yg khusus menjadi rahasia Allah. Dia menutup persoalan ini terhadap makhluk-Nya.
Sementara itu Al-Qur’an & Sunnah yg shahih dari Rasullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menunjukkan bahwa roh orang yg sudah meninggal dunia akan tetap hidup setelah kematian jasad. Diantara yg menunjukkan hal tersebut adalah firman Allah.
اللهُ يَتَوَفَّى اْلأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ اْلأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى
"Allah memegang jiwa (roh seseorang) ketika matinya & (memegang) jiwa (seseorang) yg belum mati di waktu tidurnya; maka Ia tahan jiwa (roh orang) yg telah ia tetapkan kematiannya & Dia melepaskan lagi jiwa (roh) yg lain sampai waktu yg ditentukan" (Az-Zumar 42)
Ada riwayat yg shahih, bahwa pd perang Badar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan utk mengurus 24 orang bangkai pemuka Quraisy , mereka dilemparkan kedalam sebuah sumur busuk yg ada di Badar. Manakala beliau sudah mengalahkan kaum (Musyrikin Quraisy), beliau tinggal di tanah Badar yg menjadi lengang selama 3 malam. Setelelah beliau berada di sana pd hari yg ketiga, beliau memerintahkan utk mempersiapkan binatang tungganngannya, lalu dipasang & dikuatkanlah pelananya. Kemudian beliau berjalan diiringi oleh para shahabatnya. Para shahabat berkata, “kami tdk melihat beliau beranjak kecuali dg maksud memenuhi sebagian kebutuhannya. Sampai akhirnya beliau berdiri di sisi bibir sumur, kemudian beliau memanggil bangkai-bangkai pembesar kafir Quraisy (yang terkubur di dalam sumur) tersebut dg menyebutkan nama-nama mereka & nama bapak-bapak mereka, “Wahai Fulan bin fulan, Wahai Fulan bin fulan, Bukankah kalian akan senang jika kalian mentaati Allah & rasulNya? Sesungguhnya kami benar-benar telah mendapatkan apa yg telah dijanjikan oleh Rabb kami. Bukankah kalian juga telah benar-benar mendapatkan apa yg dijanjikan oleh Rabb kalian. ” Umar berkata, “Wahai Rasulullah kenapa anda berbicara dg jasad-jasad yg tdk memiliki roh?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Demi Dzat yg jiwa Muhammad ada di tanganNya, kalian tdk lebih baik pendengarannya terhadap apa yg aku katakan dibanding mereka, hanya saja mereka tdk mampu menjawab” (HR. Bukhari, Kitab al-Maghazi, no. 3976. Fathul Bari VII/300-301)
Juga terdapat riwayat yg shahih dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa mayit bisa mendengar suara sandal (sepatu) orang-orang yg mengantarnya ketika mereka meninggalkan (kuburan)nya.
Imam Al Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Kaum salaf telah bersepakat atas hal ini. Atsar dari mereka sudah mutawatir bahwa mayit mengetahui jika ada orang yg menziarahinya & merasa bahagia dg ziarah tersebut”.
Selanjutnya Ibnul Qayyim menukil perkataan Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu dalam menafsirkan firman Allah.
اللهُ يَتَوَفَّى اْلأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ اْلأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى
"Allah memegang jiwa (roh seseorang) ketika matinya & (memegang) jiwa (seseorang) yg belum mati di waktu tidurnya ; maka Ia tahan jiwa (roh orang) yg telah ia tetapkan kematiannya & Dia melepaskan lagi jiwa (roh) yg lain sampai waktu yg ditentukan". (Az-Zumar 42}
“Telah sampai kepadaku bahwasanya roh orang-orang yg masih hidup & yg sudah mati bisa bertemu didalam tidur (mimpi-red) kemudian mereka saling bertanya, lalu Allah menahan roh orang yg sudah mati & mengembalikan roh orang yg masih hidup ke jasadnya. ”
Kemudian Ibnul Qayyim berkata, “Sungguh pertemuan antara roh orang-orang yg masih hidup dg roh orang-orang yg sudah meninggal menunjukkan bahwa orang yg masih hidup bisa melihat orang yg sudah meninggal dalam mimpinya & menanyainya hingga orang yg sudah mati menceritakan apa yg tdk diketahui oleh yg masih hidup. Atas dasar inilah terkadang berita orang yg hidup (tentang keadaan orang yg sudah mati) bisa pas sesuai dg kenyataan. ”
Demikianlah yg dipegang oleh Salafus Shalih, yaitu roh orang-orang yg sudah mati tetap ada & bisa mendengar sampai waktu yg dikehendaki Allah. Tetapi tdk benar, kalau roh-roh itu bisa berhubungan dg orang-orang yg masih hidup selain dalam mimpi.
Begitu pula tidaklah benar pengakuan para tukang sihir tentang kemampuan mereka mendatangkan roh orang-orang mati yg diinginkan, lalu mengajaknya berbicara & bertanya-tanya (berbagai hal) kepadanya. Ini adalah pengakuan yg batil, tdk ada dalil yg menguatkannya baik dalil naqli (Al-Qur’an & Hadits-pent) maupun dalil aqli. Allahlah yg Maha Mengetahui masalah roh. Dialah yg mengatur roh. Dia pulalah yg berkuasa mengembalikan roh tersebut ke jasad manusia kapan saja Ia kehendaki. Hanya Allah yg Maha mengatur kerajaanNya & ciptaanNya, tdk ada yg bisa menandingiNya.
Sedangkan orang yg beranggapan selain itu (tidak mengakui kekuasaan Allah-pent) maka dia hanya beranggapan tanpa berdasarkan ilmu & dia berdusta kepada manusia tentang berita-berita roh yg dia sebarkannya. Hal itu mungkin utk tujuan mendapatkan harta / utk menunjukkan kemampuannya yg tdk dimiliki orang lain / utk menipu manusia dg maksud merusak agama & akidah mereka.
Apa yg diaku-aku oleh para dajjal ini, yaitu memanggil roh-roh sebenarnya adalah roh-roh syetan. Mereka memberikan pelayanan kepada syetan-syetan itu dg cara menyembahnya & memenuhi permintaannya. Roh-roh syetan tadi membantu para dajjal ini dg bantuan yg diminta dg cara berdusta & berbuat dosa dalam menjiplak nama orang-orang mati yg dipanggil para dajjal itu. Allah berfirman.
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَافَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَايَفْتَرُونَ . وَلِتَصْغَى إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لاَيُؤْمِنُونَ بِاْلأَخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَاهُم مُّقْتَرِفُونَ
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia & (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yg lain perkataan-perkataan yg indah-indah utk menipu (manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tdk mengerjakannya, maka tinggalkan mereka & apa yg mereka ada-adakan. Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yg tdk beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya & supaya mereka mengerjakan apa yg mereka (syetan) kerjakan". (Al-An’am 112-113)
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَامَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُم مِّنَ الإِنسِ وَقَالَ أَوْلِيَآؤُهُم مِّنَ اْلإِنسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَآ أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلَتْ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَآ إِلاَّ مَاشَآءَ اللهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
"Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Allah berfirman):"Hai golongan jin (syetan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia:"Ya Rabb kami, sesungguhnya sebahagian dari pd kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) & kami telah sampai kepada waktu yg telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman:"Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal didalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui". (Al-An’am: 128)
Para Ulama tafsir menyebutkan, kesenangan jin terhadap manusia ialah karena pengabdian manusia kepada jin, dg cara memberikan sesajian binatang sembelihan, bernadzar & meminta-minta kepada jin. Sedangkan kesenangan manusia terhadap jin ialah karena pemenuhan jin terhadap kebutuhan yg diminta manusia, & juga karena pemberitaan jin kepada manusia tentang beberapa perkara ghaib yg diketahuinya / yg berhasil ia curi dengar / yg hanya sekedar kedustaan yg dibuat-buat mengenai banyak persoalan yg rumit. Dan kedustaan inilah yg justeru paling banyak (dilakukan oleh jin).
Sekalipun sekiranya kita memastikan bahwa para tukang sihir itu tdk mendekatkan diri kepada roh (syetan) yg mereka datangkan dg suatupun dari bentuk peribadatan, tetap saja hal itu tdk menunjukkan halal & kebolehannya berhubungan dg para roh syetan tersebut. Karena meminta kepada syetan, peramal, tukang tenung & ahli nujum dilarang menurut syari’i. Dan mempercayai apa yg mereka beritahukan merupakan larangan yg paling keras & dosa paling besar bahkan ini merupakan cabang kekufuran, Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً
"Barangsiapa yg mendatangi tukang ramal lalu bertanya tentang sesuatu, tdk diterima shalatnya selama 40 malam"
Dalam Musnad Imam Ahmad & kitab-kitab Sunan, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda.
مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ n
"Barangsiapa yg mendatangi tukang tenung & membenarkan apa yg dia ucapkan maka sesungguhnya dia telah kafir terhadap yg apa yg diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam".
Banyak hadits serta atsar (perkataan shahabat-pent) yg semakna dg ini. Dan tdk diragukan lagi bahwa roh-roh yg –menurut prasangka mereka- bisa mereka panggil, masuk dalam kategori yg dilarang oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebab roh-roh yg dipangggil itu sejenis dg roh-roh syetan yg menjadi pendamping tukang tenung & tukang ramal, maka hukumnya sama. Karena itu tdk boleh bertanya (meminta) kepadanya, memanggilnya & mempercayainya. Semua itu diharamkan & termasuk kemungkaran. Bahkan semua itu batil berdasarkan hadits-hadits serta atsar-atsar yg telah di dengar di muka dalam masalah ini. Di samping itu juga karena berita yg mereka ambil dari roh-roh ini termasuk perkara ghaib, padahal Allah berfirman.
قُل لاَّيَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ
"Katakanlah:"Tidak ada seorangpun di langit & di bumi yg mengetahui perkara yg ghaib, kecuali Allah". (An-Naml: 65)
Terkadang roh-roh yg mereka panggil ini adalah syetan yg menemani orang mati yg dipanggil rohnya. Lalu syetan ini memberitahukan apa yg ia ketahui tentang mayit ini semasa hidupnya sambil mengaku bahwa dialah arwah sang mayit. Oleh sebab itu tdk boleh mempercayainya, memanggilnya & menanyainya sebagaimana dalil yg telah disebutkan. Dan apa yg ia panggil itu tdk lain hanyalah syetan & jin yg membantu mereka sebagai imbalan dari persembahan yg mereka berikan kepada syetan tersebut, berupa peribadatan yg seharusnya tdk boleh ditujukan kepada selain Allah. Dengan cara demikian maka ia (orang yg memanggil arwah) sampai pd batas syirik akbar yg akan mengeluarkan sang pelaku dari Islam.
Lajnah Daimah (Dewan Tetap) Untuk Pembahasan Ilmiah & Fatwa Saudi Arabia telah mengeluarkan fatwa tentang hipnotis yg merupakan salah satu jenis mendatangkan roh. Teks fatwa itu sebagai berikut:
"Hipnotis merupakan sebentuk praktek perdukunan dg bantuan jin yg dipasang oleh si penghipnotis pd orang yg di hipnotis. Lalu jin itu berbicara dg lidah orang yg dihipnotis & memberinya kemampuan utk mengerjakan sebagian pekerjaan dg kekuatan jin yg ada pd dirinya, jika jin itu benar-benar patuh terhadap si penghipnotis, sebagai imbalan dari ibadah penghipnotis kepada jin. Lalu jin itu membuat orang yg dihipnotis mentaati kemauan si penghipnotis. Ia melakukan perbuatan-perbuatan yg dimaukan oleh sipenghipnotis karena adanya bantuan jin kerpadanya (penghipnotis), jika jin tersebut berbuat jujur kepadanya.
Berdasarkan (uraian-red) itu, maka menggunakan hipnotis & menjadikannya sebagai cara utk menunjukkan letak barang yg dicuri / barang hilang / utk mengobati orang sakit / utk melakukan pekerjaan apa saja dg perantara orang yg dihipnotis, hukumnya tdk boleh bahkan termasuk syirik seperti penjelasan yg telah lewat. Di samping itu juga karena termasuk berlindung kepada selain Allah, karena tdk mempergunakan sebab-sebab (usaha-usaha) wajar yg dijadikan sebagai sebab oleh Allah yg diperbolehkan bagi para makhlukNya. (Sampai disini fatwa Lajnah Daimah)
Diantara orang yg membongkar hakikat anggapan bathil ini adalah Dr. Muhammad Muhammad Husain dalam kitabnya Ar-Ruhiyyah al-Haditsah, Haqiqatuha wa Ahdafuha. Dulunya, dia termasuk orang yg tertipu dg sulap (sihir) ini dalam waktu yg cukup lama kemudian Allah memberikan petunjuk kepadanya menuju kebenaran. Kemudian dia membongkar kebohongan anggapan tersebut setelah dia mendalami ilmu itu & tdk mendapatkan selain khurafat & kebohongan, kemudian beliau membongkar kebohongan anggapan tersebut.
Dr Muhammad Muhammad Husein menyebutkan, orang yg memanggil roh menempuh cara yg berbeda-beda. Di antaranya ada yg pemula, mereka menggunakan gelas kecil / cangkir yg digeser-geser diantara huruf-huruf yg tertulis di meja. Menurut anggapan mereka, jawaban roh yg dipanggil itu tersusun dari kumpulan urut-urutan huruf yg tergeser oleh geseran gelas / cangkir tersebut. Di antaranya lagi lagi ada yg menggunakan keranjang. mereka menaruh pena dibibir keranjang, pena ini akan menulis jawaban dari soal yg diajukan penanya. Kemudian, di antaranya lagi ada yg bertumpu pd perantara seperti halnya perantara pd ilmu hipnotis.
Dr Muhammad Muhammad Husein menyatakan bahwa ia meragukan kebenaran orang yg mengaku mampu memanggil roh. Kenyataannya, ada orang dibelakang mereka yg mendorong mereka utk berbuat semacam itu. Buktinya, ada propaganda yg bekerja utk mereka. Sehingga Koran-koran & majalah-majalah berlomba-lomba utk mengikuti berita mereka & menyebarkan pengakuan-pengakuan (bohong-red) mereka. Padahal sebelumnya media-media tersebut tdk bergairah utk (memuat-red) berita menyangkut roh & akhirat & juga media-media itu tdk pernah menyeru kepada agama / keimanan kepada Allah walaupun hanya sehari.
Beliau (Mumahammad Muhammad Husain) juga menyatakan bahwa mereka ini sangat antusias utk menghidupkan dakwah Fir’aun & dakwah-dakwah jahiliyah lainnya. Dia juga menyebutkan, orang-orang yg mempromotori ide ini merupakan orang yg sebenarnya tdk memiliki kedudukan / kehormatan lalu mereka mengangkat sendiri kemuliaan dirinya dg khayalan-khayalan. Orang yg paling terkenal mempromotori bid’ah ini adalah Oliver Lordge yg kehilangan anaknya dalam perang dunia pertama. Demikian juga pendiri lembaga Ruhiyah (menggeluti soal roh) di Mesir ; Ahmad Fahmi Abul Khair yg anaknya meninggal 1937 M setelah melewati masa penantian hadirnya anak tersebut dalam waktu cukup lama.
Dr Muhammad Muhammad Husein menyebutkan bahwa dia pernah melakukan bid’ah ini, dimulai dg cangkir & meja akan tetapi dia tdk merasa puas, sampai dg menggunakan perantara & dia berusaha melihat apa yg mereka akui sebagai penjelmaan roh / suara & mereka ceritakan sebagai bukti pengakuan mereka, namun dia tdk berhasil & begitu juga yg yang lainnya. Karena memang sebenarnya tdk ada. Itu hanyalah permainan-permainan bohong yg didasarkan pd tipu muslihat tersembunyi yg jitu utk menghancurkan agama. Sehingga tdk jauh beda dg cara-cara zionisme internasional.
Ketika Muhammad Muhammad Husein tdk puas dg pemikiran-pemikiran (ide-ide) yg merusak itu, bahkan ia dapat membongkar kebohongannya, maka ia mengundurkan diri darinya & bertekad utk menjelaskan hakikatnya kepada manusia. Ia juga mangatakan bahwa orang-orang menyimpang ini akan senantiasa menipu manusia sampai mereka berhasil mengeluarkan keimanan dari dada mereka & mengeluarkan akidah yg telah tertanam di dalam jiwa mereka. Untuk selanjutnya mereka akan diseret menuju prasangka-prasangka & khayalan-khayalan kacau yg membingungkan.
Orang-orang yg mengaku bisa memanggil roh ini tdk mengakui para rasul kecuali hanya sebagai penghubung persoalan roh saja. Sebagaimana perkataan pemimpin mereka, Arthur Findlay dalam bukunya ala haafati al’alam al-atsiiri tentang para nabi, “Mereka (para nabi) adalah perantara yg paling tinggi derajatnya diantara derajat-derajat perantara lainnya. Dan mukjizat para nabi itu tdk lain hanyalah fenomena-fenomena arwah, seperti fenomena-fenomena yg terjadi di tempat pemanggilan arwah. ”
Dr Muhammad Muhammad Husein selanjutnya mengatakan, “Jika mereka gagal memanggil roh, mereka akan mengatakan, ‘perantara ini tdk berhasil / tdk bersungguh-sungguh / orang yg melihat tdk sepakat / ada diantara yg hadir masih bimbang / menentang’. Diantara anggapan mereka yg bathil adalah menganggap Jibril Alaihissallam datang ditempat perkumpulan mereka & mendo’akannya. Semoga Allah menjelekkan mereka.
Demikianlah maksud dari penjelasan Dr. Muhammad Muhammad Husain.
Dari jawaban kami di muka & dari penjelasan Lajnah Daimah serta penjelasan Dr. Muhammad Muhammad Husain tentang hipnotis, jelaslah kebohongan para pengaku pemanggil roh tentang (kemampuan) mereka mendatangkan roh orang mati, utk kemudian ditanyai tentang apa saja yg mereka inginkan. Diketahui pula! bahwa semua ini merupakan perbuatan syetan & permainan sulap yg bathil, termasuk dalam perbuatan yg dilarang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallamn yaitu termasuk bertanya kepada tukang tenung, tukang ramal, ahli nujum & orang yg semisal mereka. Dan wajib atas semua yg bertanggung jawab di Negara Islam utk melarang kebathilan ini, memusnahkannya serta memberikan hukuman terhadap orang yg melakukannya sehingga dia berhenti. Sebagaimana juga wajib atas semua pemimpin redaksi majalah-majalah Islam supaya tdk memuat & mengotori lembaran-lembaran mereka dg kebathilan ini. Kalaupun terpaksa utk memuatnya maka hendaklah sekedar utk membantah, memberitahukan kebatilannya serta memperingatkan manusia terhadap permainan syetan baik yg berwujud manusia ataupun jin serta memberi peringatan terhadap tipu daya mereka kepada manusia.
Allah Maha berkata benar, Dialah yg menunjukkan jalan kebenaran. Dan hanya kepada Allahlah permohonan diajukan, agar hendaknya Dia memperbaiki kondisi kaum muslimin serta menganugerahkan pemahaman yg baik dalam masalah agama kepada mereka. Juga agar hendaknya Allah melindungi mereka dari tipu daya orang-orang jahat & tipu daya wali-wali syetan. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas semuanya.
و صلى الله وسلم على نبينا محمد
(Diterjemahkan oleh Abu Zahra’ Marzuki Fauzi. Dari Mukhtarat Min Kitab Majmu’ Fatawa Wa Maqalat Mutanawwi’ah, Syaikh Bin Baz hal. 212 s/d 217. Pernah dimuat di media-media setempat & media-media Islam tahun 1395H)
(Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun VII/1424H/2003 Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296)
Penulis: Syiakh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz & diterbitkan oleh almanhaj. or. id

 

Tidak ada komentar: